Sinopsis Gangaa episode 326 by Meysha Lestari. Sagar menemani nenek. Nenek tertidur dalam pelukan Sagar. Perlahan-lahan dan dengan hati-hati Sagar coba menarik tanganya dari genggaman nenek. Tapi dengan cepat menggenggam kembali tangan Sagar dengan erat. Tanpa membuka mata nenek berkata, "mengapa kau melepaskan tanganku? apakah kau akan pergi?" Sagar menggeleng, "tidak. AKu di sini saja." Nenek dengan wajah berseri-seri bicara tentang masa kecil Sagar di mana dirinya selalu menyanyikan lagu pengantar tidur untuknya, "kau akan langsung tertidur tanpa perlu menunggu lama..." Sagar mengingat kenangan itu. Setitik airmata menetes di pipinya. lalu Sagar menyanyikan lagu itu, diikuti nenek. Nenek tertidur. Sagar menatapnya. Dia terkenang betapa nenek sangat memperhatikannya. Memikirkan itu Sagar menangis. Airmatanya menetes jatuh. Gangaa menadah airmata Sagar dengan telapak tanganya adagar tidak jatuh dan membangunkan nenek.
Sagar mengangkat wajahnya menatap Gangaa. Keduanya saking bertatapan. Pulkit menghampiri Sagar dan berbisik, "ibu memanggilmu untuk makan malam. Pergilah!" Sagar mengangguk. Pulkit menggantikan posisi Sagar. Saat Sagar menarik tanganya, Pulkit segera menggantikan tangan itu, sehingga saat nenek menggenggam erat tangan Sagar yang dia genggam adalah tangan Pulkit. Sebelum pergi, sekali lagi Sagar menatap nenek. Pulkit memberi isyarat agar Sagar pergi. Sagar pun pergi di ikuti tatapan Gangaa. Saat Sagar lenyap, Gangaa ternampak patung dewa di meja pemujaan. Gangaa menoleh kearah nenekd an Pulkit lalu melangkah ke meja pemujaan. DIa mengambil prasad dan melakukan sembah, lalu bergegas pergi.
Madhvi dan Supriya sedang menyiapkan meja makan. Mahdvi memanggil Maharaj Ji agar membawakan makanan kesukaan Sagar. Maharaj Ji datang. Sudha dengan prihatin mengawasi semuanya. Sagar datang. Madhvi segera menyambutnya. Dia membantu Sagar duduk di kursi dan sibuk menyiapkan makanan untuk Sagar semenatara Sagar terus menatap ibunya. Madhvi terus sibuk mengambilkan makanan untuk Sagar. Sagar menatap makanan yang di hidangkan Madhvi dan bertanya, "akankah ibu menumpahkan semua kasih sayangmu pada makanan saja?" Madhvi tertegun, "mengapa kau berkata begitu? Kau belum makan apapun sejak beberapa hari yang lalu..." Madhvi lalu melanjutkan kesibukannya. Sagar hanya terdiam menatapnya. Madhvi menatap Sagard an dengan cemas menyuruhnya makan, "Makanlah ..."
Sagar berdiri dari duduknya dan memaksa Madhvi duduk di kursi, lalu dia kembali duduk di kursinya dan berkata, "aku ingin makan dari tanganmu saja." Madhvi segera mengangguk setuju. Madhvi mencuil sedikit makanan dan hendak menyuapkannya ke mulut Sagar ketika Gangaa datang dan menarik tangan Sagar, "Sagar ayo ikut aku..." Madhvi tersentak berdiri dan memprotesnya, "Gangaa, kau tidak lihat kalau dia sedang makan? Biar dia makan dulu..!" Gangaa menolak, "tidak nyonya.." Gangaa lalu menarik tangan Sagar. Madhvi kesal, "kau gila apa? Biarkan dia makan dulu. Kau pergilah!" Gangaa berkata kalau mereka tidak punya wkatu lagi. Gangaa menarik tangan sagar. Madhvi sangat marah, "Gangaa! Sagar tidak akan pergi kemana-mana. Dia akan makan dulu!" Madhvi kembali mndudukan Sagar. Sagar bengong melihat perdebatan keduanya.
Gangaa dengan sedikit lantang mengemukakan alasannya, "dia tidak akan mati jika tidak makan satu hari nyonya!" Sudha dan Supriya kaget mendengar kata-kata Gangaa, apalagi Madhvi. Gangaa melanjutkan, "semuanya akan berakhir kalau kita kalah dalam kasus ini!" Madhvi terdiam. Gangaa menarik tangan Sagar. Sagar berdiri dan bertanya, 'kau akan membawaku kemana Gangaa?" Gangaa tidak menjawab, dia berpesan pada Sudha, "bibi Sudha, tolong jangan biarkannyonya pergi ke lantai atas. AKu harus bicara dengan Sagar tentang satu hal yang sangat penting." Lalu Gangaa menyeret tangan Sagar dengan paksa. Sagar hanya bisa menurut saja. Madhvi terlihat sangat emosi. Dia ingin menyusul Sagar dan Gangaa. Tapi Sudha menahannya, "jangan pergi. Itu pasti sesuatu yang sangat penting!" Madhvoi terlihat berpikir dan mengurungkan niatnya.
Gangaa membawa Sagar ke kamarnya. Tapi di depan kamar, Sagar menghentikan langkahnya. Wajahnya menjadi pucat dan tegang. Dia menatap kearah kipas angin dan teringat bagaimana dia melihat janvi tergantung di sana. Gangaa melihat reaksi Sagar. Sagar menaatap seisi ruangan. Semua tertata rapi. Sekali lagi dia menatap ke arah kipas angin, bayangan tubuh Janvi yang tergantung kembaliterbayang di benaknya. Dengan refleks Sagar menyentakan tanganya dari pegangan Gangaa dan melangkah mundur dengan ketakutan.
Gangaa memanggilnya, "Sagar..sagar kuatkan dirimu..." Sagar dengan tegang, takut dan suara terbata-bata berkata kalau dirinya tidak mau masuk kedalam sana, "aku tidak mau melihatnya lagi." Gangaa membujuknya, "ini sangat penting Sagar. beranikan dirimu. Kau akan menemukan cahaya jika kau mau melangkah keluar dari kegelapan ini. Aku ada bersamamu. tak akan terjadi sesuatu padamu. kau harus melakukan ini untuk menghapus noda dari namamu, untuk mendapatkan kembali kebebasanmu.." Gangaa kembali membimbing Sagar kepintu kamarnya. Sagar menurut, tapis aat ternampak kipas angin itu lagi, Sagar mundur lagi. Gangaa menahannya, "Sagar...sagar.. lihat ini, lakukan demi nenek bukan demi orang lain!" Gangaa menunjukan prasad di tanganya pada Sagar. Sagar menatap prasad itu. Gangaa memohon padanya, "kumohon Sagar!"
Gangaa kembali membimbing Sagar masuk kekamar. Sagar memberanikan diri. Sagar menatap kipas angin dan ingin berlari keluar, Gangaa menannya dan menenangkannya, "Sagar...bernaikan dirimu, tolonglah! Kau sebenarnya bunuh diri dengan menerima kejahatan yang tidak kau lakukan. oikirkan keluargamu. Kita telah kehilangan Janvi. Tidakkah kau ingin pembunuhnyaa di hukum?" Sagar kembali memberanikan diri. Bayangan janvi tergantung kembali terlintas. Sagar menjadi panik. Gangaaa menenangkannya, "cobalah untuk menginggat Sagar. kau ingin pembunuh Janvi di hukum kan?"