Sinopsis Gangaa episode 327 by Meysha Lestari. Sagar melangkah mengikuti Inspektur. Gangaa mengejarnya dan berpesan agar Sagar jangan sampai menandatangani pernyataan apapun di penjara. Sagar tidak menyahut. Dia terus saja melangkah mengikuti inspektur hingga lenyap di balik pintu. Gangaa menatap kepergian Sagar dengan tatapan sedih campur cemas.
Madhvi mendekati Gangaa dan bertanya, "pernyataan apa yang kau bicarakan?" Gangaa terlihat binggung dan menatap Pulkit. Madhvi turut menatap Pulkit dan jadi curiga, "katakan padaku apa yang kau sembunyikan!" Gangaa coba mengalihkan topik pembicaraan dengan meneriakan nama Mehri. Madhvi dengan heran bertanya," Mehri? ada apa dengan Mehri?" Gangaa memberitahu Madhvi kalau di hari kematian Janvi, Sagar bertemu Mehri saat pulang, "sampai sekarang kakak Mehri tidak terlihat datang ke rumah ini." Gangaa lalu menghampiri Maharaj dan bertanya, "Maharaj ji, kak Mehri kemana? Kenapa dia tidak datang lagi?" Maharaj ji menjawab kalau mehri sedang menunggu kelahiran bayinya. Gangaa bertanya, "sejak kapan dia tidak datang?" Maharaj peri untuk mengambil kalender. Lalu mereka semua memeriksa kalender itu.
Pulkit melihat di kalender kalau Mehri sudah tidak datang sejak tanggal 21. Maharaj ji kaget, "tapi sebelumnya dia telah meminta cuti mulai tanggak 25." Gangaa tersadar kalau Mehri tidak datang ke rumah Chaturvedi sejak kematian Janvi, "aku yakin kak Mehri mengetahui sesuatu tentang kematian Janvi. Dia mungkin telah melihat atau mendengar sesuatu. Kita harus menemuinya." Mahdvi berkata dia akan menelpon Mehri untuk bertanya padanya. Dia meminjam no hp Pulkit. Pulkit mendial nomor Mehri lalau memberikanya pada mahdvi. Madhvi menunggu panggilan tersambung dengan tidak sabar. Madhvi memberitahu semua orang kalau hp Mehri di matikan. Gangaa bertanya, "Maharaj ji, apakah anda tahu rumah kak Mehri?" Maharaj ji mengangguk, "ya. AKu tahu di mana rumahnya." Gangaa meminta Maharaj Ji mengantarnya kerumah Mehri. Maharaj setuju. lalu Gangaa, Pulkit dan Maharaj ji pun bergegas pergi. Madhvi dengan cemas berharap mereka menemukan sesuatu yang dapat membuktikan kalau Sagar tidak bersalah.
Pulkit, Gangaa dan Maharaj bergegas ke mobil. Palash yang kebetulan sedang melintas di depan jendela melihat mereka. Palash mengawasi hingga mobil melaju kencang. Dia bertanya-tanya, 'kemana mereka akan pergi di jam seperi ini? Apakah mereka telah menemukan beberapa bukti?"
Pulkit sedang menyetir mobilnya di jalan Raya. Maharaj Ji sebagai penunjuk jaalan duduk di samping Pulkit sementara Gangaa duduk di kursi belakang. Mereka bertiga terlihat tegang dan cemas. Tiba-tiba hp Gangaa berdering. Palash yang menelpon. Palash berkata kalau dirinya sangat cemas tentang kasus Sagar, "apakah kau mendapat pentunjuk yang berhubungan dengan kasus itu?" Gangaa menjawab, "ya. Kelihatannya seperti petunjuk. Sagar bilang kalau hari itu dia bertemu kak Mehri saat pulang kerumah. kami sedangd alam perjalanan kerumahnya sekaarang.."
Palash pura-pura marah, "apakah kau tidak merasa kalau peting untuk memberitahuku tentang itu?" Gangaa meminta maaf, "aku tidak bisa memikirkan apapun. AKu berencana akan memberitahu tuan setelah bertemu dengan kak Mehri." Palash pura-pura mengerti, "baiklah, aku mengerti. Tapi jaga diri. Seseorang pasti telah mengawasimu. Kau tidak boleh menyembunyikan sesuatu dariku mulai sekarang dan seterusnya. berikan alamat Mehri padaku. AKu akan bergabung denganmu segera." Gangaa menjawab, "baiklah, tuan." Palash memutus panggilannya. Gangaa laku memberitahu alamat Mehri pada Palash melalui SMS.
