Sinopsis Gangaa episode 308 bag 3 by Meysha Lestari. Sampai dikamar, Ganga mengunci pintu dan menutup semua jendela. Lalu terduduk di depan pintu sambil menangis. Kata-akat Sagar kembali bergema di kepalanya. Gangaa teringat bagaimana dirinya telah menampar Sagar. Gangaa menghukum diri sendiri atas hal itu dengan menampar wajahnya menggunakan tangan yang sama.
Dikamarnya, sagar mengobrak abrik lemari untuk mencari gelang kaki. Dia menatap gelang itu dan terbayang bagaimana Gangaa telah menamparnya. Sagar keluar kamardan membuang gelang itu ke halaman. Janvi melihatnya, dia memunggut gelang itu dan tersenyum senang.
Sagar kembali ke kamarnya dan terkejut melihat kamarnya telah dihias dengan kelopak bunga dan lilin. Sagar menatap sekeliling dengan heran. Janvi masuk dan segera mengunci pintu. Saat Janvu melangkah, Sagar mendengar suara gelang kakinya. Sagar menanyainya, "janvi..apa ini?" Janvi tidak menjawab, dia mendorong tubuh Sagar ke tempat tidur dan menindihnya dari samping, "aku tahu kau ingin jarak yanga da diantara kita berakhir. Ini adalah ungkapan cintaku padamu.." Sagar mendorong tubuh Janvi dan bergegas bangkit, "apakah kau gila?" Janvi mengangguk, "aku memang gila. Akutahu kau sangat marah. AKu akan membuatmu bahagia. Lupakan segalanya, lupakan Gangaa! Hanya ada aku dan aku saja hari ini..."
Sagar menghindari jauhd ari Janvi, "sadarlah janvi, apa yang kau inginkan dariku?" Janvi memeluk Sagar, "kau yang bilang kalau kau membutuhkan aku!" Sagar menepis pelukan janvi dan terlihat kesal, "kau salah paham. Maksudku aku ingin kau menjadi temanku saja. Sekarang menjauhlah dariku!" Sagar henak melangkah pergi, tapi Janvi beraoh kakinya dan berlutuh di depan Sagar sambil memohon, "tolonglah Sagar, kau tidak boleh menghina cintaku seperi ini. Segalanya akan berakhir kalau kau peri. AKutidak bisa hidup tanpamu. jangan tingalkan aku!" Sagar meminta Janvi melepaskan kakinya. Janvi menolak.
Sagar kemudian membantu Janvi berdiri dan bertanya, "mengapa kau melakukan semua ini pada dirimu sendiri? mengapa kau melukai harga dirimu dengan menangis dan memohon padaku? Akan lebih baik kalau kau meninggalkanku dengan anggun daripada memohon padaku seperti ini. Setidaknya aku akan menghormatimu karena itu. Kalau begini, aku hanya bisa merasa kasihan padamu!" Janvi menjawab kalau dirinya tidak keberatan, "aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku!" Sagar menyahut cepat, "tapi aku tidak mencintaimu!" Janvi meminta Sagar agar mencintainya. Sagar menyahut kalau semua itu tidak tergantung padanya, "cinta tidak bisa di berikan karena rasa kasihan..." Sagar berbalik hendak peri. Janvi meraih tanganya dan bertanya, "aku tidak tahu apa yanga da pada Gangaa yang tidak kau lihat pada diriku?"
Sagar menatap janvi, "baiklah, kalau kau ingin jawaban dariku aku akan memberitahumu hari ini. Gangaa mempunyai harga diri. kau tak punya itu. Gangaa akan lebih memilih mati daripada mengemis pada siapapun untuk cinta. Ini sebabnya aku menghormatinya dan sangat mencintainya, kau tidak punya semua itu. Kaumengeri sekarang perbedaan antara dirimu dan Gangaa?" Tanpa menunggu jawaban Janvi, Sagar segera keluar kamarnya. Janvi menatap kepergian Sagar dengan perasaan kecewa, terhina dan sakit hati. DIa lalu telungkuo di tempattidur sambil menangis menyesali diri.
DI jalan yng sepi, terlihat Sagar sedang berjalan seorang diri. Kata-kata Janvi terngiang kembali di telinganya. Di tempat lain, Palash sedang melakukan pertemuan dengan beberapa orang yang bersedia menjadi saksi di pengadilan. Palash sangat senang dan berkata, "datanglah ke pengadilan besaok, aku akan menjamin keselamatan kalian." Mereka berkata kalau yang mereka lhawatirkan adalah Palash. Palash menyakinkan mereka kalau tidak akan terjaidapa-apa dengan dirinya, "aku akan menjaga diriku sendiri. Jangan khawatir."
Sagar melihat sebuah sedang berhenti tak jauh dari depannya. Sagar dengan rasa penasaran mengawasi mobil itu. Beberapa pria mendekati mobil, penumpang dalam mobil yang ternyata Malhotra turun dan memberi perintah pada ketiga orang itu. Sagar terkejut melihat malhotra, "Mr Malhotra? Apa yang di lakukannya?" Sagar bersembunyi di belakang pohon dan mengawasi Malhotra. Dia melihat Malhotra mengulurkan segepok uang pada orang-orang itu dan menunjuk ke satu arah. Sagar masih tidak tahu apa maksudnya. Setelah memberikan uang itu, Malhotra segera pergi. Sagar menatap kearah yang ditunjuk Malhotra dan bertanya-tanya, "apa yang akan terjadi?"
Sebuah sepeda motor melaju. Seseorang memukul si pengendara dengan tongkat. Pengendara motor terjatuh. Helmnya terlepas. Dia adalah Palash. Lalu muncul tiga orangyang mengeroyok dan memukuli Palash yang masih tergeletak di jalan. Salah satu dari preman itu mengangkat tubuh Palash dan menghajarnya. Sagar mengenali Palash, "Palash Banerje?" Palash tidak sanggup melawan dan tersungkur. melihat itu, Sagarsegera berlari menolongnya. Sagar menghajar para preman itu. Salahs atu dari mereka berhasil melukai bibir Sagar. Sagar marah dan menghajar mereka semua. Hingga tinggal sati preman. Sagar berkelahi sengit dengan preman itu dan hampir kalah ketika muncul pengendara motor yang teryata adalah teman-telam Palash. Kedua orang itu segera membantu Sagar menghajar si preman. Sagar menghampiri palash yang tergeletak tak sadarkan diri, "Palash...palash! Bangun Palash!.." Tapi Palash tidak bergerak sama sekali. Sagardan teman-teman Palash segera membawanya ke rumah sakit.