Sinopsis Gangaa episode 338 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 338 by Meysha Lestari. Gangaa terharu mendengar kata-kata ibu Janvi lalu memeluknya. Ibu Janvi balas memeluk Gangaa. Suasana damai sangat terasa dengan tuntasnya kesalah pahaman dua keluarga. Pulkit meminta keluarga Janvi bergabung dengan meeka dalam pemujaan, "silahkan duduk..." Semua bergerak kembali ke tempat duduknay masing-masing. Sahil menghampiri Sagar. Keduanya saling bertatapan. Sahil berkata, "maafkan aku ya Sagar!" Sagar tersenyum. Keduanya lalu berpelukan. Pulkit mempersilahkan semua orang duduk. Tinggal dirinya, Maharaj dan Madhvi yang masih berdiri.

Prabha dan Ratan datang. Ratan terlihat sangat sedih. Sementara Prabha terlihat biasa-biasa saja. Prabha mencopot sandalnya hendak masuk, tapi Madhvi menahannya, "tunggu sebentar!!" Semua mata mentapa kearah Prabha dan Ratan. Madhvi mendekati adiknya dan berkata, "beraninya kalian menginjakkan kaki di rumahku? Pergi!" Mendengar Madhvi mengusir Ratan dan Prabha, semua orang segera bangkit berdiri. Madhvi memarahi Ratan dan Prabha,"anakku Sagar yang harus menanggung konsekuensi atas perbuatan anakmu.." Ratan mengampiri Madhvi dan memegang kedua pundaknya, "kakak, tolong dengarkan aku. AKu benar-benar minta maaf...!" 
 
 
Tapi Mahdvi menepis tangan Ratan, "tidak Ratan. Pergi sana!. Tak ada yang perlu di bicarakan lagi. Apalagi yang haru di katakan pada orang yang coba membunuh keponakannya sendiri! AKu malu menyebutmu adikku. Prabha berasa dari keluarga lain taoi kau adalah adikku sendiri. Waktu yang kau buang untuk meracuni hidup kami dapat kau manfaatkan untuk mengasuh Yash dengan baik.." Ratan menangis mendengar kata-kata Madhvi, Prabha melotot pada Madhvi seolah tidak terima dengan perkataannya. Niru coba menenangkan Madhvi. Mahdvi berkata, "mereka menginginkan hal buruk untuk orang lain jadi ini yang terjadi pada Yash. Apa gunanya kasih sayang jika membuat anak melangkah di jalan yang salah?"

Prabha tidak tahan mendengar kata-kata Madhvi, dia bereiak, "cukup kak, cukup! kau bicara banyak dan aku mendengarkan, tapi tidak lagi!" Ratan coba menyela, tapi Prabha menyuruhnya diam. Prabha mulai nyerocos, "kau bicara tentang membesarkan anak? Lalu apa yang kau katakan tentang Sagar? Dia menikahi teman masa kecilnya lalu menikahi Janvi ketika dia bosan dengannya. Padahal dia sudah menikah. Anak seorang hakim dan seorang pengacara berkelakuan seperti itu? AKu setuju caraku membesarkan anak salah tapi kau menyimpan dua menantu di rumahmu. Kau bicara tentang mengasuh anak? Aku merasa buruk bicara jelek tentang orang yang sudah mati tapi aku akan mengatakannya sekarang. Janvi memberi uang pada Yash untuk membuat MMS Gangaa.."

