Sinopsis Gangaa episode 324 by Meysha lestari

Sinopsis Gangaa episode 324 by Meysha lestari. Nenek menatap Pulkit dan Gangaa bergantian. Melihat keterdiaman keduanya, nenek menyadari kalau Sagar tidak mendapatkan jaminan, "apakah Sagar tidak mendapat jaminan?" Pulkit mengiyakan. nenek lalau menatap Gangaa dan mengejeknya dengan marah, "kau bicara banyak sepanjang waktu. Di manas Sagarku sekarang? Aku membuat kesalahan dengan mempercayaimu. Dia hanya padnai bicara. Aku gila karena telah mempercayai dia. Aku punya harapan yang besar padamu untuk pertama kalinya, tapi kau menghancurkan harapan itu! Ini yang kau lakukan sejak kau kecil.." Gangaa hanya terdiam sambil meneteskan air mata mendengar semua ejekan nenek.

Pulkit coba menjelaskan, "nenek, Gangaa sudah melakukan..." Tapi Gangaa dengan cepat memegang tangan Pulkit dan menggeleng padanya. Pulkit menarik nafas panjang dan terdiam. Madhvi melihat itu. Gangaa memberitahu nenek kalau dirinya punya keyakinan penuh akan bisa membawa Sagar pulang kerumah di sidang berikutnya, "nenek, nyonya, Sagar pasti akan di bebaskan. Anda jangan khawatir..." Nenek mengangkat tanganya di depan Gangaa, Gangaa langsung diam. Nenek berkata kalau dirinya tidak ingin membuat kesalahan lagi dengan mempercayai Gangaa. Setelah berkata begitu, nenek pergi dengan kekecewaan yang besar. Pulkit dan Madhvi tidak bisa berbuat apa-apa.

Madhvi menatap Pulkit dan Gangaa danbertanya, "apakah kalian berdua berbohong? Apakah dia baik-baik saja?" Pulkit dan Gangaa saling berpandangan. Pulkit mengangguk pada Gangaa lalu pergi di ikuti tatapan Madhvi. Gangaa mendekati Madhvi dan berkata, "nyonya, hanya harapan yang bisa membuat orang tetap hidup. Sagar akan bebas di sidang berikutnya. Percayalah padaku!"

Niru duduk termenung di kantornya dalam kegelapan. DIa memikirkan kata-kata Sagar di pengadilan. Gangaa masuk ke kamar itu dan menghidupkan lampu. Niru tersentak dari lamunanya. Dia tidak beranjak dari duduknya. Gangaa melihat Niru duduk membelakanginya dan menyapanya, "tuan...!" Niru dengan suara serak menahan tangis berkata, "Sagarku...! Kita akan kehilangan Sagar selamanya, Gangaa..." Niru menangis pilu. Gangaa juga tercekat dalam tangis. Dia menutup mulutnya dengan tangan agar tangisnya tidak keluar. Gangaa lalu menghapus airmatanya dan melangkah mendekati Niru.

Dengan penuh kasih sayang, Gangaa menghapus airmata yang mengalir di kedua pipi Niru. Lalu dia berjongkok di depan Niru sambil memegang tanganya dan berkata, "jangan mengatakan ini tuan. Kita tidak seharusnya berhenti berharap selama kita masih bernafas. Aku berjanji akan membawa Sagar kembali bagaimanapun caranya. Aku janji padamu.." Pulkit datang. Dia melihat gangaa sedang menenangkan Niru. Pulkitpun menambahkan, "mengapa pula Sagar akan di hukum ketika dia tidak melakukan sesuatu yang salah. DIa pasti akan kembali."

 
Mendengar suara Pulkit Niru kaget dan menoleh. Sesaat ayah dan anak itu saling bertatapan. Lalu niru memalingkan wajahnya. Gangaa berdiri. Pulkit melangkah mendekati Niru. Niru menatap pulkit dengan mata berkaca-kaca. Pulkit berkata, "aku tahu papa, anda marah padaku. AKu juga marah pada diriku sendiri..." Niru berdiri di hadapan Pulkit. Pulkit melanjutkan, "aku tak tahu apa yang terjadi padaku tapi sekarang aku menyadari kesalahanku. Maafkan aku. Akankah papa memaafkan aku?" Pulkit menyatukan tanganya di depan Niru memohon maaf. Niru menggenggam tangan Pulkit lalu memeluknya. Keduanya saling bertangisan. Gangaa yang melihat adegan itu juga ikut menangis haru.

