Sinopsis Gangaa episode 340 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 340 by Meysha Lestari. Nenek menanyai Gangaa dengan tatapan menyelidik, "apakah perasaanmu pada Sagar masih sama?" Gangaa terunduk tak tahu harus menjawab apa. Untungnya Sagar dan Pulkit datang, sehingga bisa selamat dari pertanyaan nenek. Sagar menunjukan sketsa wajah pendeta palsu dan bertanya, "ini orangnya kan, nenek? Katakan!" Nenek menatap sketsa wajah baba dan menyangkal, "aku tidak kenal dia." Sagar memaksa, "nenek, katakanlah! Kami hanya melihatnya sekali, tapi nenek tahu pasti siapa dia. Aku hanya ingin mengkonfirmasi ini pada nenek...." Nenek masih berkeras, "aku mau mengatakan apa?" Sagar memberitahu nenek kalau polisi sedang mencari orang itu. Nenek kaget, "kenapa polisi mencarinya?" Pulkit menjawab kalau Niru telah membuat pengaduan tentang pendenta palsu itu pada polisi.

Nenek kesal dan menyesalkan, "sungguh tidak bisa di percaya apa yang di lakukan Niru. AKu sudah coba membuat kalian semua mengeri kalau baba ini sangat hebat. Tak seorangpun mau mendengarkan kata orang tua..." Melihat kekecewaan nenek, Sagar membuang sketsa pednenta palsu di tempat tidur lalu duduk di samping nenek sambil memegang lengannya, "nenek..nenek...dia hanya memanfaatkan mu, Dia menggunakan emosi nenek untuk menipu. dia..." Nenek menpis tangan Sagar, "kau tak tahu apa-apa."

Gangaa mendukung Sagar, "Sagar benar, nenek. Dia menggunakan kelemahan nenek untuk kebaikannya sendiri. Sangat panting untuk memberinya pelajaran. Jangan percaya begitu saja pada siapapun. Mantra Tatra tidak melakukan apapun. Tuan dan kak Mehri yang menyelamatkan Sagar dan bukan pendeta palsu itu.." Nenek terdiam. Sagar menghibur nenek, "nenek..nenek..nenek, nenek mencintai aku kan?..." Sagar lalau mencium kening nenek, "nenek sangat mencintai aku kan?.... Jangan percaya pada pendeta palsu itu lagi ya? aku bahagia dan baik-baik saja.." Nenek menyentuh wajah Sagar dan mengelusnya. Sagar menyakinkan nenek kalau dirinya tidak apa-apa. Setelah berkata begitu, Sagar mengambil sketsa pendeta dan pergi dari kamar nenek. Gangaa menyodorkan air dan obat pada nenek, lalu peri.

Nenek meminum obatnya. Dan ketika semua orang sudah peri, nenek kembali telrihat cemas, "bagaimana caranya untuk membuat mereka mengerti? Sagar akanbaik-baiks aja setelah pemujaan ini.  Gangaa juga tidak percaya pada baba. Dia akan memberitahu Sagar jika aku mengatakan sesuatu padanya. Mereka bertiga akan menghentikan aku dari melakukan Maha Yagya. Tidak ada waktu lagi... Tuhan, tolong tunjukan aku  jalan...! Waktu sedikit lagi!"

Madhvi membawakan Supriya buah-buahan dan menyuruhnya makan. Supriya menolak dengan alasan kalau dirinya tidak punya nafsu makan. Madhvi memaksanya. Dia menyuruh Supriya duduk, "kau harus makan. Pikirkan bayimu. Seorang ibu yang sedang mengandung membutuhkan makanan dua kali lebih banyak. Bayimu akan sehat kalau ibunya sehat. kau tidak tahu, kebahagiaan apa yang kau bawa kerumah ini..." madhvi menyodorkan piring makanan pada Supriya dengan wajah bahagia. Supriya mengambil piring itu dan tersenyum bahagia juga. Dia lalu mengambil sepotong apel dan mengigitnya.

