Sinopsis Gangaa episode 337 bag 2 by Meysha Lestari. Sagar berdiri termenung di balkon. Semua bayangan peristiwa yang terjadi sejak dia menemukan Janvi tergantung hingga kejahatan Palash terbayang kembali di benaknya. Sagar menggelengkan kepala coba membuang semua bayangan itu ketika Gangaa menyentuh pundaknya. Sagar menoleh. Gangaa bertanya, "ada yang kau pikirkan Sagar?" Sagar menjawab, "kita telah melalui banyak hal akhir-akhir ini. Aku telah menyerahkan hidupku sepenuhnya tapi lalu aku melihatmu dalam bahaya. AKu memutuskan untuk berjuang. hanya pengecut yang lari dari masalah. AKu bisa jadi memang lemah tapi bukan pengecut.." Sagar memengang kedua pipi Gangaa dan menatapnya "aku tak tahan melihat siapapun menyakitimu. Pikiran ini membuatku sangat khawatir. Aki bisa melawan dunia untukmu tapi tak bsia melihatmu dalam kesulitan..."
Gangaa menitikan airmata. Sagar mengambil tetesan air itu dan berkata, "Gangaa...jangan biarkan muntiara ini teruang sia-sia. Aku tidak layak mendapatkannya." Gangaa bertanya, "mengapa kau katakan itu?" sagar menatap gangaa dengans edih, "aku selalu menyakitimu, mencurangimu. mengapa kau masih mencemaskan aku?" Gangaa menajwab, "aku telah hidup untukmu sejak aku mengerti tentang hidup. Ali mencintaimu sejak kita kanak-kanak. Lalu mengapa aku tidak boleh cemas tentangmu?" Sagar memberi alasan kalau selama ini dia telah membuat Gangaa menangis, bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Sagar terbawa perasaan. Dia coba mengendalikan perasaanya itu dengan mengalihkan tatapannya dari Gangaa lalu memejamkan mata sambil menarik nafas panjang. Semula Gangaa merasa sedih melihat Sagar bersedih. Tapi melihat apa yang di lakukan Sagar, Gangaa terpikir sesuatu.
Sambil tersenyum Gangaa menggulung ujung sarinya dan memasukkanya ke lubang telinga Sagar. Sagar tersentak dan protes, "gangaa, jangan lakukan itu. Geli!" Sagar kembali terdiam. Gangaa kembali mengelitik lubang telinganya. Sagar protes lagi dengan kesal. Gangaa menjawab, "..aku ingin balas dendam.." Sagar melarangnya, "jangan lakukan, geli!" Saat Sagar kembali tertunduk diam, Gangaa kembali memasukan ujung sarenya ke telingan Sagar. Sagar tersentak dan berteriak kesal, "Gangaa, kau....!" Gangaa berlari menghindar dan menantang, "..tangkaplah aku kalau kau bisa!" Sagar menerima tantangan itu, "baiklah...!" lalu dengan terpincang-pincang Sagar mengejar Gangaa yang berlaris ambil tertawa-tawa.
Niru dan madhvi sedang berbincang-bincang sementara nenek duduk di kursi malasnya ketika Sagar dan Gangaa turun dari tangaa. Sagar berteriak menyuruh Gangaa berhenti. Madhvi dan Niru menatap dengan heran. Nenek mengomentari Sagar dan Gangaa yang seperi anak kecil sambil tertawa bahagia. Sagar terus memanggil Gangaa. Tapi Gangaa terus berlari dan bersembunyi di belakang Pulkit. Sagar meminta bantuan Supriya. Pulkit dan Supriya ikut bergabung dengan Gangaa dan Sagar.
Melihat keceriaan anak-anaknya, Niru dan madhvi akhirya tersenyum lega. Nenek dengan wajah gembira berkata, "kebahagiaan kembali kerumah kita setelah beberapa hari. Lihat bagaimana Sagar terlihat begitu bahagia saat mengejar Gangaa. Semoga tidak ada mata setan yang menggangu rumah kita mulai sekarang.."
Supriya dan Sagar mengejar Gangaa. Pulkit menangkap tubuh Sagar agar berhenti dari mengejar Gangaa dan mendekapnya dari belakang. Sagar protes, "lepaskan aku" Gangaa dan Supriya tertawa gembira. Nenek, Madhvi dan Niru juga ikut tertawa. Kejar-kejaran itupun terhenti. Sagar membebaskan dirinya dari dekapan Pulkit dan berkata, "kaka, ini tidak adil. Kau selalu membantu Gangaa. Sekali-kali bantulah aku!" Semuanya tertawa. Gangaa menatap Sagar sambil tersenyum.
Sagar berkata dengan suara lantang yang mengagetkan semua orang, "kalian semua menentangku!" Gangaa dan semua yang hadir terkejut dan menjadi tegang. Sagar dengan nada oenuh emosi melanjutkan, "aku tahu dia sengaja menyusahkan aku. mempermainkan aku. Aku tahu mengapa dia melakukan ini... kau ingin melihat aku gembira. Apa yang aku lakukan? Aku hanya memberi kesedihan pada semua orang..." Semua tersentuh dengan kata-kata Sagar dan menatapnya dengan mata bekaca-kaca. Nenek sampai mengelus dadanya.
Sagar berkata lagi, "maafkan aku. Nenek, maafkan aku. Ibu, papa..maafkan aku. kakak, kakak ipar, Gangaa..maafkan aku! Papa mengundurkan diri karena aku. Aku ini pecundang! AKu tidak layak menapatkan cinta siapapun juga." Niru menggeleng tanpa suara. Pulkit menyangkal, "tidak Sagar! Itu tidak betul!" Sagar memeluk Pulkit. Pulkit menenangkan Sagar. Sagar menangis dalam pelukan Pulkit. Madhvi cemas, "Sagar...." Madhvi melangkah menghampiri sagar. Mahdvi meraih sagar dan menanyainya, "Sagar...Sagar, kenapa nak?" Sagar memeluk Madhvi. Madhvi berkata, "itu tidak betul. Jangan berkata begitu!" Sagar menangis dalam pelukan madhvi. Yang lain menatap dengan mata berkaca-kaca. Gangaa ikut menangis haru. Nenek menangis dalam senyum.
Yash sedang duduk cemas di tempat persembunyiannya ketika terdengar ketukan di pintu. Yash bertanya, "siapa?" Terdengar suara ratan, "Yash ini aku!" Yash berlari ke arah pintu, "papa.." Yash membuka pintu, Ratan masuk kedalam. Dia memberitahu Yash kalau polisi mencarinya, "tapi jangan cemas. AKu tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu." Yash coba membohongi Ratan dengan berkata kalau dirinya tidak melakukan apapun, "meheri berohong. Gangaa pasti telah memaksanya berbohong.." Yash lalau memeluk Ratan. Ratan melepaskan pelukan Yash dan berkata, "aku tahu kau tidak dapat melakukan hal yang salah. Aku telah membawakan jus untukmu. Duduklah!" Yash menurut. Ratan lalu menuangkan jus ke dalam gelas. Yash meminum jus itu. Ratan teringat permintaan Gangaa akan sidik jari Yash. Saat itu Gangaa berkata kalau itu hanya untuk membuktikan kebenaran saja. kalau bukan sidik jari Yash, mereka akan merasa lega. Ratan berniat mengikuti saran Gangaa.