Sinopsis Gangaa episode 331 by Meysha lestari. Mehri akhirnya setuju untuk memberi kesaksian. Palash menjadi kesal. Tapi dai tidak kehabisan ide. Palash menyarankan agar membawa Mehri pulang bersama mereka, "dia bisa tinggal di rumahku dengan menjaga keselamatannya..." Gangaa setuju. Mereka pun pergi dari sana. Gangaa membimbing Mehri sementara Pulkit menggendong anak Mehri.
Nenek sedang melakukan pemujaan ketika pria yang menguping pembicaraan nenek dan Niru datang menghampirinya dengan menyamar sebagai pendeta. Pria itu membunyikan lonceng kuil lalu mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan Sagar. Nenek di buat kagum oleh pengetahuannya tentang masalah yang sedang terjadi dalam keluarganya. Melihat nenek terpedaya, pendeta palsu itu menyarankan agar melakukan yagya di kediamannya. nenek setuju. Pendeta itu meminta sejumlah uang untuk membuat persiapan, "bisakah kau mendapatkannya?" Nenek mengangguk menyetujui. Pendeta palsu menyuruh nenek menyiapkan 10.000 rupe dan menyerahkan padanya, "aku tinggal di ujung jalan ini. Datanglah di malam hari. Aku akan menunggumu." nenek setuju. Setelah memberi salam, nenek beranjak pergi. Si pendenta palsu pura-pura membaca mantra sampai nenek jauh. Lalu dengan sudut matanya dia melirik ke arah nenek menghilang.
Palash, Pulkit dan Gangaa beserta Mehri dan anak-anaknya tiba di rumah. Mehri turun dari mobil dan menatap rumah keluarga Chaturvedi. Wajahnya terlihat tegang dan ketakutan. Dia teringat hari naas itu di mana dia melihat Yash menyeret mayat Janvi untuk di gantung. Palash melihat reaksi mehri. Gangaa dan Pulkit saling bertatapan. Gangaa menyentuh pundak Mehri dan menenangkannya, "kak Mehri, jangan cemas. Kau akan aman di rumah tuan Palash. Dna lagi, kami ada bersamamu. Tak ada yang perlu dikhawatirkan." Mehri menghapus air matanya dan memeluk Gangaa. Gangaa balas memeluk Mehri.
Palash mengajak Mehri pergi bersamanya. Raki memegangi saree Gangaa dan berkata, "kak Gangaa, ayo ikut. Aku merasa takut." Gangaa berjongkok di depan Raki dan menenangkannya, "nak Raki, jangan khawatir. Paman ini akan menjagamu. Dia tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu. Okey?" Raki menggeleng, "aku tidak mau pergi tanpa mu." Gangaa akhirnya berjanji akan datang nanti. Raki memaksa. Mehri memaksa anaknya pergi bersamanya. Dia menarik tangan Raki. Raki tak mau melepaskan tangan Gangaa. Mehri menyeretnya, "kak gangaamu akan datang nanti." Raki terpaksa melepaskan tanganya. Gangaa menyakinkan Raki kalau dirinya akan segera datang. Taki peri bersama Mehri dan Palash. Gangaa menatap kepergian Mehri dan anaknya dengan cemas. Pulkit menanyainya, "Gangaa apa yang kau pikirkan?" Gangaa mengungkapkan keresahannya, "apakah segalanya akan baik-baik saja? AKu merasa ada sesuatu yang salah." Pulkit menenangkan, "segalanya akan baik-baik saja begitu kak Mehri mengatakan kesaksiannya." Gangaa menyuruh Pulkit pulang kerumah lebih dulu, "aku akan memberitahu Sagar tentang ini, bahwa yash yang membunuh Janvi dan kak Mehri melihatnya." Pulkit setuju. Dia segera masuk kerumah, sementara Gangaa bergegas pergi ke kantor polisi.
Nenek pulang dari pemujaan dan segera masuk kekamarnya. Wajahnya terlihat berseri-seri, "aku beruntung telah bertemu seorang pendeta yang hebat. AKu ingat kalau aku masih punya sebuah gelang emas." nenek segera mengeluarkan perhiasanya dari kotak, "gelang ini telah kumiliki selama bertahun-tahun. Apa gunanya ini bagiku. Ini bisa menjadi biaya untuk mengadakan Yagya. Maka semuanya akan baik-baik saja." Nenek bingung bagaimana mengatakan itu pada keluarganya. Dia memutuskan untuk berbohong pada mereka. nenek memasukan gelang itu dalam kantong kainnya lalau mengambil potli dan keluar dari kamar.
Niru turun dari lantai atas dan berpapasan dengan nenek. Niru menyapa nenek, "aku datang untuk melihatmu, bagaimana perasaanmu sekarang?" Nenek menjawab kalau dirinya merasa sangat baik sekarang, "aku akan pergi ke ghaat untuk mendengar arti malam. Aku merasa tidak tenang tanpa Sagar." Niru menawarkan diri untuk mengantar nenek, tapi nenek berbohong kalau Sudha saudah datang, "kami akan melakukan jaab bersama-sama. Ap ayang akan kau lakukan diantara para wanita?" Niru menyela, "lagi?" nenek menyangkal. Pulkit datang dan memanggil Niru, "papa.." Niru menoleh kearah Pulkit. nenek mengambil kesempatan itu untuk menyelinap pergi. Saat Niru menoleh ke arah nenek, nenek sudah lenyap.
Sagar kaget mendengar informasi yang di bawa Gangaa, "jadi Yash pelaku di balik semua ini?" gangaa menegaskan, "ya Sagar. Dia juga mengirim preman untuk mengejar kak Mehri. Aku melihat mereka coba membawa kak Mehri dengan paksa." Sagar terlihat tegang. Gangaa menyentuh jemari Sagar yang memengangi jeruji besi dan berkata, "kau akan segera keluar dari penjara. Kau akan bebas dari semua masalah dan penghinaan." Sagar menghapus airmata Gangaa dan memintanya agar tidak menangis lagi karena segalanya telah kembali pada tempatnya. Gangaa mengangguk, "semuanya kan baik-abik saja begituu kak Mehri mengatakan kesaksiannya." Sagar bertanya apakah Gangaa menyembunyikan Mehri dan anak-anak mereka di rumahnya? Gangaa menggeleng, "aku telah mengirim mereka kerumah tuan Palash."
Sagar terhenyak mendengarnya. Dia menatap Gangaa dengan tatapan terkejut dan tak mengerti. Sagar menarik tangannya dari genggaman Gangaa dan melangkah mundur. Gangaa terkejut dan binggung melihat reaksi Sagar. Sagar protes, "apa yang kau lakukan Gangaa? Sudah ku bilang aku tidak mempercayai Palash sama sekali." Gangaa berkeras mengatakan kalau Sagar salah keliru, "kau tidak tahu betapa banyak dia telah membantu kita. Dia meninggalkan segalanya dan datang kesana begitu tahu kalau aku mendapat kecelakaan." Sagar mendebatnya, "apakah dia memberitahumu tentang alat suntik yang di temukan polisi di kamarku setelah kematian Janvi? Aa sidik jari orang lain di alat suntik itu." Gangaa menggeleng, "tidak.." Sagar mengejar, "lalu mengapa dia tidak mengatakan itu padamu? DIa mendapatkan laporan itu beberapa waktu yang lalu tapi dia tetap diam membisu." Gangaa membela palas, "aku juga pernah menyalahkan dia saat kita kalah pertama kali. Dia mungkin menyembunyikannya secara sengaja karena dia ingin tahu sidik jari siapa itu."