Gangaa datang dan mendengar kata-kata terakhir Mahdvi. Dia mengiyakan, "benar nyonya, kau akan menjadi nenek.." Madhvi dan Supriya tersenyummenyambutnya. Gangaa mendekat, "...meski nyonya tidak terlihat seperti nenek-nenek.." Madhvi tersipu malu. Gangaa melanjutkan, "kau tidak kak, ketika pertama kali aku datang kerumah ini saat waktu masih kecil, aku merasa kalau nyonya adalah malaikat, dia sangat cantik, suci dan berhati besar. Aku selalu terpikirkan ibuku setiap kali aku menatapnya. Ibuku akan telrihat seperti nyonya jika dia ada disini.." Madhvi tertegun. Ada kesedihan terlihat di raut wajahnya. Di ateringat apa yang sudah dia lakukan pada Gangaa Supriya melihat itu.

Madhvi lalu berdiri dihadapan Gangaa,menyentuh lengannya dan berkata dengan penuh sesal, "...kau telah menjadi anak, tapi aku tidak bisa menjadi seorang ibu bagimu ...kan?" Gangaa menggeleng. Supriya ikut-ikutan berdiri. Madhvi dengan wajah sedih melanjutkan, " aku di butakan oleh cintaku pada anakku sehingga tidak bsia melihat apapun.  Kau bahkan tidakbsia melihat do mana letak kebahagian anak perempuanku. Aku sangat mencintaimu tapi aku tidak bisa memahaminya. Apapun yang telah terjadi, aku selalu mempercayaimu. Aku tidak akan terjadi apapun pada anakku jika Gangaa berkata tidak akan terjadi apa-apa padanya...." Madhvi menitikan airmata. Nenek datang dan berdiri di pintu mendengarkan apa yang di katakan madhvi dengan wajah kaku.

Gangaa menitikan air mata mednengar kata-kata Madhvi. Dia menggeleng, "jangan berkata apa-apa lagi, nyonya.. atau aku akan menangis.." Madhvi lalu memeluk Gangaa. Keduanya saling bepelukan Supriya tersenyum lega dan haru. Nenek berdehem. Maddhvi dan Gangaa melepas pelukannya dan menatap nenek. Nenek berkata, "adakah yang mau mengurus orang tua ini setelah ibu dan anak bertemu lagi?" Gangaa tersneyum tipis mendengar sindiran halus nenek. Nenek mendekati mereka dan bertanya, "apakah kalian tidak tahu betapa aku merasa sendirian?" Madhvi tersneyum dan mengusap airmatanya. Nenek menatap Gangaa, "mulai hari ini, Gangaa akan tinggal dikamarku. Tidak apa-apa kan menantu?" madhvi tidak menjawab.
 
Nenek menatap Gangaa yangs edang menatapnya. Nenek bertanya, "mengapa kau menatapku begitu? Apakah kau ada masalah dengan menjaga aku?" Gangaa cepat-cepat menggeleng, "tidak nenek. Anda mengatakan sesuatu yang benar setelah beberapa waktu sehingga untuk sesaat aku tidak bisa mempercayainya...." Nenek mengajak Gangaa mendiskusikan hal itu di kamarnya saja. Lalu nenek pamit pada madhvi, "boleh aku membawanya, menantu?" Madhvi tersenyum dan mengangguk, "ya. Ibu. Gangaa milikmu. Ibu bisa membawanya kemanapun ibu mau." Gangaa tertsenyum lebar. Nenek meraih tangan Gangaa dan mebawanya pergi. Mahdvi menatap kepergian Gangaa dan nenek dengan harudan bahagia, "oh tuhan, kebahagiana telah kembali kerumah ini setelah beberapa waktu. Semoga tidak ada mata setan yang jatuh pada keluarga kami sekarang..."

Nenek duduk di kursi malas sambil memejamkan mata sementara Gangaa memijat kakinya. Gangaa membeirtahu nenek, "jempolmu bengakk, nek... pasti sakit sekali.." nenek tanpa membuka mata menjawab, "akan segera sembuh begitu kau memijatnya.." Gangaa protes, "kalau nenek mau, nenek kan bisa memintaku untuk memijatnya. Aku memang kesal, tapi aku akan tetap melakukannya." Nenek terhenyak memdengar kata-kata Gangaa. Dia berpikir, "gadis ini sangat mencintaiku dan aku akan membahayakan hidupnya?" Tapi tak lama kemudian pikiranya berubah, "jangan terlalu banyak berpikir. Tak ada waktu lagi. Baba bilang harus membawa gadis yang belum menikah malam ini ke kuburan. Aku akan membawa Gangaa ke kuburan, bagaimanapun caranya..."

PREV   1   2