Sinopsis Gangaa episode 319 by Meysha Lestari. Pada nenek Gangaa berjanji kalau dirinya akan mengeluarkan Sagar dari penjara. Nenek dan semua orang tertegun melihat tekadnya.
Gangaa di kantor Yadav Ji. Dia meyakinkan Yadav kalau Sagar tidak bersalah, "dia tak mungkin melakukan sesuatu yang bisa membuat orang lain dalam masalah. Pasti ada cara untuk menyelamatkan dia." Yadav menyangkal, "masalah ini sangat rumit. AKu sudah memberitahu Niranjan Ji kalau aku tidak akan bisa membantu Sagar dalam kasus ini. Surat yang ditinggalkan Janvi membuat dia menjadi tersangka utama. DI tambah lagi keraguan yang di tujukan pada mertua jika sesuatu terjadi pada menantu sebelum 7 tahun pernikahan selesai. AKu tidak ingin ketidak adilan terjadi pada Sagar dalam kasus ini. Aku yakin ada banyak beberapa pengacara pembela yang handal dan bias membebaskan dia. Ini adalah kasus yang pasti kalah."
Gangaa memohon pada Yadav agar tidak meninggalkan kasus ini d tengah-tengah, "anda adalah teman tuan Niranjan, anda tidak bisa melakukan ini untuknya? Anda pengacara besar. Anda bisa melakukan apapun kalau mau mencoba." Tapi Yadav dengan sopan menolak, maafkan aku, Gangaa... cobalah untuk mengerti!" adav mengulurkan file Sagar kembali pada Gangaa. Gangaa mengambil file itu dan meninggalkan kantor Yadav dengan wajah sedih dan kecewa.
Madhvi dan Sudha duduk di kursi. Madhvi sedang menangis, Sudha menghiburnya. Sementara mondar mandir sambil menangis dan menyesalkan nasib Sagar. kata nenek di sela-sela tangisnya, "seseorang harus membawa cucu ku pulang kalau tidak aku akan mati.." Sudha menghampiri nenek dan memintanya agar tenang, "ini masalah untuk semua orang. Bagaimana Mahdvi bisa menenangkan diri kalau kau terpuruk seperti itu? Niranjan ji telah mencoba yang terbaik. Tak akan terjadi sesuatu pada Sagar.." Nenek mendengarkan kata-kata Sudha. Maharaj ji datang membawa nampan berisi beberapa gelas susu. Dia menawari nenek minum susu, nenek menolak. Maharaj menawari Madhvi, tapi Mahdvi juga menolak. Sudha mencoba membujuk nenek agar minum susu itu. Tapi nenek berkeras.
Pulkit membawa Supriya pulang kerumah. Madhvi melihat itu dan memanggil Pulkit, "Pulkit!" Pulkit dan Supriya menghentikan langkahnya. Madhvi bergegas menghampiri mereka dan menanyakan keadaan Supriya, "bagaimana supriya dan bayinya? apalah baik-baik saja?" Nenek, Sudha dan Maharaj ji ikut menghampirinya. Pulkit memberitahu mereka kalau SUpriya masih lemah. Nenek dengan cemas menyuruh Supriya makan sesuatu, "Maharaj ji bawakan buah-buahan ke sini. Tidak baik membiarkan perut kosong dalam keadaan seperti itu." Maharaj peri mengambil makanan.
Supriya bertanya pada nenek, "nenek, apakah nenek sudah makan?" Tak ada yang menyahut. Semua diam. Supriya menatap madhvi dan bertanya, "mami, apakah mami sudah makan?" Mahdvi juga terdiam. Nenek mengatakan kalau mereka tidak bisa menelan makanan karena anak mereka sedang kesusahan. Supriya berkata, "kalau kalian tidak makan, aku juga tidak." Supriya memberi isyarat pada Pulkit agar membawanya kekamar. Pulkit menurut. nenek dan Madhvi tak bisa berkata apa-apa, mereka hanya bisa menatap kerpegian mereka dengan tatapan khawatir. Setelah Pulkit dan SUpriya menghilang, Madhviu mendekati nenek dan berkata dengan cemas, "ibu, ini tidak benar. Supriya harus sedang mengandung dan harus menjaga bayinya. Kalau dia tidak mau makan maka...." Nenek terlihat berpikir.
