Sinopsis Gangaa episode 332 by meysha lestari. Gangaa melangkah kedapur ketika Palash tiba-tiba memanggilnya, "Gangaa!" Gangaa menoleh. Palash berkata, "Mehri barusaja menyusui bayinya. Kukira bayi itu merindukan ibunya." Gangaa mengangguk, "baiklah tuan." Gangaa kembali ke ruang depan. Mehri coba memberontak dengan penuh harap. Palash terlihat lega sejenak. Gangaa berhasil membuat tangis bayi berhenti. Tiba-tiba hp Gangaa berbunyi. Pulkit menelponya. Dia meminta Gangaa segera pulang karena dia ingin mendiskusikan sesuatu yang penting berhubungan dengan kasus Sagar. Gangaa mengangguk setuju. Dia pamitan pada Palash, "Tuan, aku harus pulang sebentar, kak Pulkit memanggilku." Palash mengangguk, "silahkan. jangan cemas." Sebelum pergi Gangaa berpesan agar memberitahu dirinya kalau Mehri datang. Palash mengangguk. Mendengar kalau Gangaa pergi, Mehri menangis sedih.
DI kediamanya, pendeta palsu sedang melakukan pemujaan ilmu hitam. Nenek menyaksikannya dengan tegang. Pendeta palsu pura-pura pingsan. nenek kaget dan coba membangunkannya dengan memercikan air. Si pendeta bangun dan berkata, "aku baik-baik saja. jangan cemas tentang aku. Ada rtoh jahat di rumahmu. Dia bukan lain adalah roh menantumu sendiri Janvi. Aku baru saja bicara padanya. Dia bilang dia akan balas dendam." nenek kesal mendengarnya, 'bagaimana aku bisa melepaskan diri dari gadis ini? Dia tidak meninggalkan kami meski sudah mati." Pendeta Palasu mendengar kata-kata nenek dan menyerigai senang. nenek lalu meminta solusi dari pendeta palsu. Si pendeta memberikan benang hitam pada nenek dan menyuruh dia memakainya, "kau akan menajdi tameng untuk cucumu dengan cara ini." Nenek menuruti perintah pendenta palsu dengan membabi buta. Pendenta palsu meyakinkan nenek kalau efeknya akan mulai bekerja tak lama lagi, "aku akan memanggilmu lagi untuk melakukan Yagya yang lain." nenek setuju. Dia bersedia melakukan apapun demi sagar. Setelah nenek peri, dengan gembira pendenta palsu mengambil gelang emas yang di tinggalkan nenek.
Niru bicara dengan Ratan di rumahnya, "kau harus mendapatkan sidik jari Yash bagaimanapun caranya. Kumohon. Polisi ingin mencocokan sidik jari itu dengan yang ada di alat suntik." Ratan yakin yash tidak mungkin melakukan hal itu, "aku tidak berpikir kalau dia bisa membunuh siapapun." Gangaa berkata, "kita harus mencari tahu dengan cara ini saja. Jika dia tidak melakukannya, maka kita semua bisa merasa lega. Paman pasti menginginkan hal yang sama. Tolong bantu kami..." nenek yang baru datang, mendengar percakapan mereka. nenekmenatap Ratan denga marah, "jadi...Sagar di penjara karena anakmu? Yash selalu saja menjebak kita sejak awal. Kami selalu melepaskan dia karena berpikir dia anggota keluarga rumah ini, tapi sekarang tidak lagi. AKu akan menyerahkan dia ke polisi." Gangaa memberitahu nenek kalau Ratan tidak bersalah. Pulkit setuju, "ya, nenek. Ini belum terbukti bahwa Yash yang membunuh Janvi." Nenek berkeras, "itu akan terjadi juga pada akhirnya. Prabha sangat memanjakan anaknya. Aku beritahu dirimu Ratan, aku akan mengirim Yash ke penjara karena dia yang mengirim Sagarku ke penjara." nenek tiba-tiba terserangs akit di dada. Semua menjadi cemas. Niru memberi isyarat pada ratan agar pergi. Ratan mengangguk. Pulkit dan Niru membantu nenek duduk di kursi. Sementara ganga berlari ke dapur untuk mengambil air minum. Gangaa menyodorkan air minum itu sambil berkata, "jangan marah nenek. Semua akan baik-baik saja. Kak Mehri sudah setuju untuk memberikan kesaksian. Sagar akan keluar dari penjara begitu sidik jari itu ada kecocokan dengan yash. Semuanay akan baik-baik saja." Nenek menatap Niru. Niru mengangguk. Nenek tersenyum lega dan dalam hati dia mengucaokan terima kasih pada pendeta palsu, "aku berhutang seumur hidup padamu jika Sagar pulang kembali kerumah."
Gangaa coba menghubungi Palash dan Mehri, tapi kedua nomor mereka tidak aktif. Gangaa menjadi cemas, "aku harus pergi dan bertemu sendiri dengan kak Mehri." Ganga hendak peri kerumah Palash ketika dia berpapasan dengan Supriya di pintu. Supriya membawakan makanan untuknya, "Gangaa, kau mau kemana?" Gangaa menajwab, "akuharus pergi kerumah tuan Palash untuk bertemu kak Mehri. AKu menelpon mereka tapi tidak tersambung. AKu harus peri sekarang." Supriya melarang Gangaa peri, "kau tidak boleh kemana-mana sebelum makan. Dna lagi ini sudah malam. Temui mereka besok." Gangaa berkeras. Supriya tetap melarang. Dia menyuruh Gangaa duduk dan makan bersamanya. Gangaa berkata, "aku tahu kalau kakak juga belum makan." Supriya mengangguk, "sudah lama sekali sejak kita bis amakan dengan tenang..." Supriya menyuapkan makanan kemulutnya. Gangaa melamun. Supriya menegur Gangaa, "gangaa.. ayo makan!" Gangaa mencuil makanan dan menyuapkan kemulutnya. Kedua wanita itu makan sepiring berdua.
Esok paginya, Supriya, Gangaa dan Pulmkit telah rapi dan bersiap untuk pergi ketika Maharaj masuk kedalam rumah dengan tergopoh-gopoh. Di luar ada demonstrasi menentang keluarga Chaturvedi dan Sagar. Diantara para demosntran itu ada juga wartawan. Niru dan Pulkit keluar untuk melihat apa yangs ebenarnya terjadi. Mereka melihat keluarga Janvi, ayah, ibu dan Sahil berada diantara para demonstran. Seorang wanita meneriakan nama keluarga Chaturvedi dan Sagar. Pulkit coba menenangkan mereka, "tolong..tolong dengarkan. Kalian semua salah paham pada kami. Keluarga kami tidak melakukan apapun.."