Sinopsis Gangaa episode 333 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 333 by Meysha Lestari. Gangaa dan Sagar berlari dengan bergandengan tangan. Keduanya saling melempar senyum dan saling tatap. Inspketur mengejar mereka dan menyuruhnya berhenti, "Sagar! Berhenti!" Gangaa dan Sagar tidak mengidahkan peringatan inspketur. Keduanya terus berlari. Hingga di satu tempat, kaki Sagar tersandung dan dia tersentak duduk.  Ternyata Sagar bermimpi.

Sagar masih terlihat terduduk bingung ketika terdengar suara nenek memanggilnya, "lala..!" Sagar menatap nenek dan keluarganya. DIa menengok kanan kiri sebelum menghampiri nenek yang berdiri di luar jeruji besi. Nenek segera menyambut Sagar, mengelus pipinya dan melepas benang hitam pemberian pendenta palsu dari pergelangan tanganya, "apakah kau baik-baik saja?" Ayo pakai ini...!" Nenek mengikatkan benang hitam itu di tangan Sagar.

Sagar heran melihat seluruh anggota keluarganya datang ke penjara, "apa yang terjadi? Papa? Bagaimana kalian semua bisa datang ke sini dengan tiba-tiba?" Semua orang tertunduk diam. Lalu Niru menceritakan apa yang terjadi di rumah, "dan lagi, nenek sangat keras kepala. DIa ingin bertemu denganmu." Sagar terkejut, "aku tidak percaya kalau keluarga Janvi bisa berbuat serendah itu..." Niru menjelaskan kalau banyak orang bernaggapan seperti itu, "tekanan dari media massa semakin meningkat setelah apa yang terjadi hari ini. Pengadilan butuh bukti yang kongrit, tapi ini akan menambah tekanan mental pad akita. AKu telah bicara pada pamanmu Ratan. Aku telah memintanya agar mau membawakan sidik jari Yash. Jika ada kecocokan dengan sidik jari di alat suntik maka kasus kita akan kuat.."

Gangaa menambahkan, "kak Mehri juga setuju untuk memberikan pernyataan." Sagar teringat hal itu dan menanyai Gangaa, "apakah kak Mehri masih di rumah Palash?" Gangaa menagngguk, "dia aman di sana." Sagar terlihat Sangsi. Niru menyuruh Gangaa menelpon Palash, "suruh dia membawa Mehri ke mari. Akan lebih baik kalau kita merekam pernyataannya sesegera mungkin." Gangaa menurut. Niru menenangkan Sagar, "jangan cemas, nak. Semua akan baik-baiks aja." Dia coba menelpon nomor Palash, tapi tidak terjangkau. Niru coba menelponya juga, tapi sama, no palash tidak terjangkau. Semua orang menjadi cemas. Gangaa tidak hilang akal, dia pamit pada Niru untuk pergi ke rumah Palash dan membawa Mehri datang kesini. Niru mengangguk.

Gangaa tiba di lingkungan rumahnya. Dia melihat betapa berantakannya depan rumah Chaturvedi. Spanduk tergeletak di mana-mana. Ada foto Sagar juga disana. Gangaa tidak peri kerumahnya, tapi berbelok kerumah Palash. Gangaa memencet bel pintu sambil memanggil-manggil Palash dan Mehri. Tapi taka da sahutan. Gangaa kaget saat melihat pintu terkunci. Dia bertanya-tanya, "tuan dan Mehri didi tidak bisa di hubungi. Sekarang rumah ini terkunci. Kemana mereka peri? Apakah Sagar benar? Apa yang sudah aku lakukan? Tidak! Tidak ini tidak mungkin. Tuan Palash pasti sedang peri ke kantornya. Dia pasti membawa kak Mehri bersamanya..." Gangaa memutuskan untuk pergi ke kantor Palash.

Nenek dan Niru  beserta Madhvi sudah kembali kerumah. Nenek dengan cemas menunggu kedatangan Gangaa. Niru membeirtahu mereka kalau Gangaa peri ke kantor Palash karena rumahnya terkunci. Mahdvi bertanya-tanya, "Kemana dia akan membawa Mehri?" Niru memberi alasan, kalau Palash mungkin merasa tidak aman membiarkan dia di rumah sendirian karena itu dia membawanya, "palash melakukan hal yang benar." Tiba-tiba Hp Niru berdering. Niru mengangkat panggilan itu dan bernajakperi. Nenekmeminta Mahdvi mengambilkan air untuknya. Begitu Janvi pergi, nenek menyusun rencana, "Palash dan Mehri menghilang bersama-sama. Ini tidak baik untuk Sagar. Baba benar tentang roh Janvi. Aku akan bicara padanya..." Nenek pergi ke kamar untuk menelpon pendeta palsu. Dia memberi tahu pendenta palsu apa yang di pikirkannya. Pendenta menyarankan untuk melakukan pemujaan, untuk itu dia butuh uang lagi. Nenek setuju untuk membawa uang untuknya.

Gangaa tiba di kantor Palash. Tapi kantor itu juga terkunci. Gangaa menjadi sangat cemas, "kemana dia membawa kak Mheri dan anak=nanak?" Gangaa coba menghubungi no Palash lagi. Tapi tidak aktif. Gangaa mulai berprasangkan buruk, "ya, tuhan! Apakah Sagar benar? Aku telah menemukan kak Mehri dengan susah payah dan membujuknya agar mau memberi kesaksian. Apakah tuan Palash tidak ingin kak Mehri memberi pernyataan? Bagaimana aku bisa mengetahuinya?" Gangaa menelpon lagi.

Nenek mondar-mandir dengan bingung, "di mana aku akan mendapatakan uang? Niru tidak akan memberiku uang." Mahdvi mengamati kelakuan nenek dan menyapanya, "ibu?" Nenek menoleh dengan kaget. Madhvi menghampiri nenek, "ada apa bu? Apakah ibu baik-baik saja?" Nenek mengangguk. Tapi madhvi tidak percaya, "..katakan ada apa?" Nenek belum sempat menjawab ketika Maharaj datang meminta sejumlah uang untuk membeli ransum. Madhvi pergi mengambil uang di ikuti Maharaj. Nenek diam-diam mengikuti mereka dan mengintip. Mahdvi menghitung sejumlah uang dan memebrikannya pada Maharaj ji, sementara sisanya dia simpan kembali. Nenek melihat di mana Mahdvi menyimpan uangnya.  Begitu Mahdvi dan Maharaj pergi, nenek masuk ke kamar Mahdvi danmencuri uangnya. Kata nenek, "aku hendakmencuri uang anakku saja. Aku melakuan ini untuk Sagar, apapun yang terjadi." Nenek mengambil uang yang di simpan madhvi dan beranjak keluar. Tapi Niru telah menghadangnya di pintu dan menatap nenek tanpa ekspresi.

PREV  1   2