Sinopsis Gangaa episode 313 by Meysha Lestari. Setelah mene;pon ibu Palash dan berbicara tentang Gangaa, Sagar menelpon dokter dan bicara tentang Janvi. Kata Sagar, "dokter, aku inginbicara padamu tentang sesuatu yang sangat penting." Dokter bertanya, "kenapa? semua baik-baik saja kan?" Sagar menyahut, "tidak ada apa-apa. Hanya saja, Janvi, istriku...." Dokter menyangkah Janvi hamil, "aa kabar bagus?" Sagar menjawab, "tidak, hanya saja kondisinya berbeda.." Dokter setuju untuk datang sore nanti dan memeriksa kondisi Janvi. Tapi Sagar menolak, "jangan, dok. AKutidak ingin keluargaku cemas. AKu akan membawa janvi ke klinik anda." Dokter setuju, "baiklah, sekretarisku akan menghubungi mu untuk konfirmasi waktunya." Sagar mengucapkanterimakasih lalu menutup telpon.
Madhvi telah berdandan rapi dan menghampiri sagar. Dia bertanya, "Sagar, kau akan datang ke rumah Palash bersama kami kan?" Sagar menggeleng, "tidak mami. AKu akan bersama Janvi." Madhvi tersenyum senang, "dia pasti senang mendengarnya. Janvi akan bahagia. Jangan besikap tidak baik padanya kali ini ya. Kalau aku mendengar dia komplen kali ini, maka aku akan menjewer telingamu dan memukulimu." Madhvi pura-pura menarik telinga Sagar. Sagar meraih tangan Madhvi dan menggenggamnya di dada, "tidak mami, aku tidak akan melakukannya." Janvi terseyum senang dan melangkah pergi dari depan Sagar. Sagar kembali memikirkan Janvi, dia terlihat panik, "apa yang sudah kau lakukan Janvi? Aku sangat panik melihat kondisimu.."
Ibu Palash memaksa Gangaa ikut pemujaan meski Gangaa menolak. Palash menegur ibunya, "bu, jangan paksa Gangaa kalau dia tidak mau." Ibu Palash masih berkeras. Pendeta sedang mengikat mauli di tangan Gangaa ketika nenek berteriak mengagetkan. Kata nenek, "Hare Krishna, Hare Murari!.." Palash dan semua orang kaget dan menoleh kearahnya. Nenek mengecam, "apa yang terjadi? Ini pemujaan atau penghinaaan terhadap dewa? Bagaimana seorang janda duduk dalam pemujaan?" Palash dan ibunya tersentak berdiri. Ibu Palash segera mendekati nenek dan bertanya dengan heran, "siaopa yang anda bicarakan?" Nenek menunjuk Gangaa, "gadis ini, Gangaa! Kau tidak tahu kalau dia sudah menjadi janda saat masih kecil, tapi setidaknya dia tahu." Nenek menuntut Gangaa, "kau bisa memberitahu mereka kan? mengap apula kau mau mengatakannya? Sudah menjadi kebiasaanmu untuk menyebarkan ketidakberuntungan dan mencinptakan masalah." Palash bertanya pada nenek, "dadiji, mengapa berkata begitu?"
Gangaa yang menjawab, "nenek boleh mengatakan apa yang nenek inginkan. Apakah sekarang nenek senang setelah mengutukku seperti ini selalu? Ini yang selalu nenek lakukan selama bertahun-tahun. Nenek telah menjerat diri dalam pikiran lamamu dan aturan. Nenek terlalu banyak menentukan batasan. Kau bahkan melarang aku melakukan banyak hal. Aku akan peri dari sini. AKu tidak akan duduk di pemujaan ini. AKu tidak akan menciptakan ketidakberuntungan di sini. Nenek juga seharusnya melihat puja dengan berdiri agak jauh dan segera pulang setelahnya. Jangan menyentuh mauli atau tuhan meski tanpa sengaja. Ktu akan mengoncangkan singgasana tuhan, betulkan? Karena nenek juga seorang janda juga." Madhvi dan nenek terkejut mendengar kata-kaata Gangaa dan tidak sanggup membantah. Tanpa pamit, Gangaa meninggalkan rumah Palash di ikuti Supriya.
Setelah hilang terkejutnya nenek berkata pada Madhvi bahwa mereka telah mengurus Gangaa sejak dia kecil, "kita membesarkannya dan memberinya tempat tinggal. Sekarang dia menghina kita di depan semua orang dan pergi begitu saja." Nenek juga berpamitan dengan ketus dan pergi dari sana, "ayo menantu, kita pulang!" Madhvi menurut.
Sagar mendapat tellpon dari sekretaris dokter, untuk memberitahu jam berapa mereka bis datang. Sagar setuju. Gangaa pulang sambil menangis. Sagar melihat dan segera bersembunyi sambil mengintip. Supriya menyusul Gangaa. Sambil menangis Gangaa berkata, "kau lihat apa yang di lakukan nenek, bhabhi? sampai kapan aku akan menanggung semua ini? Keslahan apa yang tyelah aku lakukan pada orang sehingga aku mendapat penghinaan seperi ini sepanjang waktu? Aku menganggap rumah ini seperi rumahku sendiri, mencintai keluarga ini tapi yang kudapatkan hanyalah penghinaan dan pengabaian saja. Jika aku mendapatkan rasa hormat dan cinta dari rumah itu hari ini maka nenek tidak sanggup melihat itu juga!" Supriya coba menenangkan Gangaa. Sagar mengintip dari persembunyiannya dengan tatapan iba dan prihatin.
Ibu Palash bertanya pada anaknya, "apakah kau tahu tentang semua ini? Mengapa kau tidak memberitahu aku?" Palash menjawab, "karena aku merasa itu tidak penting. AKu tahu dia adalah janda. Dia asistenku. Bagaimana bisa kehidupan pribadinya ada hubungan dengan aku dan ibu? Dia harus menanggung semua ejekan itu karena ibu. Dia menolak duduk ddi puja tapi ibu memaksanya. Mengapa ibu lakukan itu?" Ibu Palash menajwab, "aku mulai menyukainya. AKu ingin kau menikahinya. AKu ingin dia menjadi menantuku." Palash terkejut, "apa? Bagaimana bisa ibu memikirkan ini?"
Sagar muncul dan berkata, "bibi tidak melakukan sesuatu yang salah dengan memikirkan itu." Palash tambah kaget melihat Sagar, "Sagar? Apa yang terjadi, ma?" Sagar menghampiri Palash dan bertanya, "Palash, apakah kau menyukai Gangaa? Apakah masalah bagimu kalau dia adalah seorang janda sedari anak-anak?" Palash mengaku, "ya, aku memang menyukainya." Ibu Palash sangat senang, dia mencium tangan anaknya, "Palash.. aku sangat ingin mendengarkan kalau kau menyukai seseorang. Masa lalu Gangaa tidak bukan urusanku. Aku hanya ingin kau bahagia. AKu akan menganggap diriku beruntung jika Gangaa mau datang kerumah kita senagai menantuku. AKu akan menjaganya seperi putriku.." Sagar terharu, dia teringat bagaimana reaksi keluarganya ketika dia menikahi Gangaa. Sagar berkata, "sekarang aku yakin Gangaa hanya akan mendapatkan cinta dan kebahagiaan dalam rumah ini. Dia punya hak atas semua itu tapi tak pernah mednapatkannya." Ibu Palash juga sangat gembira dan terharu. Untukmenutupi perasaannya dai pamit untuk mengambil manisan.