Sinopsis Gangaa episode 315 bag 2

Sinopsis Gangaa episode 315 bag 2 by Meysha Lestari.  DI bawah, inspektur polisi memberitahu Niru kalau dia ingin membawa jasad janvi untuk di autopsi. Niru meminta agar mereka mau menunggu hingga orang tua Janvi datang. Inspektur terpaksa menolak, "maaf, tuan. Saya harus mengikuti peraturan..." Inspektur lalu memanggil petugas medis untuk membawa jasad janvi kerumah sakit. Madhvi berteriak memanggil Janvi saat dia di bawa pergi.

Salah satu petugas yang sedang memeriksa kamar Janvi berpamitan pada temannya untuk pergi sebentar. Prabha mengintip dari balik jendela menunggu kesempatan. Inspektur melihat petugas yang turun tadi dan menegurnya. Petugas tadi mengatakan kalau dirinya akan mengambil kaos tangan di mobil. Meski sedikit kesal, inspektur mengizinkannya.

Inspektur memberitahu Niru kalau dia harus memeriksa ruangan itu, "anda tahu prosedurnya dengan baik kan?" Niru mengangguk paham, dan menawarkan pada mereka dukungan keluarganya.

Prabah masih terus mencari kesempatan untuk bisa meletakkan surat bunuh diri Janvi di kamar itu. Tapi petugas penyidik masih sibuk membuat dokumentasi TKP. Kesempatan muncul ketika si petugas menerima telpon dan pergi keluar. Prabha segera memanfaatkan kesempatan itu untuk masuk kedalam kamar dan meletakkan surat itu di atas meja.

Inspektur memberitahu Niru untuk memastikan agar tidak satu anggota keluargapun yang masuk kekamar sampai mereka selesai memeriksanya. Niru mengangguk.

Saat dia akan pergi, dia melihat Niru dan inspektur polisi datang. Prabha menjadi cemas, "dimana aku akan sembunyi? Mereka akan memeriksa seisi ruangan. Kalau seperti ini caranya, aku akan terjebak dengan cara ini."  Niru menunjukan kamar Janvi pada inspektur dan rombongan. Setelah itu dia meninggalkan mereka di sana.

Prabha berhasil kabur dari kamar Janvi tanpa ketahuan. Tiba-tiba hpnya berdering. Yash menelponnya. Prabha memberitahu Yash kalau semuanya telah selesai, "aku telah meletakkan surat itu di kamar Janvi. Tak seorangpun akan menangkapmu sekarang. Jangan telpon aku sekarang, aku akan masuk ke dalam. Jaga dirimu baik-baik!"

Jasad Janvi di bawa ke mobil ambulans. Madhvi menangis sambil memangguil namanya. Orang tua Janvi tiba. Mendenngra teriakan Madhvi memanggiol Janvi, mereka langsung histeris. Apalagi saat melihat jasad anaknya. Mahdvi menenangkan ibu Janvi, sementara Sagar memeluk ayah Janvi. Pada ayah Janvi, Sagar minta maaf, "maafkan aku, ayah. AKu tidak bisa menyelamatkannya. AKu tidak tahu mengapa dan bagaimana dia bisa nemikirkan ini."

Prabha datang. Ddia pura-pura ikut berduka atas kematian Janvi dan berkata pad mahdvi, "kakak, entah apa yang terjadi. Janvi sangat dewasa. Ini pasti sesuatu yang sangat besar. Tak seorangpun membunuh diri seperti itu..." Semua orang menangis. Orang tua Janvi berteriak histeris saat jasad Janvi di masukan ke dalam mobil dan di bawa pergi. Madhvi membimbing ibu Janvi untuk masuk kedalam. Sementara Sagar membimbing ayah janvi. Semua orang pun kembali masuk kedalam rumah.

Orang tua Janvi terpengkur di kursi sambil menangis. Madhvi coba menenangkan mereka. Prabah dan Ratan saling senggol. Niru menyuruh Madhvi mengambilkan mereka air minum. Mahdvi hendak peri ketika Supriya menawarkan diri, "ibu, biar aku saja." Madhvi mengangguk. Tapi baru beberapa langkah, Supriya terhuyun-huyun. Gangaa segera berlari menyambutnya, "kakak Supriya, ada apa? Apakah kau baik-baik saja?" Semua orang menatap heran dan khawatir pada Supriya. Niru menyuruh Supriya pergi istirahat. Dia tahu kondisi Supriya yang sedang hamil. SUpriya mengangguk. Gangaa mengantarkan Supriya ke atas.

Prabha yang menawarkan diri untuk mengambil air. Ratan yang merasa sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi, bergegas mengikutinya. Ratan menanyai Prabha, "ada apa? mengapa kau terlambat?" Prabha menjawab kalau dirinya kesulitan menemukan becak. Ratan menanyakan Yash. Prabha menajawab kalau Yash baik-baik saja. Ratab mengungkapkan kekhawatirannya kalau yash mungkin terlibat dengan sesuatu yang salah. Prabah membela yash, "anak kita tidak begitu jahat. Sana, tangani semua orang. Aku akan membawakan air." Ratan mengangguk dan pergi.

Gangaa keluar dari kamar Supriya. Dia lewat di depan kamar Sagar dan melihat garis polisi telah di pasang disana. Gangaa mendekat. Petugas sedang memotret tkp. Gangaa melihat saree yang di pakai Janvi gantung diri masih menggantung di kipas angin. Gangaa teringat terakhir kali dia melihat Janvi yang histeris karena takut pada hantu jandanya. Tanpa sengaja salah satu petugas menghidupkan kipa sangin. Gangaa hendak pergi ketika tiba-tiba angin menerbangkan surat bunuh diri Janvi. Gangaa memunggutnya. Dia membaca surat itu dan kaget setengah mati saat di sana tertulis bahwa Sagar yang bertanggung jawab atas kematiannya.

Inspektur polisi masuk kekamar Janvi dan mematikan kipas angin yang berputar. Dia berbalik dan melihat Gangaa di luar garis polisi. Inspektur menegur Gangaaa, "permisi!" Gangaa kaget, dia segera meremas surat itu dan berbalik menghadap inspektur polisi. Polisi bertanya, "apakah anda tidak tahu kalau tak seorangpun boleh datang keisni selama penyelidikan berlangsung?" Gangaa mengangguk, "saya..saya hanya mengantar kakak ipar ke kemaranya. Dia tidak sehat." Inspektur menyahut, "baiklah." lalu dia mengamati Gangaa dengan seksama dan melihat tangan Gangaa yang tersembunyi di belakang punggungnya. Dia bertanya, "apa yang ada di tanganmu?" Gangaa tegang...  Sinopsis Gangaa episode 316 by Meysha Lestari.

PREV  1  2  NEXT