Sinopsis Gangaa episode 297 bag 2

Sinopsis Gangaa episode 297 bag 2 by Meysha Lestari.  Gangaa mengusap airmatanya. Sagar mendekati Gangaa, begitu dekat sambil terus berkata dengan suara lembut yang mendayu-dayu, "kau menarik dirimu jauh dari aku dengan memintaku agar bersumpah tapi...."Sagar menyentuh wajah Gangaa, menyibakkan rambutnya, lalu menelusuri bibirnya. Gangaa memejamkan mata, larut dalam sentuhan Sagar.

Sagar melanjutkan, "...biarpun jarak terbentang antara kita, aku masih bisa megulurkan tangan untuk menyentuhmu. Bukan tubuhmu... tapi jiwamu, kapanpun aku mau. Ini juga adalah kebenaran." Gangaa tersentak dan membuka matanya. Sagar mundur selangkah dan berkata, "aku masih bisa tenggelam dalam airmatamu bahkan setelah jauh darimu..." Sagar masih memegangi Saree Gangaa dan menariknya hingga Gangaa terpaksa melangkah mendekat. Gangaa memohon pada Sagar agar melepaskan Sareenya. Sagar bertahan. Gangaa berkata, "semua itu adalah masa lalu. TIdak akan terulang lagi. Kumohon jangan lakukan ini padaku. Jangan dorong dirimu sendiri dalam api yang akan membakar semua orang. Lepaskan aku! Kau sudah menikah sekarang!" Sagar akhirnya melepaskan Saree Gangaa. Gangaa cepat-cepat mengambil mapnya dan pergi dari kamar kerja Sagar.

 
Saat keluar dari pintu itu, Gangaa melihat Janvi berdiri kaku di luar pintu. Gangaa menatapnya dengan rasa ingin tahu dan sedikit rasa iba. Janvi menaatap Gangaa penuh kebencian. Lalutanpa berkata apa-apa dia pergi berlari ke kamarnya.

 
Janvi menutup pintu kamar dan menangis tersedu-sedu. Kata-kata Sagar bergema dalam kepalanya. Masih terngiat di telinganya bagaimana Sagar berkata tentang menyentuh jiwa Gangaa. Janvi sangat sedih, marah dan kecewa tapi tak tahu harus bagaimana. Dia hanya bisa menangis saja untuk menumpahkan emosinya.

 
Madhvi pulang dan mengetuk pintu kamar Janvi. Janvi cepat-cepat menghapus airmatanya. Dengan pura-pura tak terjadi apa-apa dia membuka pintu dan bertanya dengan ketus pada Madhvi, "ada apa? apa ada yang harus aku kerjakan?" Mahdvi menyangkal, "tidak ada apa-apa. Apa yang terjadi padamu?" Janvi berohong, "tidak ada apa-apa, semua berjalan lancar seperti yang ibu katakan. Mengapa ibu cemas sekarang? Siapa yang perduli pada Janvi? Anakmu menikahi aku dan membawaku kesini. Sekarang adalah masalahku bagaimanapun dia bersikap padaku. Tidak ada yang benar dengan diriku. Aku tak tahan lagi! AKu tidak ingin melihat siapapun! tolong perilah!" janvi lalu menutup pintu tepat di depan Madhvi. Dalam kamar, Janvi kembali menangis. Mahdvi jadi bingung dan prihatin, "apa yang telah terjadi pada Janvi? Dia tidak pernah bersikap seperi itu padaku sebelumnya..."

Dalam kamarnya Janvi mengamuk. Dia membuang semua barang yang ada di dekatnya. Setelah itu dia terduduk di tepi ranjang dengan lesu. Dia ingat pil yang di berikan Yash padanya. Janvi menatap pil itu...

Esok harinya, Gangaa masih berbaring di kamarnya ketika Pulkit mengetuk pintu dengan panik. Gangaa segera bangun dan membukakan pintu. Pulkit meminta Gangaa agar melihat Supriya, 'sesuatu terjadi pada kakak iparmu. AKu tak mengeri apapun..." Pulkit bergegas ke kamarnya. Gangaa mengikutinya. kamar kosong, Supriya ada did alam kamar mandi, terdengar kalau dia sedang muntah-muntah. Pulkit sangat cemas.

Pulkit memberitahu Gangaa kalau Supriya merasa pusing dan mual-mual. Pulkit dan Gangaa sama-sama cemas. Ketika Supriya keluar dari kamar mandi, mereka segera menghampirinya. Gangaa menanyai SUpriya. Supriya terlihat tenang dan tersenyum, "tidak apa-apa.."

 
Gangaa melarang Supriya bicara, dia membimbing SUpriya ke tempat tidur dan menyuruhnya berbaring. Supriya menurut sambil tersenyum kecil. Gangaa menyuruh Pulkit menghubungi dokter. Pulkit setuju. Dia mendial no telp dokter sambil ngomel, "dokter pasti akan memarahi Supriya. Dia tak mau mendengarkan aku." Begitu terdengar suara dokter di seberang sana, Pulkit langsung mengadukan Supriya. SUpriya tersenyum mendengarnya.

Pulkit memberitahu dokter kalau Supriya tidak enak badan, pusing dan muntah-muntah. Dokter menjawab kalau kondisi Supriya itu lumrah, "tidak ada yang serius..." Pulkit masih sangsi. Dokter memberitahu Pulkit kalau Supriya hamil. Supriya tersenyum. Pulkit ternganga takjub. Gangaa memeluk Supriya dengan gembira. Pulkit terlihat sangat bahagia. Gangaa mengoda Pulkit, "kau akan di panggil papa, kak." Keduanya lalu berpelukan.

 
Gangaa menatap Pulkit dan Supriya bergantian, "kalian berdua telah memberi aku kabar bahagia hari ini sampai aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. AKu akan memberitahu tuan dan nyonya kabar gembira ini...!" Gangaa hendak berlari pergi tapi Pulkit menghentikannya, "tidak Gangga! Jangan beritahu mereka. Mereka tidak perduli dengan kita kenapa pula mengikutikan mereka dalam kebahagiaan kita?"

Gangaa terlihat kecewa, "sekarang bukan saatnya terjebak dalam masa lalu, kak. Kita berdua tidak punya petunjuk atau pengalaman tentang ini. Hanya nyonya dan nenek yang bisa mengurus kakak ipar." Pulkit tetap berkeras. Setelah Pulkit pergi, Gangaa menghampiri Supriya. Supriya berkata, "kalau Pulkit tida mau memberitahu mereka maka kita tidak akan mengatakannya." Gangaa menyahut dengan nada menyesalkan, "tapi ini berita besar. Semua orang punya hak untuk mengetahuinya dan menjadi bagian dari ini semua....!" SInopsis Gangaa e[pisode 298 by Meysha Lestari
 
PREV  1  2  NEXT