Sinopsis Gangaa episode 297 by Meysha Lestari. Kasihan Janvi, Sagar melampiaskan kemarahan padanya. kata Sagar dengan geram, "..papaku juga berpikir sama. Dia pikir pengacara pembela itu lebih pintar dan cerdas dari pada aku! Apakah kau sekarang senang?" Gangaa dan Supriya hanya bisa melihat dari kejauhan. Setelah puas marah-marah, Sagar mengambil mapnya dan meninggalkan meja makan. Janvi mengusap airmatanya. Maharaj Ji menatapnya dengan iba. Gangaa melangkah menyusul Sagar. Supriya memanggilnya, tapi sia-sia.
Sagar dengan kesal melempar mapnya di atas meja. Wajahnya terlihat murung dan kecewa. Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan. Sagar menoleh. Gangaa berdiri di belakangngya sambil bertepuk tangan dan senyum sarkastis, "pengacara Sagar Chaturvedi...! Kau menyusahkan semua orang hanya karena kalah di pengadilan." Sagar menegur Gangaa, "kau tak tahu apapun! Kau tak ada di sana!" Gangaa menyahut cepat, "aku ada di sana. Aku tahu segalanya." Sagar menatap Gangaa tak percaya, lalu bertanya, "apakah kau senang melihat aku di permalukan?"
Gangaa menyahut, "kau tahu diriku dengan baik. Sebenarnya adalah aku sangat senang melihatmu ada disana. Aku berdoa semoga semuanya berjalan lancar. Aku berdoa agar kau menang. Ingat semua permainan yang pernah kita mainkan di masa kanak-kanak? Aku selalu ingin kau menang. AKu selalu mendukungmu, bersorak untukmu. Aku sangat bangga padamu tadi di pengadilan. Ku pikir kau telah berubah banyak dan telah dewasa. Tapi ternyata aku salah. Kau masih Sagar yangs ama. Kau masih tidak bisa menanggung kekalahan. Kau takberubah sama sekali. Kau tak bis amelihat orang lain menang atau percaya kalau ada orang yang lebih baik darimu. Kau masih tidak percaya bahwa pengcara yang lain itu lebih baik darimu!"
Sagar tidak terima Gangaa membandingkan dirinya dengan pengacara itu. Dengan geram dia bertanya pada Gangaa, "jadikau pikir dia.. Palash banerje... lebih baik dari aku?" Gangaa menatap Sagar dengan tajam lalu menyahut dengan tegas, "ya!" Sagar terhenyak tak percaya. Gangaa menambahkan, "aku bisa saja berbohong padaku untuk membuatmu senang. AKu bisa saja mengatakan kalau pengacara yang lain itu tidak sebagus dirimu, tapi aku tidak akanbohong. AKu ingin kebaikan bagimu, aku ingin kau mendapat kemajuan.."
Sagar mendekati Gangaa, memegang kedua pundaknya dan menuntut, "mengapa kau pikir dia lebih baik dariku? Apa yang kau lihat di dirinya?" Gangaa menepis tangan Sagar dan menjawab, "dia kebih baik karena dia percaya pada otaknya dari pada hatinya. Kau harus mengatasi kelemahanmu kalau kau ingin menang!"
Sagar tertunduk sesaat seperti berpikir. Lalu tiba-tiba dengan suara lantang dia mengejek Gangaa, "Ooh..tentu saja kau menyukainya. Tentu saja kau menyukainya. Karena kau juga seperti dia. Kau tak punya hati!" Sagar menghampiri dan menunjukan jarinya kepala Gangaa, "kalau kau punya hati kau pasti memahami diriku. Kau hanya punya kesombingan dan harga diri yang berlebihan. Egomu, harga dirimu, dan pikiranmu telah mengambil alih dirimu. kau dan Palash sama saja. Itu mengapa kau melihat segalany bagus dalam dirinya dan apapun yang ada di diriku jelek!"
Gangaa menatap Sagar dan bertanya, "apakah kau sekarang merasa lebih baik setelah mengejek aku? Kau selalu melakukan hal seperti ini. kau punya masalah dengan orang lain dan melampiaskannya padaku." Sagar tidak menyahut. Dia duduk di kursi, terdiam dan menekuri meja. Gangaa berdiri di sampingnya, "maukah kau mendengarkan aku sekarang? Kau mungkin tidak percaya, tapi sebenarnya adalah aku selalu ingin kau mencapai posisi yang tinggi. AKu tidak tahan melihat orang lain mengalahkan Sagar di pengadilan. Waktu kecil aku juga tidak tahan melihatmu kalah...."
Sagar teringat masa-masa kecil mereka ketika Gangaa selalu ada untuknya dan selalu menginginkan kemenangan Sagar seperti dalam kompetisi layangan.
Gangaa berjongkok di depan Sagar dan menatapnya dengan lembut, "aku selalu ingin melihatmu menang dan tak terkalahkan. Tapi sebenarnya dan sejujurnya..orang akan belajar dari kesalahan. Ada dua sisi dari sebuah koin. Kebenaran juga punya sisi. pertama, pengacara pembela itu menang. Kedua, kau menggunakan hatimu karena itu kau kalah. Pikirkan dua kalimat ini jika ada kesempatan.."
Gangaa berdiri dan henak beranjak peri ketika Sagar memegangi ujung Saree nya. Gangaa tersentak kaku. Sagar berdiri dengan masih memegangi Saree Gangaa dia mendekat dan berkata, "kau telah menjadi begitu pintar dan bicara tentang dua sisi kebenaran. Kau tak pernah menyadari sampai hari ini bahwa ada 2 sisi kebenaran tentang kita. Memang benar kalau aku selalu melampiaskan semua kemarahanku padamu. Pernahkan kau coba mencari tahu mengapa aku melakukan itu? Aku melakukan itu karena ku pikir kau adalah milikku dan meluahkan segalanya padamu. Kita hanya marah pada orang yang kita cintai saja. Aku menikahi Janvi, menyakitimu dan balas dendam. Itu satu kebenaran. Kebenaran yang lain adalah aku sekarat karena nya. Kita berdua telah dihukum. Apakah aku benar?"