Sinopsis Gangaa episode 305 by Meysha lestari

Sinopsis Gangaa  episode 305 by Meysha lestari. Niru benar, Sagar tidak akan menolak permintaannya. Dengan terpaksa, Sagar menjadikan Janvi asistennya. Dia memberi pengarahan dan penjelasan pada Janvi tentang kasus yang di hadapinya. Sagar menyuruh Janvi membaca berkas kasus. Janvi mecoba untuk membacanya, tapi tidak bisa kosentrasi karena obat yang di minumnya. Madhvi datang untuk membawakan teh. Sagar tersenyum melihat ibunya dan mengucapkan terima kasih.

Di sisi lain, Gangaa dan Palash juga sedang membahas kasus. Mereka terlihat sibuk membaca berkas dan berdiskusi.
Janvi duduk sambil memegang berkas di tangannya. Tapi dia tidak membaca, hanya melamun. Melihat itu Sagar menegurnya, “Janvi, sudah kau baca dokumen itu dan kau garis bawahi point-point pentingnya??” Janvi terdiam. Sagar mengulang pertanyaannya lagi, “Janvi,..” Janvi menoleh dengan gugup. Sagar mendekati Janvi dan melihat berkas file di tangan Janvi yang masih utuh belum di apa-apakan.  Sagar kesal, karena Janvi tidak melakukan apa yang dia suruh. Akhirnya Sagar terpaksa membaca sendiri berkas itu dan menggaris bawahi hal-hal penting yang ada di dalamnya.

Sagar tertidur di kursi sambil mendekap file di dada. Janvi datang membawakan teh. Janvi membangunkan Sagar. Sagar tersentak. Janvi bertanya, ‘kau tidur di kamar kerja setiap hari. Sampai kapan akan begini terus?” Sagar tidak menjawab, dia malah balik bertanya, “kau sudah siap untuk besok?” Janvi terlihat gugup. Sagar ingin memeriksa ulang segalanya, “sudah membaca kasus itu. Tanyakan beberapa pertanyaan padaku yang kira-kira akan lawan tanyakan padaku besok.” Sagar menyerahkan file pada Janvi. Janvi terlihat ragu, “tapi Sagar….” Dalam hati dia berkata, “aku sama sekali  tidak membacanya…”

Janvi coba menanyakan sesuatu dengan terbata-bata dan ragu. Ada kecemasan dan takut dalam nadanya. Sagar tidak sabar melihat itu dan merebut kembali file itu dari tangan Janvi, “lupakan saja! Aku membuat kesalahan dengan meminta dirimu membantuku. Aku seharusnya pergi pada papa..” tak pamit, Sagar peri meninggalkan Janvi. Janvi sendiri merasa heran atas apa yang terjadi pada dirinya.

Gangaa menanyakan sesuatu pada Palash, “tuan, bagaimana kita bisa yakin kalau Rantox adalah perusahaan yang sama yang menjual obat terlarang?” Palash menunjukan sebuah foto, “lihat ini, dia adalah karyawan Malhotra. Sebuah truck penuh dengan opium telahtertangkap minggu yang lalu…”

Gangaa memberi alasan kalau itu di gunakan sebagai bahan pembuat obat, pasti semua orang akan tahu. Palash bertanya, “apa maksudmu?” Ganga mengambil bungkusan biskuit dan menunjukan daftar komposisi nya di bagian belakang, “lihat ini tuan, di bungkus binskuit ini tertera semua komposisi bahan yang di gunakan dalam pembuatannya. Ada gula, tepung, dsb. Bagaimana jika mereka mengatakan kalau opium yang di bawa truck itu memang dibutuhkan untuk membuat obat?” Palash mengatakan kalau kuantitas/jumlah yang di sita polisi melebihi jumlah yang di perolehkan, “bukti ini akan mendukung kita nanti di pengadilan.”

Sagar bicara pada Niru tentang kasusnya. Niru memberitahu Sagar tentang truck rantox berisi opium yang di tangkap polisi minggu lalu. Niru meminta sagar agar menyelidiki kasus itu dengan seksama, “aku sudah bilang padamu agar mencaridetail dari hal-hal kecil yanga da dalam kasus itu. Tapi kau tidak mengidahkan nasehatku. Hanya dengan cara itu kau bisa menemukan cara untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Kau harus menyiapkan segalanya dnegan baik.” 

Sagar dan Janvi dalam perjalanan ke pengadilan. Sagar menyentir, dan Janvi duduk di sebelahnya. Janvi meminta maaf pad aSagar, “aku tahu Sagar, aku tidak bisa menangani tekanan kasus ini tapi aku akan berusaha sebaik-baiknya untuk menjadi asisten yang baik.” Janvi memegang botol pil dalam tasnya sambil membantin, “aku harap, aku tidak membutuhkannya. Aku merasa lemah dan mengantuk setelah meminumnyaa. Aku harus tetap terjaga untuk membantu Sagar.”

Mobil sedang melaju, ketika Sagar melihat Gangaa sedang jongkok di tepi jalan coba memperbaiki rantai sepedanya yang lepas. Sagar segera menghentikan mobilnya. Janvi bertanya dengan heran. Tapi saat dia melihat Gangaa, janvi sadar apa yang akan di lakukan Sagar. Sagar turun dari mobil dan membantu Gangaa. Janvi terlihat kesal.

Sagar coba memasangkan rantai sepeda, tapi gagal. Gangaa meminta Sagar membiarkannya, “biar saja, Sagar. Aku akan melakukannya.” Gangaa memegang tangkai pedal di saat yang sama dengan Sagar. Tangan mereka bersentuhan. Keduanya sama-sama kaget dan sling tatap. Janvi melihat itu. Janvi teringat perkataan Sagar pada Gangaa di kamar kerja malam itu. Dengan marah, Janvi pindah duduk di belakang kemudi dan melaju pergi. Sagar berteriak memanggilnya. Tapi Janvi tidak peduli.

Sagar terlihat bingung campur kesal. Sepeda Gangaa masih rusak. Gangaa mengingatkan Sagar kalau waktu persidangan sudah dekat. Sagar coba mencegat becak, tapi ternyata ada penumpangnya. Gangaa menyuruh Sagar peri lebih dulu, “penting bagimu untuk tiba di pengadilan tepat waktu.” Sagar membalas, kalau Gangaa juga harus tiba di penagdilan. Seorang pria paruhbaya lewat sambil mengendarai sepedanya. Dia menyapa Sagar dan menawarkan sepedanya, “pakailah sepedaku, aku akan memperbaiki sepedamu dan menyerahkannya padamu nanti.” Sagar setuju dengan ususlnya.

PREV  1  2