Sinopsis Gangaa episode 356 by Meysha Lestari.

Sinopsis Gangaa episode  356 by Meysha Lestari. Setelah pendeta memberi keputusan kapan peernikahan Sagar dilaksanakan, semua terlihat gembira.Sagar dan gangaa mendapat ucapan selamat dari anggota keluarga. madhvi memanggil Maharaj agar membawakan manisan. Mereka lalu saling menyuapi dengan senang hati. Supriya menyenggol Gangaa sambil berbamin mata menggodanya, "kau harus menunggu satu bulan lagi..." Madhvi mendekati Gangaa. Gangaa membungkuk untuk menyentuh kakinya. Madhvi memberkatinya. Madhvi berkata kalau mereka harus segera membuat persiapan, karena banyak sekali hal yang perlu mereka lakukan. Nenek menyuruh Madhvi memulainya sesegera mungkin. Madhvi mengangguk senang dan bergegas pergi untuk menelpon Niru.

Nenek melambaikan tangan memanggil Sagar. Sagar mendekat. Nenek memeluk Sagar dengan gembira. Sagar balas memeluknya dnegan perasaan yang tak kalah bahagiaanya. Prabha melirik keduanya dengan tatapan yang sulit di artikan. Dia terlihat tegang di tempat duduknya.

Sebulan kemudian...
Menjelang Pesta pernikahan Sagar dan gangaa, upacara haldi sedang berlangsung di rumah keluarga Chaturvedi. Rumah itu di hias demikian indah dan semua penghuninya berpakaian indah untuk menyambut kedatangan para tamu. Niru dan Madhvi berdiri berdampingan untuk menyalami setiap tamu yang datang. Para tamu kemudian saling bersapa dan berbincang-boncang. Prabha terlihat sedang bicara dengan mereka ketika Pulkit dan Maharaj muncul dan membicarakaan persiapan pernikahan. Pulkit bicara di telpon dengans eseorang. Dia bicara tetang kursi, pelaminan dll yang di perlukan untuk pesta pernikahan. Prabah mendengar pembicaraan itu. Dia pamit pada tamunya dan memanggil Pulkit. Pulkit menoleh. Prabah berkata, "..kita seharusnya menyewa kipas angin meja juga, selain yang ada di langit-langit.." Pulkit meminta Prabha agar tidak khawatir, "semua sudah di atur." Setelah berkata begitu, Pulkit pergi. Prabha termenung dan berguman dalam hati, "Pulkit pasti tidak tahu kalau kipas angin meja bisa menyebabkan malapetaka dalam keluarganya..."

Supriya membawa Minuman Lassi untuk para tamu dan lewat di depan Prabha. Prabha tertegun melihatnya dan menapat sebuah ide. Para tamu mengambil lassi yang di tawarkan SUpriya. Melihat itu Prabha mendekatinya dan menegurnya, "Supriya, apa yang kau lakukan? Dalam acara dan suasana baik seperi ini, warna putih membawa ketidakberuntungan. Seperi status janda Gangaa. Kalau Gangaa melihat, dia kan merasa tidak nyaman. Karena dia akan teringat pada statusnya..." Supriya hednak menyela, tapi seorang tamu memotong ucapannya. Dia setuju dengan kata-kata Prabha. Tamu yang mendengar kata-kata Prabha dan orang itu mulai mendekat dan bergosip. Madhvi dan Niru terlihat tegang dan jengah. Nenek juga berhenti mendengarkan perkataan mereka. Seorang tamu bicara tentang Gangaa yang janda dan akan menikah lagi dan mengapa keluarga Chaturvedi memilih seorang janda sebagai istri anaknya. Madhvi Dan Niru tak tahu hendak menjawab apa.

Tapi nenek yang terlihat kesal mendengar apa yang mereka bicarakan berkata, "aku yang akan memberitahumu nyonya..."  Suara nenek membuat semua orang tertegun. Niru dan madhvi menoleh dengan rasa ingin tahu. Nenek menghampiri kerumunan para tamu itu dan menatap mereka satu persatu. Terakhir nenek menatap Prabha dnegan tatapan tajam dan tidak suka. Prabah terlihat tegang.

Nenek dengan suara lembut tapi tagas berkata, "... mengapa aku memilih Gangaa sebagai istri Sagarku. Aku dulu juga tidak setuju dengan janda yang menikah lagi., Tapi pandanganku berubah seiring dengan berubahnya waktu. Dan kalian juga harus berubah. Benar sekali kalau belum ada janda yang menikah lagi. tapi itu karena masyarakat kita tidak menginginkannya. Semua orang bergosip tentang Gangaa yang janda. Gangaa jnada..gangaa janda.. tapi tak seorangpun yang boicara tentang cucuku yang juga seorang duda. Gangaa janda dan Sagar duda.. apa salahnya?" Madhvi dan Niru saling pandang tersenyum tipis.

Semua orang tertegung mendengar kata-kata nenek dan seperti menahan malu. Nenek menatap Prabha dnegan tajam dan menegurnya, "dan kau janda Ratan, putih bukan berarti tidak menyenangkan, warna ini juga merupakan lambang pengorbanan dan kesabaran yang harus di miliki seorang janda. Janda juga bisa merubah gelombang waktu..." Niru tersenyum bangga mendengar kata-kata ibunya.

Nenek mendekati Supriya dan tanpa di duga-duga mengambil segelas lassi dan meminumnya. Semua orang bengong melihat apa yang di lakukan nenek. Niru sampai melepas kaca matanya karena takjub. Supriya tertegun senang. Setelah menghabiskan satu gelas lassi, nenek memanggil Maharaj dan menyuruhnya untuk menyajikan lassi pada semua tamu. Seorang tamu yang setengah tua menegur nenek karena menghuina ritual dan tradisi. Madhvi hendak melangkah untuk membela nenek, tapi Niru menahannya, "tidak madhvi, biar nenek yang menyahutinya.."

Nenek menyahuti kata-kaata tamunya dengan senyum, "oh ya kakak, aku tidak mengorbankan apapun kecuali keyakinanku yang kuno...." Niru menghampiri nenek, "ibu...aku itu sangat bagus, karena sekarang ibu sudah menyadarinya.." Nenek terharu. Dia menatap tamunya yang setengah baya dan berkata, "lihat...apa kata ankku. Sekarang kalian ingin merestui cucuku dan pengantinya atau tidak?" Si tamu menjawab, "Kanta, kau telah mendapat dukungan keluargamu... mana cucu dan calon menantumu...kami akan memberi restu pada mereka.." nenek tersenyum mendengarnya, "mereka akans egera datang..." lalu dengan gembira nenek memeluk wanita itu. Madhvi tersenyum lega.

Ganga duduk di depan meja rias sambil memasang aksesories. terdengar ketukan di pintu dan suara seorang gadis yang menyuruh Gangaa cepat-cepat turun dan segera membukakan pintu. Gangaa menyuruhnya menunggu. Tapi gadis itu terdengar tak sabar. Dia terus mengetuk pintu dan meminta agar di bukakan pintu. Gangaa segera membuka pintu. Orang berkerudung itu segera menrobos masuk. Gangaa dengan kaget bertanya, "kau siapa?" Kerudung tersingkap, terlihatlah wajah Sagar. Gangaa bertanya dengan heran, "Sagar?" Sagar cepat-cepat menutup pintu dan korden jendela.
 
PREV  1  2