Sinopsis Gangaa episode 334 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 334 by Meysha Lestari. Hari persidangan terakhir kasus Sagar telah tiba. madhvi, nenek dan Gangaa peri ke pengadilan. Para demonstran berkumpul di depan kantor pengadilan menuntut agar Sagar di hukum berat. Begitu keluarga Chaturvedi turun dari mobil, mereka langsung mengerubungi mereka dan meneriakan makian-makian pedas. Nenek dan Madhvi terlihat sedih dan prihatin tapi tidak berkata apa-apa. Madhvi memberitahu nenek kalau mereka adalah suruhan kelurga Janvi.  Sagar tiba dengan pengawalan ketat. Para demonstran pun langsung meneriakan yel-yel yang mencelanya. Polisi mengamankan keluarga Chaturvedi dan Sagar hingga masuk ke dalam ruang sidang.

Nenek, Madhvi dan Gangaa masuk kelruang sidang. Di pintu mereka berhenti sesaat dan menatap keluarga janvi yang sedang bicara dengan pengacaranya. Kedua keluarga saling bertatapan dengan perasaan tidak nyaman. Gangaa mengajak madhvi dan Nenek duduk. Madhvi mengiyakan. Sabarwal melirik Gangaa, Gangaa menatap kursi pembela yang seharusnya di duduki Palash masih kosong. Gangaa sangat cemas. Dia lalu menelpon Pulkit untuk menanyakan tentang keberadaan Palash. OPulkit menjawab kalau dia sendiri tidak tahu di mana Palash atau Mehri. Pulkit berjanji akan menelpon Gangaa begitu mendapatkan informasi tentang mereka. Sebelum menutup telponnya Pulkit bertanya, "apakah sidang sudah di mulai?" Gangaa menjawab, "akan segera di mulai begitu hakim tiba. Kita tidak punya pembela. Bagaimana bisa tuan Palash menghilang di sidang terakhir? Apa yang akan terjadi sekarang?" Sambungan pun terputus.

 
Sagar di bawa masuk ke ruang sidang. Dia menatap Gangaa dan keluarganya. Keluarga Janvi menatap Sagar dengan tajam dan penuh kebencian. Sagar di bawa ke kotak saksi. Dia menatap Gangaa yang terlihat cemas. Gangaa balas menatapnya. Madhvi menaatap putranya dengan menahan tangis. Sagar mengangguk seperti berusaha menenangkan Gangaa. Melihat itu, keluarga Janvi serentak memalingkan wajah dengan muak.

Hakin datang, semua berdiri menyambutnya. Hakim memberi isyarat agar semua duduk kembali. Hakim meminta kedua pengcara dua belah pihak memperkenalkan diri. Keluarga Chaturvedi terlihat tegang dan cemas. Sabharwal  berdiri dan memperkenalkan dirinya. hakim menganggguk, lalu dia menatap ke kursi Palash yang kosong. dan bertanya, "pengacara pembela mana?" Gangaa terlihat sangat cemas dan panik. Mahdvi dan Nenek hanay bisa terunduk pasrah. Hakim menatap jam di dinding lalu berkata, "mana pengacara pembela? Kalau pengacara pembela tidak datang maka keputusan akan di bacakan tanpa kehadirannya... " Sagar tehenyak. Gangaa tertegun tak berdaya. Madhvi dan nenek terlihat putus asa. Sementara keluarga Janvi dan pengacaranya tesenyum penuh kemenangan.

Setelah menunggu cukup lama hakim memutuskan, "Persidangan ini tidak bisa lagi menunda keputusannya..." Sabharwal memgangguk senang. Hakim mengambil pena di hadapannya dan sedang menuliskan sesuatu ketika terdengar suara Niru yang lantang, "Aku pengacara Sagar yang Mulia." Semua orang menoleh kearahnya. Nenek dan Madhvi serta Gangaa terlihat heran. Sementara Sabharwal dan keluarga janvi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Hakim juga terlihat heran.

Niru menghampiri Hakim dan menyerahkan file yang di bawanya, "ini filenya. Saya tidak bisa melakukan ini sebagai hakim, maka saya mengundurkan diri. Sekarang saya adalah pengacara lagi. Sekarang pengacara Sagar Chaturvedi adalah saya.." Harapan kembali muncul di mata Gangaa, Nenek dan Madhvi. Niru menatap keluarganya satu persatu dan mengangguk pada Gangaa. Hakim memeriksa semua file dan berkata kalau persidangan akan di mulai. Niru duduk di kursi yang di tinggalkan Palash. Gangaa mengusap airmatanya dengan penuh harap.

Sabharwal menyajikan kasusnya dengan menyalahkan Sagar atas kematian Janvi, "keluarga Chaturvedi sangat kaya tapi mereka menuntut mas kawin dari Janvi dan keluarganya. Itu bahkan tidak berhenti setelah pernikahan..." Sabharwal sedang coba membuat Sagar dan keluarganya terlihat besalah di mata semua orang. Niru dengan tenang memberitahu Gangaa kalau mereka punya bukti yang cukup tentang rekaman percakapan telpon, transfer uang dari akun Sagar dan sidik jari di alat suntik yang bukan merupakanmilik Sagar, "kita hanya butuh seorang saksi. Jika Mehri bis adatang maka kita pasti menang. Aku akan menangani semua hal di sini entah bagaimana caranya. Aku akan coba menunda persidangan. Jika kau dapat membawa Mehri kesini maka itu akan bagus. Kita harus menghentikan hakin agar tidak mengambil keputusan hari ini. AKu akan coba menundanya selama 2 jam. Pergi dan bawa Mehri kesini..." Gangaa mengangguk dengan penuh semangat, "baiklah tuan!" Gangaa bergegas pergi keluar.

Smapai di luar, Gangaa segera menelpon Pulkit. Seseorang seperti sedang mengawasi Gangaa. Pulkit sedang memeriksa pintu rumah Palash yang terkunci ketika hpnya berdering. Pulkit mengangkatnya, "ya Gangaa... rumah Palash terkunci. Aku sudah coba menelpon ibunya tapi tidak tersambung.." Gangaa memberitahu Pulkit kalau sidang sudah di mulai, "kita harus bisa menemukan kak Mehri dan membawanya sebagai saksi.." Pulkit bertanya, "tapi kemana kita akan mencarinya?" Gangaa berkata mereka harus mencarinya kemana saja. Pulkit berpikir akan peri kerumah mehri di Banaras. Gangaa berkata dirinya akan mencari Mehri dilingkungan mereka. Keduanya pun sepakat. Gangaa menutup telponya dan memanggil becak. Seorang anak kecil menghampiri Gangaa dan bertanya, "apakah kau kak Gangaa?" gangaa mengangguk heran. Si anak menyerahkan surat padanya. Gangaa bertanya dari siapa? Si anak menunjuk ke balik dinding. Gangaa menoleh kearah itu tapi tak melihat siapa-siapa. Gangaa membaca surat itu yang berisi sebuah alama. Pengirim surat itu adalah Palash dia meminta Gangaa pergi ke alamat yang tertera di surat itu. Gangaa terlihat binggung dan bertanya-tanya, "mengapa tuan menyuruhku datang kesana?"

PREV  1  2