Semua orang tertegun mendengarnya. Ratan menminta Prbaha berhenti bicara, "Prabha kumohon...!" Prabah menepis ratan, "tidak. AKu akan mengatakan semuanya. Kakakmu ini yang memulainya..." Janvi lalu menatap orang tuan Janvi dan menunjuk pada foto Janvi dengan emosi, "anak kalian, Janvi sangat ingin bersama Sagar. Makanya dia membayar Yash untuk membuat MMS tentang Gangaa..." Orang tua Janvi tertegun kaget. Begitu pula yang lain-lain. Ratan menyuruh Prabha Diam. Prabha terus mengoceh sambil memberontak dari pegangan Ratan, "Janvi yang telah menghancurkan hidup Yash. Dia mati tapi telah telah menjebak anakku. Tak ada hal baik akan terjadi dengan orang-orang di sini..." Ratan menarik tangan Prabha dengan paksa. Keduanya pun lenyap di balik pintu meninggalkan sandal mereka yang tergeletak menyedihkan.

Malamnya, Sagar berbaring di kamarnay yang gelap. Dia teringat pernikahannya dengan Janvi dan bagaimana Janvi memohon padanya sambil berlutut agar dia mau bersamanya dan mencintainya. Lalu bayangan terakhir yang muncul adalah bayangan Janvi tergantung di kipas angin. Gangaa datang ke kamar Sagar. Dia melihat Sagar berbaring di kasur dalam gekap. Dia menegurnya, "Sagar? kenapa kau tidak menghidupkan lampu?" Ganga lalu menyalahkan lamou. Sagar tersentak duduk dan mengusap airmatanya. Gangaa menghampiri Sagar. Dia melihat Sagar sedang terpaku menatap foto janvi. Ganga berkata, "apapun yang terjadi pada janvi itu salah tapi dia tidak akan kembali sekarang. Kau tak bisa lari dari kebenaran dengan berdiam dalam gelap..." Sagar menyahut, "aku coba untuk melupakan semuanya. Tapi bayangan itu terus menghantui dan muncul di hadapanku lagi dan lagi..."

Gangaa duduk di samping Sagar sambil menyentuh pundaknya, "tak perlu melupakan semuanya Sagar. Lupakan bagian buruk yang menyakitimu. Simpan kenangan baiknya dalam hatimu. Tidak semua yang terjadi diantara kalian berdua menyakitkan bukan? Dia adalah temanbaikmu. Kau sangat menyukainya. kalian berdua pasti pernah melewati masa-masa indah bersama. Pikirkan itu saja. Itu akan mengurangi kesedihanmu.."

Sagar menatap foto Janvi. Ganga berkata kalau dirinya hendak menyalakan diya untuk janvi. Dia mengajak Sagar bersamanya, "ayo Sagar." Gangaa menarik tangan Sagar agar berdiri dan mendekat ke foto Janvi. Sagar menahan tangan Gangaa dan berkata, "kau ingin aku memisahkan kenangan baik dan kenangan buruk? Bisakan kau melakukan itu? Janvi terlah melakukan hal yang sangat buruk padamu. Dia menghinamu di pengadilan. Yash juga menggatakan yang tidak-tidak tentang karaktermu di persidangan, tapi kau masih bis amengatakan itu?" Gangaa mengangguk, "aku sama sekali tidak marah pada Janvi. Kau hanya marah pada orang saat mereka masih hidup. Aku tak ada keluhan lagi saat mereka sudah tiada..." Sagar terhenyak mendengar jawaban jujur Gangaa. Gangaa lalu menyalakan Diya di depan foto Janvi sambil melakukan ritual dan berdoa untuknya.

Gangaa hendak melangkah pergi ketika Sagar dengan cepat menyambar tanganya sambil berkata, "kau ini terbuat dari apa? Tidakkah kau mendengar apa yang di katakan bibi Prabha? Dia menghinamu dan ingin menjatuhkanmu. Bagaimana bisa semudha itu kau memaafkannya?" Gangaa menatap Sagar dan menyahut, "bukan hanya Janvi, tapi kau dan aku juga bertanggung jawab untuk ini. Mengapa hanya menyalahkan Janvi seorang diri? Dia melakukan itu untuk membuatmu menjadi miliknya. Aku memahami cinta dengan sangat baik. Aku tahu bagaimana mencintai seseorang seperi itu. Kau tak akan bisa mengerti.."

PREV  1  2