Gangaa berjalan pulang sambil mendekap file Sagar. Kata-kata Yadav terngiang ditelinganya. Begitu juga bayangan Sagar meringkuk di penjara serta janji yang dia ucapakan pada nenek. Gangaa sangat bingung dan sedih, "siapa yang akan memperjuangkan kasus Sagar sekarang? Siapa yang bisa di mintai tolong? Sagar selalu bersamaku setiap kali ada masalah. Aku tak bisa melakukan apapun hari ini ketika kau berada dalam masalah. AKu tak tahu harus meminta bantuan dari siapa. Siapa yang bisa mendapatkan keadilan untukmu?"
Supriya duduk di tempat tidur. Pulkit mengulurkan obat padanya dan berkata kalau dirinya akan pergi untuk mengambil makanan. Supriya melarang. Pulkit mennayainya dengan cemas, "apa yang kau lakukan? kau harus makan.." Supriya menolak. Terdengar suara nenek berkata, "kenapa pula begitu?" Pulkit dan SUpriya menoleh. Nenek berdiri di pintu bersama Madhvi, Sudha dan Maharaj. Nenek mendekati Supriya, "jangan bersikap ceroboh. Ini bukan hanya bayimu tapi pewaris keluarga kami. Apa yang harus kami lakukan meski suamimu bertengkar dengan kami? Ini hak kami juga. Dia tidak berhak merampasnya dari kami." nene meberi isyarat pada maharaj agar mendekat. Maharaj mengulurkan nampan berisi makanan. Nenek mengambil sepotong buah dan menyororkannya pad SUpriya. SUpriya menggeleng. SUhda bertanya, "menantu, kenapa? Supriya menjawab, "tidak bibi sudha." Madhvi menegurnya, "tidak mau? nenek yang menyuruhmu dan kau tidak mau makan? Kau harus menjaga beyi dalam knadunganmu, menegrtikan kau? Ayo makan." Supriya menolak, "ibu dulu." Madhvi bertanya, "kau tidak mau?" Supriya menggeleng, "aku tidak akan makan kalau kalian semua tidak makan. Kalian harus makan dulu baru aku." Semua orang tersentuh mendengar permintaan SUpriya.
Nenek saling pandang dengan Mahdvi lalu mengangguk, "baiklah. Demi bayi yang kau kandung... baiklah!" Nenek menyuapi Madhvi sepotong apel. Madhvi mengigit apel itu. Supriya tersenyum lega. Begitu pula bibi Sudha. Nenek lalu mengambil sepotong apel lagi dan bertanya pada Supriya, "cukup?" Supriya tersenyum. nenek duduk di depan SUpriya dan hendak menyuapkan sepotong apel. Supriya masih belum membuka mulutnya. Madhvi memanggil nenek, "ibu.." lalu menyuapkan sepotong apel. Nenek mengigit apel itu. Lalu nenek menyuapi Supriya dengan tangannya. Sudha menarik nafas lega. Mahdvi tersenyum haru pada Pulkit.
Palash sedang bersiap ketika ibunya datang menghampiri. Ibu Palash membeirtahu palash kalau keluarga Sagar telah kembali, "aku bertemu Maharaj ji di pasar. Dia bilang semua orang cemas dan terguncang. Semoga tidak ada musuh yang akan memanfaatkan keadaan ini. Sagar pemuda yangs angat baik. AKu tiak percaya dia bisa melakukan hal seperti ini. Apa pendapatmu?" Palash tida menjawab pertanyaa ibunya, dia malah meminta cangkir teh di tangan ibunya.
Ibu Palash duduk di depan Palash dan menanyainya, "Palash, mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku? kau membantu dunia mendapatkan keadilan. Sagar teman baikmu dan teman masa kecil Gangaa. Maharajbilang, dia telah berkeliaran di setiap sudut kota dan bertemu dengan semua orang. Mengapa kau tidak melakukan apapun untuk mereka?" Palash menatap ibunya dan menjawba, "aku bukan pengacara mereka." Ibu Palash mengejar, "lalu mengapa? Gangaa adalah calon istrimu Keluarga itu yang membesarkannya. DIa pasti sangat cemas pada mereka."