Palash menerima SMS Gangaa dan membacanya. Dia lalu menelpon seseorang, "aku ingin mengirimmu ke alamat seseorang. Gangaa sedang pergi kesana untuk bertemu dia. Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan..." Palash lalu menutup telpnya.
Di rumahnya, mehri sedang duduk di balai-balai sambil memberi susu pada bayinya, sementara anak-anaknya bermain di depannya. Mehri menegur mereka karena berisik. Mereka menjawab kalau mereka lapar. Mehri meminta anaknya agar diam di rumah dan tidak pergi keluar, "akua kan membuatkan susu untuk kalian." Mehri lalau beranjak ke dapur. Dia memanaskan susu sambil menyusui bayinya. Mehri berteiak memanggil anak-anaknya, tapi mereka tidak menyahut. Mehri lalau beranjak keluar dan sangat terkejut saat melihat dua pria sedang mengendong anaknya dengan sebilah belati terhunus di leher mereka.
Pulkit dan Gangaa masih dalam perjalanan. Maharaj ji terlihat sedikit binggung dengan alamat Mehri, "aku hanya datang kerumah itu sekali, itupun siang hari. Sekarang malam dan aku sedikit bingung." Gangaa menyarankan agar mereka turun dan bertanya pada seseorang. Gangaa meminta Pulkit menghentikan mobilnya di tepi jalan. gangaa dan Maharaj ji turun untuk menanyakan alamat Mehri. Tak lama kemudian keduanya kembali. Gangaa menyuruh Pulkit memarkir mobilnya, karena mereka akan pergi kerumah Mehri melalui jalan pintas.
Mehri memohon pada preman-preman itu agar melepaskan anaknya, "aku tidak akan membeirtahu siapapun. Aku bahkan sudah tidak datang kerumah mereka lagi..." Para preman itu berkata, "itu tidak cukup. Tidak baik bagimu untuk terus tinggal di sini. Tinggalkan rumah ini!" Mehri dengan bingung bertanya, "kemana aku harus pergi malam-malam begini?" Preman itu menyahut, "kami tidak perduli kau mau peri kemana. yang penting tak boleh ada seorangpun yang boleh menemukaan dirimu." Mehri berjanji akan peri dipagi hari. Tapi preman-preman itu berkeras agar Mehri malam ini juga, "kalau tidak kami akan membunuh anak-aanakmu!" Mehri berteriak memohon, "tidak..tidak! Tolong..jangan lakukan itu! AKu akan pergi sekarang." Preman-preman itu lalu melepaskan anak-anak Mehri. Kedau anak itu segera menghambur memeluk ibunya.
Gangaa, Pulkit dan Maharaj sedang dalam perjalanan menuju rumah mehri dengan berjalan kaki. Maharaj ji masih terlihat binggung. Pulkit menanyainya, "maaharaaj ji, kenapa?" Maharaj Ji menaatap daerah sekita itu lalau menunjuk kesebuah jalan, "itu..itu aku yakin, di situ rumahnya." Mereka lalu pergi ke arah yang di tunjuk Maharaj ji.
Mehri sudah berkemas dan siap pergi. Dia sedang mengunci pintu rumahnay dari luar. Preman itu menyuruhnya cepat-cepat dan membantu meheri dengan mengendong anaknya.
Gangaa dan Pulkit tiba di jalan menuju rumah Mehri. Mehri sedang duduk diatas Jeep warna merah milik preman bersama anak-anaknya. Mehri melihat Gangaa, dengan cemas, di segera menutupi wajahnya. Gangaa melihat jeep merah itu lewat di depannya. Dia melihat seseorang berkerudung di atas jeep merah dan merasa penasaran. Gangaa mengawasinya dan berniat mengejar jeep itu ketika Pulkit memanggilnya, "Gangaa! Mengapa kesana? kesini...!" Gangaa binggung. Pulkit mengajaknya, "ayo Gangaa...!" Bersambung bag 2