Sinopsis Gangaa episode 328 by Meysha Lestari. Palash membeir pengantar yang buruk saat bicara dengan Sagar, sehingga Sagar mencurigainya tapi tidak mengatakan apa-apa. palash kembali berkata, "aku merasa kalau Janvi harus mendapat keadilan. AKu berpikir dan mencemaskan keluarganya, Apa yang akan mereka lalui? Mereka telah kehilangan piteri mereka di usia yang begitu muda melalui bunuh diri atau pembunuhan. Ini sanggat menyakitkan. Keadilan di tegakkan oleh hukum tapi di sana harus ada kesadaran. Siapapun yang membunuh dua akan menyadari kesalahannya suatu hari dalam hidup dan menyesalinya. AKu tak tahu kapan itu akan terjadi..." Sagar menatap Palash dengan sangsi saat dia melangkah ke dekat meja dan mengambil selembar kertas dari selipan mafnya. Sagar menata kertas itu dengan tegang.
Gangaa terlihat sangat gelisah, Dia memikirkan Sagar. Dia memejamkan mata dan coba memfokuskan diri sambil berkata, "apakah kau baiuk-baik Sagar? Tolong jangan biarkan harapan dan kepercayaanmu hancur. Jangan tandatangani kertas apapun demi Tuhan!" Gangaa berharap suara hatinya itu bisa sampai pada Sagar.
Palash meletakkan kembali kertas itu ke meja dan berkata, "Sagar kau sangat emosional dan sensitif, itulah mengapa kau menyaalahkan dirimu sendiri atas kematian Janvi. Ini belum terbukti di pengadilan. Kau adalah hakim terbaik untuk dirimu sendiri. hanya kau yang dapat memutuskan apa yang benar dan yang tidak benar." Sagar tidak mengatakan apa-apa, dia terlihat berpikir keras. Dia menatap kertas di atas meja dengan tegang.
Hakim datang dan memanggilk Sagar. hakim duduk di kursinya. Palash mendorongkan satu kursi untuk Sagar. Sagar duduk di kursi itu sementara Palash berdiri di sampingnya. Hakim berkata, "Sagar Chaturvedi, anda akan menandatangani pernyataan. Jangan khawatir, tidak ada yang akan memaksa anda. Anda bisa melakukan apa yang anda benar. Baca dulu dan pikirkan, apakah anda ingin menandatanganinya atau tidak.." Hakim mengulurkan pena pada Sagar.
Sagar menatap Pena dan surat pernyataan yang ada di depannya. Hakim menatap Palash, keduanya bertatapan. Palash menatap Sagar dengan tegang. Sagar kembali teringat saat dia membawa janvi ke dokter dan bagaimana taklama kemudian dia menemukan Janvi mati tergantung. Sagar juga teringat kata-kata Palash. palash menatap Sagar penuh harap. Sagar mengambil pena di depannya dan hendak tandatangan ketika benang hitam yang di ikatkan Gangaa di pergelangan tangannya terlepas.
Sagra mengambil benang itu dan mengamatinya. Kata-kata Gangaa kembali terngiang di telinganya. Gangaa telah meminta dia agar tidak menyerah, "kita harus membuat pembunuh Janvi di hukum!" Melihat sagar tertegun diam, Palash membisikinya, "Sagar, cepat ambil keputusanmu sekarang juga. Tuan hakim tidak akan menunggu kita. Aku ingin menyarankan agar kau tidak menandatanganinya. tapi jika kau pikir kau seharusnya menandatangani itu maka siapa aku yang bisa menghentikanmu! Seseorang harus mendengarkan kata hatinya.." Sagar menatap wajah Palash. Palash meralat kata-katanya, "maksudku, semua keputusan ada padamu..." Sagar menatap benang hitam di tangannya lama sekali. Setelah itu, dia mengikatkan kembali benang hitan itu ke tangannya, lalu mengambil pena. Sagar menatap surat pernyataan di depannya. Hakim menunggunya dengan sabar. Palash juga menatap Sagar dengan seulas senyum tipis.
Pulkit dan Sangaa masih dalam perjalanan. Mereka melewati jalan yang sempit. Sebuah truk melaju dari arah depan. Pulkit coba memperlambat laju mobilnya dengan menginjak rem, tapi rem blong. Pulkit panik, "Gangaa, rem nya tidak berfungsi.." Gangaa ikut panik.
Sagar memasang tutup pulpen dan menolak menandatangani pernyataan itu. Palash terlihat kecewa. Kata Sagar, "ini adalah pengakuan yang di paksakan. Ya, secara moral aku merasa bertanggung jawab atas kematian istriku yang tidak bahagia dengan hidupnya. AKu shock karena kematiannya. AKu secara mental marah dan terganggu dengan pertanyaan yang di ajukan di ruang sidang. Aku terpengaruh oleh emosi tapi sekarang aku menarik kembali kata-kataku. tuhan tahu aku tidak pernah melaukan apapun yang salah. AKu akan memperjuangkan kasus unu. AKu harus mendapatkan keadilan untuk Janvi." Palash menjadi marah. Hakim menerima keputusan Sagar. Dia berkata, "jika pernyataan ini bukan di buat olehmu dan seseorang lain yang membuatnya maka pengadilan tidak akan menerimanya." Hakim lalu menulis sesuatu di catatannya dan berkata, "sesi ini telah berakhir." Hakim lalau beranjak pergi.
Palash menanyai Sagar, "apa yang kau lakukan Sagar?" Sagar berdiri dari duduknya dan menghadap Palash, "mengapa? Bukankah kau yang menyuruhku agar mendengar kata hatiku?" Palash tertegun, lalu dengan gugup dia menyahut, "ya... tentu saja. kau merubah keputusanmu. AKu senang." Sagar merasa sebaliknya, "tapi kau tidak terlihat seperi itu. Apakah kau benar-benar gembira?" Palash terpaku mendengar pertanyaa Sagar.
PUlkit sangat panik. Truk di depannya semakin dekat. Jalan sangat cempit, sedangkan mobilnya tidak dapat di perlambat. Untuk mencegah tabrakan, Pulkit membanting stir keluar dari jalan dan....
Palash menjawab dengan diplomatis, "kau merubah keputusanmu dengan spontan. AKu senang." Sagar sangsi, "aku tak tahu, Palash.Aaku merasa kalau kau ingin aku menandatangani pengakuan itu. Tidakkah kau ingin pelaku sebenarnya tertangkap?" Palash menjawab, "tentu, Sagar. Kekalahanmu adalah kekalahanmu juga. Tolong jangan berpikir yang bukan-bukan." Sagar berkata, "serahkan hapmu." Palash tidak mengerti, "telpon?" Sagar menjawab kalau dirinya ingin menelpon Gangaa, "dia pasti sangat cemas." Palash menyerahkan hpnya pad aSagar dengan perasaan tak rela. Sagar lalau menelpon Gangaa.
Mobil yang di kendarai Pulkit dan Gangaa mengalami kecelakaan. Gangaa dan Pulkit pingsan. Hp Gangaa berdering. BERSAMBUNG bag 2