Niru melepas pelukannya dan berkata, "hari ini aku mengerti betapa satu sinar harapan sangat penting bagi seseorang yang berada dalam kegelapan. AKu muali merasa lemah tapi sekarang tidak lagi. Anakku ada bersamaku! Aku semakin tua. AKu tak bisa menanggung banyak tekanan..." Pulkit memotong kata-kata Niru, "...aku ada bersamamu. Papa punya dua anak laki-laki. Sagar juga akan kembali. Kami berdua akan selalu bersamamu. Aku janji!"

Palash sedang bicara di telpon dengan ibunya sambil membaca file. Sambil terus bicara, Palash menyobek kertas-kertas di tanganya lalau membuangnya di tempat sampah tapi tidak masuk. Gangaa datang. Palash melihat kedatangan Gangaa dan memberinya isyarat agar menunggu. Gangaa mengangguk. Palash pergi ke tempat lain. Gangaa melangkah ke kursi dan melihat sobekan kertas berserakan di lantai. Gangaa memungguti kertas-kertas itu dan terkejut saat tahu itu adalah kertas file kasus Sagar. Gangaa bertanya-tanya, "mengapa tuan Palash membuangnya?"

Gangaa menyusun sobekan-spnekan kertas itu di meja. Palash melihatnya. Palash segera menghakhiri percakapannya dengan ibunya dan menghampiri Gangaa. Gangaa bertanya, "apakah tuan membuang kertas-kertas ini secara tidak sengaja?" Palash menyangkal, "aku melakukannya dengan sengaja." Gangaa tertegun, "mengapa tuan?" palash menajwab, "Sagar telah membuat pengakuan di pengadilan, tidak ada lagi yang tersisa dari kasus ini. Tidak mungkin lagi untuk menjaminnya. Semakin cepat kau mengerti maka akan semakin baik."

Gangaa bertanya, "bagaimana tuan bisa mengatakan itu? Sekarang ada banyak pertanyaan yang harus kita cari tahu jawabannya. Siapa pembunuh Janvi? Siapa raaz Bihari? Penyelidikan juga belum selesai. Mengapa tuan menyerah secepat ini?" Palash menjawab, "Sagar sudah kalah." Gangaa menyangkal, "Sagar tidak bertanggung jawab atas kematian Janvi." Palash bicara tentang buktinya, "kalau begitu mengapa dia mengakui kejahatannya kalau itu bohong? Aku tidak memahami sesuatu." Gangaa balik bertanya, "anda tidak mengerti sama sekali atau tidak mau mengerti?" Palash menoleh kearah gangaa dengan binggung, "apa maksudmu?" Gangaa melanjutkan, "apakah tuan coba mengabaikan kebenaran secara sengaja? Anda memperjuangkan kasus dari seorang pria yang mencintai wanita yang juga anda cintai. Anda ingin dia mendapatkan hukuman mati? Anda ingin dia membusuk di penjara? Anda ingin dia di hukum agar tidak ada yang merintangi jalanmu?"

 
Mendengar tuduhan Gangaa, Palash sangat marah, "kau mengatakan hal yang betul! ...terima kasih karena telah mengatakan padaku apa  yang kau pikirkan tentang aku. Ini..." Palash mengambil sobekan kertas di atas mejanya dan menyerahkannya pada Gangaa, "ini..susun kembali kertas ini baca dengan baik. Kau mahasiswa hukum. Kau akan menyadari apa yang penting dan apa yang tidak. Jika kau masih berpikir aku melakukan ini untuk balas dendam maka lebih baik aku mundur dari kasus ini... Mulai sekarang aku tidak ada hubungan dengan kasus ini ataupun dengan hidupmu!" Gangaa terhenyak mendengarnya. Palash segera memgambil telponnya dan pergi dari sana dengan kesal. Gangaa menatap sobekan kertas di tanganya...

Gangaa pulang kerumah dan menyusun kembali sobekan-sobekan kertas itu dia tas meja. Gangaa berguman, "mungkin ini tidak penting tapi ini mungkin membawa beberapa petunjuk yang dapat membantu kita dalam beberapa cara. Aku tak tahu apakah aku melakukan hal yang benar dengan mempercayainya atau tidak. AKu berharap bisa menemukan satu bukti entah bagaimana caranya. tapi dari mana aku akan mendapatkan bukti itu?"

PREV  1  2