Sinopsis Gangaa episode 285 by Meysha lestari. Niru tersentak bangun. Dia terlihat sedikit bingung memikirkan mimpinya. Nenek dan Madhvi datang kekamar Niru. Nenek mengucapkan selamat padanya, "Sagar telah membawa istrinya kerumah. Dia menikahi Janvi." Niru kaget. Nenek mengangguk, "aku tahu kau punya banyak pertanyaan. Kita akan membicarakannya nanti. Semua terjadi dengan satu alasan. Jangan terlalu di pikirkan. AKu akan memanggil mereka masuk. Restui mereka saja."
Nenek memanggil Sagar dan Janvi. Sagar melangkah masuk ke kamar Niru di ikuti Janvi. Niru menatap Sagar dengan tajam. Wajah Sagar terlihat tegang, tidak ada keceriaan pengantin baru, berbeda dengan Janvi yang wajahnya terlihat sumrigah bahagia. Sagar dan Janvi menghampiri Niru. Tanpa berkata apa-apa, Sagar membungkuk untuk menyentuh kaki ayahnya. Niru mengamati Sagar. Mata Sagar berkaca-kaca. Saat dia menyentuh kaki Niru, satu tetes air mata jatuh di kakinya. Niru tersentak kaget. Sagar kembali berdiri di samping Janvi. Niru menatapnya dengan heran dan bertanya, "...dan Gangaa? Di mana dia?"
Ganga duduk diteras dengan berlinang airmata. Dia memikirkan apa yang telah di lakukan Sagar padanya, "aku tidak akan menangis. Aku harus menanggung semua ini demi ayah dan mimpinya. Walau apapun yang terjadi, aku tidak akan menangis." Gangaa mengusap airmatanya. Tiba-tiba dia merasa kalau ada orang yang menepuk kepalanya dengan lembut. Gangaa mendongak dan sangat senang saat melihat almarhum ayahnya hadir di depannya. Gangaa bergegas berdiri dan memeluk ayahnya dengan perasaan lega dan bahagia.
Ayah berkata, "sudah kubilang padamu kan, kita harus meraih bulan yang sebenarnya, bukan bayangannya." Gangaa mengangguk sedih, "aku telah melakukan itu. Bulanku adalah Sagar..." Ayah mengajak Gangaa duduk di lantai. Dia menggenggam jemari Gangaa dan berkata, "yang kau anggap bulan itu bukan bulan, itu hanya bayangan. Dia akan berubah karena situasi. Sagarmu itu bukan apa-apa, dia hanyalah ilusi." Gangaa menyangkal, "dia bukan ilusi. AKu sangat mencintainya." Ayah berkata kakau dirinya tahu itu, "tapi ini hanya keinginanmu untuk mendapatkan cinta. Kau menatap Sagar seperti seseorang yang haus akan cinta. Tuhan adalah cinta sejati. Pahami cinta sejati. Maka kau akan damai. Cahaya cinta ada dalam diri kita siang dan malam, membawa pergi semua kegelapan, semua pertanyaan. Temukan cinta itu dan dirimu yang sesungguhnya. Maka kau akan damai. Selalu ingat, gadis pemberaniku tidak butuh Sagar, atau tuan atau sindoor atau dukungan apapun. Kau hanya perlu menatap kedalam hatimu untuk menemukan jawabannya." Ayah menatap rembulan yang sedang menggantung di langit malam yang cerah. Gangaa ikut menatap kearah rembulan. Dan saat dia menoleh kembali, si ayah sudah lenyap.
Niru dan nenek duduk berdua di kamar. Mereka berbincang-bincang tetang pernikahan Sagar. Niru masih merasa ada yang salah dan tidak bisa menerima apa yang di lakukan Sagar, "apa yang di inginkan Sagar sebenarnya?" Nenek berkata, "hanya tuhan yang tahu." Nenek memberitahu Niru kalau pernikahan Sagar dan Janvi di lakukan di depan panitera saja, "aku akan memanggil orang tua Janvi. Kita akan mengadakan ritual upacara untuk mereka begitu kedua orang tua Janvi ada di sini." Niru tetap tidak bisa menerima, dia masih merasa ada yang salah. Nenek meminta Niru agar melupakannya saja, "kau juga ingin Sagar menikahi Janvi kan?" Niru menyahut, "aku hanya ingin dia bahagia. Ayah Janvi tidak akan bisa menerima penghinaan ini. Dunia ini sangat sempit. Karir Sagar akan segera berakhir. Ini yang ku takutkan. Apakah ketakutan itu membuat aku melakukan hal yang salah?"
Nenek menyangkal, "semua orang takut pada banyak hal, termasuk aku, Madhvi dan semua orang. Kita semua tahu Sagar tidak menyukai Janvi. Sagar hanya menikahi dia karena kegilaannya. Biarkan saja. Tetap tenang dan terima saja segera begitu kau bisa menerimanya." Niru merasa tidak tenang. Dia berkata, "apakah Sagar telah melakukan...." Nenek memotong ucapan Niru sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, " berdoa saja semoga pernikahan ini sukses."
Sagar dan gangaa berpapasan di koridor. Keduanya saling berpandangan. Gangaa teringat semua janji-janji yang pernah di ucapkan Sagar. Sementara Sagar teringat bagaimana Gangaa telah menyedekahkan dirinya pada ayahnya. Keduanya tidak saling bertegur sapa. Dan berpisah begitu saja.