Sinopsis Gangaa episode 329 by Meysha Lestari. Gangaa memutuskan telpon Palash dan mengangkat Telpon dari Sagar. Gangaa menyapa, "hallo..." Sagar terlihat lega mendengar suaranya. Sagar tidak segera menyahuti sapaan Gangaa. Tapi Gangaa yakin kalau yang menelpon adalah Sagarnya. Gangaa melirik Pulkit yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Gangaa melangkah keluar dan memanggil Sagar, "Sagar?" Sagar balik menyahut, "Gangaa..? Apakah kau baik-baik saja? Aku merasa seperti kau sedang dalam masalah." Gangaa menjawab, "aku baik-baik saja. Kami telah tiba di kamping kak Mehri. Kami akan pergi ke rumahnya besok pagi." Sagar menghembuskan nafas lega, "aku lega kau tidak apa-apa, Gangaa." Gangaa menyakinkan Sagar kalau dirinya akan mencari petunjuk dari Mehri, "segalanya aka baik-baik saja. Kau melakukan hal yang bagus dengan tidak menandatangani surat pengakuan itu. Tuan Palash mengatakan kalau dia tidak membiarkan kau melakukan itu..." Sagar tertegun, "apakah dia mengatakan itu?" Gangaa mennjawab, "ya. Knp?" Sagar bertanya, "gangaa, apakah kau mempercayai Palash sepenuhnya?" gangaa sedikit terhenyak, "mengapa kau menanyakan itu?" Sagar memnjawab, "entahlah, aku hanya merasa begitu, makanya aku tanya." Gangaa menyuruh Sagar mengatakan pendapatnya.
Sagar memberitahu Gangaa kalau dirinya merasa Palash telah memaksanya untuk menandatangani pengakuan itu. Gangaa tidak percaya, "bagaimana mungkin? Tuan Palash telah mencoba yang terbaik untukmu. AKu bekerja sama denganya. Aku telah melihat dia berlarian kesana kemari. Apakah kau berharap bisa keluar sendiri dari penjara dengan parol untuk bertemu keluargamu? Dia tak mungkin menentangmu. Kau pasti salah!" Sagar menyahut, "kau mungkin benar. Tapi aku merasa sangat pasti dengan ini. Entah bagaimana, dia telah memaksaku menandatangani pengakuan." Gangaa tetap tidak percaya kata-kata Sagar, "kau sendiri adalah seorang pengacara. Kau tahu apa yang di lakukan semua pengacara untuk membuatmu mengerti perbedaan salah dan benar." Sagar mengangguk, "hem... psikologi terbalik. Tetap kau tak boleh mempercayai orang secara membabi buta. Tidak ada yang lebih penting bagiku selain keselamatanmu. tak boleh terjadi sesuatu padamu..." Gangaa tersentuh mendengar kata-kata Sagar. Sagar menanyakan Pulkit. Gangaa menjawab, "dia ada bersamaku. Kami akan segera kembali begitu kami bertemu kak Mehri."
Polisi mebeir isyarat pada Sagar agar mengakhiri telponnya. Sebelum memutuskan telponnya, Sagar berpesan agar Gangaa menjaga dirinya baik-baik,m "aku tak bisa bicara lagi." Sagar lalu menutup telponya. Gangaa menitikkan airmata. Pulkit menyapa gangaa, "apa yang di katakan Sagar?" Gangaa menghapus airmatanya dan segera menghampiri Pulkit, "tidak apa-apa. Dia hanya bersikap cerdas seperti yang selalu dia lakukan. Dia selalu mengatakan apa yang benar untukku dan apa yang tidak. Dia sangat mencemaskan aku. Kak Pulkit harus istirahat sekarang..." Pulkit mengangguk. Gangaa termenung, "aku tahu betapa kau sangat mencintaiku, Sagar. Ketika kau sangat mencintai seseorang maka kau akan mulai meragukan orang-orang di sekitarmu. AKu telah salah paham pada Tuan Palash sebelumnya, dan sekarang dirimu. Inilah cinta!"
Di selnya, Sagar juga termenung, "aku tahu, tapi aku masih merasa ada sesuatu yang tidak benar. Palash tidak seperti apa yang ingin dia tampilkan. Syukurlah kak Pulkit ada bersama Gangaa. Aku berpikir lebih baik kau menjauh dari Palash maka akn lebih baik.."
Gangaa sedang menunggui Pulkit yang terbaring di dipan rumah sakit ketika Palash datang, "apakah kalian baik-baik saja? Perban itu....?" Gangaa dan Pulkit terlihat kaget me;ihat kedatangan Palash. Gangaa menjawab, "ya, aku baik-baik saja? Bagaimana tuan bisa datang ke sini?" Palash menjawab, "aku datang untuk memeriksamu setelah menelponmu, "kau benar. Ada seseorang yang sedang mengikutimu. Yang tidak ingin kau bertemu Mehri. Tidak ada gunanya tinggal di sini sekarang. Bagaimana kalau mereka menemukan dirimu? Kita harus segera kembali ke Banaras. Kita akan temukan cara lain untuk mengetaahui keberadaan Mehri. Ayo ikut aku!" Gangaa menggeleng, "aku tidak akan pergi dari sini tanpa kak Mehri, tuan..." Palash terlihat kesal. Gangaa melirik Pulkit, "kak Pukit boleh pergi jika dia mau, tapi aku tidak mau pergi." Pulkit juga menolak pergi dan meninggalkan Gangaa seorang diri, "kalau seperti itu, maka aku tidak akan datang bersamamu. Jangan cemas. Kita akan pulang bersama Mehri." Palash menyerah, "baiklah. Aku juga akan tinggal karena Gangaa tidak mau mendengar." Seorang pria muncul dan memberitahu mereka kalau dirinya telah mengatur tempat untuk mereka semua menginap.