Sinopsis Gangaa episode 339 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 339 by Meysha Lestari. Pendeta Palsu menjawab pertanyaan nenek bahwa hanya dirinya yang tahu apa yang dia inginkan dari gadis itu, "jangan lupa, hanya wanita yang belum menika yang bisa melakukan ini. Dengan begini kau tidak perlu mengorbankan hidupmu. .." Nenek dengan bingung berkata, "mana ada  gadis yang siap melakukan hal ini tanpa tahu tentang ini? Ini tidak akan mungkin. Keluargaku tidak akan mempercayai ini. Mereka akan marah!"

Pendeta palsu dengan suara lantang mengingatkan nenek kalau ada Yog yang mematikan di Kudli Sagar, "ini juga akan berpengaruh pada istri keduanya. Apapun bisa terjadi pada Sagar jika solusinya tidak di temukan.." Nenek tersentak berdiri dengan panik, "...aku tidak akan mampu menanggung semua ini di usia setua ini. AKu harus menyelamatkan Sagar. AKu akan membawa gadis yang belum menikah padaku, kalau tidak maka aku akan mengorbankan hidupku sendiri yang penting Yagya ini harus berlangsung." Nenek dengan berlinang airmata dan tubuh bergetar mohon pamit.  Sekali lagi pendeta palsu mengingatkan nenek, "lakukan pekerjaan ini olehmu sendiri malam ini. Amavasya akan terjadi 3 hari setelah ini. Pengorbanan akan terjadi di malam itu saja. Kau harus membawa 20.000 bersama seorang gadis yang belum menikah." Nenek dengan gemetar mengangguk dan pergi dari sana. Pendeta palsu berkata pada temannya, "nenek tua itu sangat kaya. mengapa pula kita peduli kalau dia ingin menghabiskan kekayaannya sendiri? SIapa yang bisa membiarkan lakshmi pergi? Ini untuk kita saja..." Teman pendeta palsu mengangguk senang,
 

Ganga menggandeng tangan Sagar dan mengajaknya pergi ke suatu tempat. Sagar bertanya kemana Gangaa akan membawanya pergi. Gangaa meminat Sagar mengikuti dirinya. Mereka tiba di bawah sebuah pohon mangga yang sedang berbuah. Gangaa menunjuk buah-buah mangga di situ dan berkata, "Sagar aku ingin mangga itu. Tolong ambilkan ya.." Sagar menatap ke arah pohon mangga yang tinggi itu lalu beralih pada Gangaa, "kau serius?" Gangaa memohon, "Sagar,tolonglah. AKu sangat ingin memakannya!" Sagar menatap kearah pohon mangga itu lagi dan berkata, "kalau kau ingin makan mangga, aku akan membelikanmu dipasa. Ayo.."

Sagar meraih tangan Gangaa dan mengajaknya peri. Tapi Gangaa balik menarik tangan Sagar, "tolonglag Sagar, rasa buah mangga ini sangat berbeda. Kalau kau tak mau, tak apa. AKu akan memanjatnya sendiri!" Sagar menatap Gangaa dengan tatapan tidak melarang. Dia malah seperti menatangnya. Gangaa tidak terima di pandang seperi itu, "ok..!"

Gangaa mengambil batu dan melemparkan buah mangga itu, tapi gagal. Sagar menatapnya dengan tatapan meremehkan, Gangaa menjadi panas. Dia pergi memanjat pohon Mangga sambil sesekali menatap Sagar, menunggu pria itu melaranganya. Tapi Sagar malah menatapnya dengan tatapan menunggu dan penasaran ingin melihat bagaiman Gangaa akan naik pohon mangga itu dengan memakai Saree. Gangaa seperi tahu apa yang di benak Sagar, dia segera memanjatkan kakinya ke batang pohon, tapi terpeleset dan hampir jatuh. Gangaa tidak putus asa, dia mencobanya lagi. Kali ini, Sagar tidak membiarkannya, "sudah..sudah.. turunlah! AKu akan mengambilkannya untukmu! Kalau sampai kau jatuh akan jadi masalah..." Sagar mengulurkan tanganya. Gangaa tersenyum penuh kemenangan. Tanpa di paksa dua kali dia turun menyambut uluran tangan Sagar dan turun dari pohon mangga.

Sagar menatap buah mangga yang sudah menguning. Dia mencari batu dan melemparnya. Buah mangga itu jatuh. Gangga bersorak kegirangan. Sagar memunggut mangga itu dan memberikannya Gangaa, "ini... ayo kita pergi!" Gangaa menahan Sagar, "tunggu, 1 lagi, Sagar. Tolonglah!" Sagar denga terpaksa mengambil batu lagi dan melempar mangga itu. Tapi percobaan pertamanya gagal. Sagar mencobanya lagi, kali ini berhasil. Sagar kembali memunggut buah mangga itu dan menyerahkannya pada Gangaa, "ini. Ayo kita makan di rumah." Gangaa menggeleng, "aku tidak mau makan di rumah." Gangaa menatap sekeliling tempat itu dan tersenyum lebar saat melihat sebuah pohon besar yang bercabang rindang. Sagar ikut menatap kearah yang di tunjuk Gangaa, "oh tidak!...jangan di sana!" Gangaa memaksa. Dengan senyum gembira Gangaa menatap kearah pohon itu. Sagar menatap kegembiraan yang terpancar di wajah Gangaa, dia tak tega untuk mengecewakannya. Sagar akhirnya menuruti keinginan Gangaa.

Tak lama kemudian, kedua muda-mudi itu sudah duduk di salah satu cabang pohon besar itu sambil menggerogoti mangga dengan nikamt. Gangaa bertanya apakah Sagar menikmatinya? Sagar menjawab, "sangat!" Gangaa mengingatkan Sagar, "mulai sekarang dengarkan aku tanpa bertanya, bahkan jika kau meragukan aku. Mengerti?" Sagar mengangguk, "baiklah. AKu akan melakukan apa yang kau katakan karena kau lebih tahu diriku lebih dari diriku sendiri." Keduanya saling tatap lalu tesenyum.

Sedang asyik memakan mangganya tiba-tiba Gangaa berteriak kaget. Sesuatu terlempar kearahnya. Gangaaa menangkap benda itu, ternyata gili.  Serombongan anak kecil datang di bawa pohon di mana Gangaa dan Sagar duduk. Salah seorang anak itu meminta maaf pada Gangaa, "maaf, kak. Giliku mengenaiku. Bolehkan aku memintanya kembali?" Gangaa melempakan gili kebawah. Anak itu menertawai Gangaa, "kau bahkan tidak tahu caranay melempar gili." Sagar tertawa mendengar Gangaa diejek. Gangaa marah dan balas mengejek Sagar. Perdebatan kecil pun berlangsung. Gangaa menantang Sagar untuk bermain Gili Danda. Sagar menerima tantangan itu.

Sagar yang pertama kali melempar gili. Pukulan Sagar berhasil melemparkan potongan kayu kecil itu sangat jauh. Sagar menatap Gangaa dengan tatapan menantang. Gangaa mengangguk.  Sagar mebulurkan pemukl gili pada gangaa. Gangaa coba memukul gili, tapi gilinya tidak terlempar lebih jauh dari gili Sagar. Gangaa kecewa. Sagar menyuruhnya mengulang lagi. Kali ini  gili Gangaa terlempar lebih jauh dari gili Sagar. Gangaa bersorak kegirangan. Sagar itu ikut tertawa gembira. Keduanya saling tatap. Gangaa mengajak Sagar peri ke Ghaat. Sagar mengangguk setuju.

PREV  1  2