Sinopsis Gangaa episode 306 by Meysha Lestari. Melihat Gangaa sedang berbincang-bincang dengan Sagar, palash berbablik dan melangkah peri dengan tanda tanay besar di benaknya. Sagar mengamati Gangaa dan berkata, "kau selalu mengatakan kalau kau ingin menang, tapi wajahmu tidak menunjukan itu!" Gangaa menyahut, "aku akan sangat senang jika kau membela yang benar. Kemenanganmu hari ini adalah kekalahan bagi kita berdua karena kau tidak mau meneirma kebenaran. Aku tidak bisa membuatmu mengerti bahkan setelah mencoba begitu keras."
Sagar kecewa, "kau tahu Gangaa? Apa masalahmu sebenarnya? Kau pikir hanya kau yang benar dan orang lain salah. Ini masalahmu yang paling besar..." Janvi muncul di pintu, dia melihat Sagar bicara pada Gangaa dan sangat kesal. Dia menyapa, "oh..kau ada di sini Gangaa?" Janvi mendekati keduanya, "aku senang Sagar menang dan ingin merasayakannya.." Janvi menyodorkan manisan ke mulut Gangaa dengan paksa. Sagar menghentikannya.
Janvi berkata, "kau pikir kau akan menang dari Sagar? Seorang pengacara dari London kaalah dari pengacara yang sekolah biasa di bBanaras? Itu tidak mungkin gangaa. Kau salah!" Gangaa menatap Janvi tertegun. Sagar meyuruh Janvi berhenti bicara dan mengajaknya pergi. Gangaa melarang Sagar, "biarkan Sagar! Dengar Janvi, aku bisa memberimu jawaban yang tepat. Tapi aku tidak ingin membuat drama di sini. Demi suamimu...pergilah!" Janvi mengejek Gangaa yang tidak punya keluarga dan sebatang kara. Tidak punya ayah, ibu, dan kakak. Sagar berusaha mengajaknya peri, "hentikaan Janvi, ini tempat kerjaku. Jangan membuat drama di sini!" Janvi tidak menghiraukan. Orang-orang mulai datang berkerumun.
Dia menyombongkan kedudukannya sebagai anak seorang hakim, "...aku ini anak seorang hakim dan bukan seseorang yang di bawa ke sini dari tempat yang tidak jelas..." Sagar tidak tahan. Dia menarik tangan janvi, "hentikan Janvi, ayo kita pergi!" Janvi menepis tangan Sagar, "lepaskan aku!" Janvi mengatakan kalau Gangaa coba menjebak orang kaya seperi Sagar dengan memainkan tipuan murahan seperti sepeda rusak dan sebagainya. Sagar kesal, dan bingung. Dia melihat air minum di atas meja. Dia lalu mengambil gelas itu dan menuangkan isinya ke wajah Janvi. Gangaa kaget. Janvi langsung terdiam seketika. Sagar tidak melewatkan kesempatan itu. Dengan kasar dia menarik tangan Janvi dan pergi meninggalkaan Gangaa.
Gangaa keluar dari ruang sidang dengan perasaan terganggu. Kata-kata Janvi bergema di kepalanya. Dia melihat Palash sedang berjabat tangan dengan seorang pria. Gangaa menghampirinya setelah orang itu pergi. Kata Gangaa, "tuan, aku berpikir kalau kita tidak kekurangan apa-apa, tapilain kali kita harus membuat persiapan ganda karena mereka punya uang dan bisa membuat dokumen palsu. Karena itu aku pikir kita butuh bukti yang kuat....." Palash menatap Gangaa dengan tajam, melihat itu, Gangaa menghentikan kalimatnya dan bertanya padanya, "ada apa tuan?"
Palash berkata, "hari ini, Sagar Chaturvedi tampil sangat bagus di pengadilan.." Gangaa mengangguk, dan meneruskan bicara tentang kasus sementara Palash bicara tentang Sagar, "Sagar chaturvedi berargumen dengan bagus. Dan contoh yang dia katakan sama dengan yang kau katakan di kantor. Kalian memikirkan hal yang sama..." Gangaa binggung, "mengapa tuan mengatakan itu?" Palash berkata, "mungkin ini hanya kebetulan." Gangga mengangguk. Palash tersenyum, "kau juga berpikir kalau itu kebetulan? Hebat!"
Hp Palash berdering, dia mengangkatnya. Gangaa menatap Palash yang sedang bicara di telpon dan berpikir untuk memberitahunya kalau Sagar dan dirinya adalah teman masa kecil sehingga cara berpikir mereka serupa. Setelah palash selesai menelpon, Gangaa ingin membeirtahu Palash, tapi Palash memotongnya, "kita bicara lagi nanati. AKu harus memeriksa beberapa rumah yang di sarankan kak Pulkitmu. AKu harus menemukan tempat tinggal terlebih dulu. Kita akan membicarakan ini besok." Gangaa terpaksa mengangguk, dia berniat mengatakan semuanya besok.
Nenek sedang melihat-lihat Mangga yang di bawanya dari rumah Santa. Niru datang. Nenek menanyakan jalannya persidangan. Niru dengan bangga memberitahu nenek kalau Sagar membuat semua orang terdiam di sidang. Nenek tersenyum bangga dan memujinya. Niru melihat mangga di depan nenek dan bertanya, "mengapa ibu membeli mangga sebanyak itu?" Nenek memberitahu Niru kalau semua orang di rumahnya suka mangga saat masih anak-anak, "Madhvi terbiasa memakannya ketika dia hamil. Anak-anak memiliki kulit yang bagus karena buah ini..." Niru teringat Supriya, dan tersenyum penuh arti.
Nenek beranjak kedalam untuk mengambil sesuatu. Niru menyuruh Maharaj membawa jas nya keatas. Setelah semua pergi, Niru menatap sekeliling, lalu mengambil kantong plastik dan memasukan beberapa buah mangga didalamnya. Niru membawa mangga itu ke rumah Pulkit dan meletakkannya di meja. Niru juga meletakan sebuah buku di sebelahnya. Ketika hendak peri, Niru melihat Supriya sedang berdiri menatapnya. Niru jadi salah tingkah.
Supriya mendekatinya dan mengucapkan terima kasih, "aku tahu papa yang membawakan aku mangga muda hari itu. Papa pura-pura tidak perduli, tapi aku tahu papa sangat perduli pada kami dan mencintai kami. Kau mencintai menantumu dan anakku yang belum lahir. Apakah papa tidak ingin memberkati aku?" Niru berkata, "aku akan memberkati jika ada yang minta.." Supriya lalu membungkukan badannya untuk menyentuh kakai Niru. Niru cepat-cepat menyuruhnya berdiri, "sudah..sudah.. aku memberkatimu!" Dia menyentuh kepala Supriya dengan lembut.