Sinopsis Gangaa episode 312 by Meysha Lestari. Gangaa terhenyak melihat kondisi Janvi. Dia berhalusinasi melihat janda Gangaa yang berpakaian putih, padahal Gangaa yang sebenar ada bersamanya. Janvi menunjuk ke sudut di mana dia melihat janda Gangaa. Janvi berteriak mengusirnya pergi. Janda Ganga bukannya pergi tapi malah mendekati Janvi. Menurut Janvi, janda Gangaa menarik manggalsutranya, "liuhat..lihat, dia menarik mangalsutraku.." Tarik-tarikan terjadi antara janda Ganga dan janvi. Mangalsutra itupun putus, mutiara yang menjadi hiasannya berhamburan dilantai. janvi duduk memungguti mutiara-mutiara sambil menangis. Gangaa dengan sedih duduk di sampingnya dan menyentuh bahunya.
Janvi mengadu, "lihat ini! Dia selalu memecahkan sesuatu setiap kali datang. Kadang-kadang hubunganku dengan Sagar...lalu Mangalsutra ini. Lihat!" Gangaa menangis iba melihat kondisi Janvi. Gangaa coba menenangkan janvi, "tenanglah, semuanya akan baik-baik saja." Janvi menjawab, "pecahnya mangalsutra ini sangat menyakitkan. AKu sudah coba untuk memegangnnya, tapi aku tidak bisa menahannya. AKu telah kehialangan segalanya. Mutiara magalsutra telah pecah juga. Semuanya telah berakhir!" Gangaa menutupi mulutnya dalam tanggis. Dia sama sekali tak menyangkah, kondisi Janvi jadi seperti itu.
Paginya, Mehri sedang mencuci dan Maharaj sedang menyiram bunga. Mehri mengadu pada maharaj kalau Pulkit memintanya untuk bekerja di rumah Palash juga. Maharaj Ji menyahuti tapi terlihattidak tertarik. Mehri menjadi kesal. Nenek baru pulang dari Snam dan memanggil maharaj "bangunkan cucu kesayanganku. Sekaarang ini dia selalu tidur di kamar kerja Niru.." Gangaa sedang mondar mandir di balkon saat nenek mengeluh tentang dirinya, "Gangaa selalu ada di sekitar. Bagaimana Sagar akan tenang dalam hidupnya kalau seperti ini?" Untung Ganga tidak mendengar kata-kata nenek. Dia sedang teringat kata-ata Janvi semalam. Wajahnya menyiratkan kecemasan.
Maharaj Ji membangunkan Sagar dan meletakkan sesuatu di atas meja di samping sofa. Sagar segera bangun. Dia mendengarsuara bajai berhenti didepan. Dengan rasa ingin tahu dia mengintip. SUpriya turun dari Bajai sambil membawa dua tas besar. Supriya coba membawa tas itu kedalam dengan susah payah. Sagar membantunya. Supriya menyuruh dia membiarkan saja. Sagar menyahut, "jarak yang terentang adalah antara papa dan kakak. Kau adalah dan akan selalu menjadi kakak iparku." Supriya mengatakan hal yang sama, "kau juga akan selalu menjadi adik ipar bagiku. Aku menganggapmu sebagai adikku dan temanku. Bukan hanya kau, tapi juga papa, ibu dan nenek, semuanya adalah keluaragku." Supriya lalu mengeluarkan sekotak manisan dan memberikannya pada Sagar. Sagar menerima kotak manisan itu dan mengangguk. Supriya mengamati wajah Sagar dan bertanya, "tunggu Sagar, apakah kau baik-baik saja? Ada apa?" Sagar pura-puratersenyum, "semua baik-baik saja kakak ipar." tapi Supriya tidak percaya, "apa yang terjadi? katakan padaku!"
Gangaa sedang berdiri di balkon. Dia melihat anak-anak berlari sambil membawa layangan. Dia teirngat masa kecilnya ketika dia dan Sagar juga melakukan hal yang sama. Gangaaa hendak pergi ketika Supriya memanggilnya. Gangaa menoleh. Dia melihat Supriya datang sambil menggandeng tangan Sagar. Gangaa menghampiri Supriya dan menanyakan kabarnya. Supriya menjawab, "semuanya baik-baik saja di sana, tapi di sini tidak ada yang baik. Sagar ingin meminta maaf padamu. Dia sangat menyesal. DI ameminta maaf dari lubuk hatinyaterdalam. Mengapa kau tidak memaafkannya?" Gangaa menyaahut, "aku tak mau membicarakan ini kakak ipar, ku mohon!" Gangaa berbalik hendak pergi, tapi SUpriya dengan cepat menangkap tanganya, "Gangaa..! Kumohon!" Supriya menarik tangan Sagar dan Gangaa sehingga keduanya berhadapan, "..kalian berdua harus menyelesaikan masalah seperi layaknya orang dewasa. bagaimana semuanya akan terselesaikan kaalau kalian saling diam?" SUpriya menyuruh Sagar mengatakan pada Gangaa apa yang tadi dia katakan padanya.
Sagar menatap Gangaa dan mengucapkan kata maaf, "maafkan aku! AKu bisa melakukan apapaun agar kau mau memaafkan aku." Gangaa menjawab, "aku akan memaafkan mu kalau kau mau mengakhiri perbedaanmu dengan Janvi. Berikan padanya cinta yang sangat dia idam-idamkan. Janvi adalah istrimu. Anggao ini sebagai syarat atau apapun. Apakah kau akan melakuan itu untukku? Apakah kau bis memberikan cinta seorang suami pada Janvi? Aku tahu kau tidak bisa melaakukan itu. Kau hanya bisa bicaratapi tidak bisa melakukan sesuatu." Setelah berkata begitu, Gangaa hendaak berbalik pergi ketika Sagar menghentikannya, "aku terima syaratmu tapi aku juga punya satu syarat." Supriya terhenyak mendengarnya, dia menaatap Sagar, "Sagar? apa yang kau lakukan?" Sagar memohon pada Supriya agar tidak mencegahnya.
Sagar melangkah mendekati Gangaa, "jika aku menerima Janvi sebagai istriku, setuju untuk memberikan cinta seorang suami padanya, apakah kau setuju untuk menikah? Akankah kau memulai hidup yang baru?" Gangaa menjadi tegang tapi setelah terdim sejenak, dia mengangguk, "aku menerima syaratmu. Tapi pertama-tama kau harus membuktikan diri sebagai suami yang baik untuk Janvi. Aku akan memikirkannya lagi setelaah itu." Sagar setuju untuk memenuhi syarat Gangaaa, "jangan lupa syaratku!" Setelah berkata begitu, Sagar pergi dari sana.
Supriya menanyai Gangaa, "pertaruhan apa ini? Bagaimana kau akan melupakan seseorang yang ada dalam jiwamu?" Gangaa menjawab dengan mata-berkaca-kaca, "aku berohong pada Sagar untuk pertama kalinya hari ini. AKu tidak bis amemikirkan orang lain selain dirinya..." Lalu dengan sedih dia meninggalkan Supriya.