Sinopsis Gangaa episode 342 by Meysha Lestari. Gangaa masih terbaring di tempat tidur dengan di tunggui Sagar. Entah dia tidur atau pingsan tidak ada yang tahu pasti. Sagar dengan telaten dan penuh kasih sayang mengoleskan obat keluka-luka Gangaa. Sagar sedang mengoleskan salep ke luka memear di kening Gangaa ketika Gangaa membuka mata. Bibirnya langsung menyunggingkan seulas senyum manis. Dia menatap Sagar dan bekata, "kau ada di depan mata... ini kenyataan atau mimpi?" Sagar balas tersenyum. Dia membelai rambut Gangaa lalu mencium pipinya. Nenek melihat apa yang di lakukan Sagar dari jauh dengan wajah tegang.
Gangaa bangkit duduk. Dia memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Sagar menatapnya dengan cemas. Gangaaa merasakan sakit di luka-lukanya dan memeriksanya satu persatu. Dia merasa heran dan bertanya pada Sagar, "bagaimaana ini bisa terjadi?" Sagar hendak menjawab tapi dia ingat apa yang di katakan nenek dan bahwa Gangaa tidak tahu tentang semua itu. Gangaa memegangi kepalanya dengan sedikit binggung, "..kepalaku sangat sakit sekali..dan aku tidak bisa mengingat apa-apa..." Sagar terlihat cemas. Melihat itu, Gangaa berkata kalaau dirinya akan baik-baik saja nanti sore. Sagar meminta Gangaa mengingat apa yang terjadi. Gangaa coba mengingat, dia melihat potongan-potongan kejadian yang dialaminya di perkuburan tapi tidak begitu jelas.
Nenek menjadi sangat bingung, dia berpikir, "bagaimana kalau dia tahu dan ingat...bagaimana kalau dia memberitau Sagar..."
Gangaa coba mengingat dan menggambarkan sedikit kejadian yang dia ingat pada Sagar. Sagar mendorongnay agar coba mengingat terus. Gangaa bicara tentang pembakaran mayat, temapt sepi dan setan... di mana dia di tawan. Tapi Gangaa tidak tahu mengapa dia melihat semua itu. Sagar menepis kata-kaata Gangaa dnegan mengatakan kalau itu hanya mimpi buruk yang dia alami. Sagar lalau memberitahu Gangaa tentang kedatangan pendeta palsu ke rumah mereka untuk mengambil uang dan dirinya serta Pulkit pergi untuk mengejarnya tapi tidak berhasil. Sagar coba mencari alasan, "mungkin kau mendengar itu semua dalam tidurmu lalu bermimpi tentang itu...." Gangaa coba menerima alasan yang di berikan Sagar meski dengan sangsi.
Nenek memutuskan untuk menemui pendeta palsu dan bergegas peri. Sagar pergi untuk mengambilkan obat untuk Gangaa. Gangaa hendak turun dari tempat tidur, tapi Sagar melaranganya. Gangaa beralasan aklau dirinya harus cepat-cepat pergi ke koleg. Tapi Sagar memaksanya agar duduk kembali dan mengoleskan salep ke luka di keningnya. Dan mengurutnya dengan lembut. Gangaa menatap Sagar dengan penuh perasaan. Begitu pula Sagar. Tangan Sagar terus mengurut lembut wajah gangaa. lama kelamaan urutan itu berubah menjadi belaian. Bukan lagi di kening, tapi di pipi. Gangaa yang lebih dudlu tersadar. Dia tersenyum melihat apa yang di lakukan Sagar, sementara Sagar masih menatapnya dengan nanap. Gangaa menegur sagar lembur, "Sagar...." Sagar menyahut, "hemm..." Ganga bertanya, "apakah pekerjaanmu sudah selesai?" Sagar tersadar, dan tertawa malu. Gangaa ikut menertawainya. Gangaa berkata kalau dirinya akan pergi ke koleg. Sagar berkata dia akan mengantarnya. Gangaa merasa kalau itu tidak perlu. Sagar memaksa...
Nenek pergi kerumah pendeta palsu dan mengetuk pintu rumahnay sambil memanggil. Sementara kedua pendeta palsu itu sedang tidur pulas karena mabuk. Teman pendeta mendengar panggilan nenek dan membangunkan si pendeta. Si pendenta heran mengapa nenek datang lagi kerumahnya. Si teman berkata, "mungkin gadis itu mengatakan semuanya. Pendenta menajwab, "kalau dia tahu, dia tidak akan datang kesini dengan setenang itu..." kedua orang itu bingung apa yang harsu mereka lakukan sekarang. Pendeta lalu menyuruh temannya menemui nenek di luar sementara dia akan bersiap-siap dan berusaha memperbaiki situasi. Teman pendeta menurut.
Dia keluar menemui nenek dan membertahunya kalau pendeta sedang meditasi dan memintanya agar menunggu, "dia akan memanggil anda kalau meditasinya selesai." nenek menurut. Setelah berkata begitu teman pendeta masuk kembali kedalam rumah dan cepat-cepat mengemas dan merapikan rumah sementara pendeta palsu mempersiapkan diri. teman pendenta itu sangat cekatan. Sebentara saja, dia merubah ruangan yang berantakan itu menjadi tempat pemujaan lengkap dengan altar.
Pendenta palsu sedang menyisir jenggotnya ketika temannya memberitahu kalau semuanya sudah siap. Pendeta palsu kalu menuju ke depan altar yang dupanya sudah menyala. Setelah duduk tenang beberapa saat, dia menyuruh temannya menyuruh nenek masuk. Si teman lalu keluar dan memberitahu nenek kalau pendeta sudah selesai meditasi.
Dengan lega, nenek masuk kedalam , memberi salam pada pendeta lalu duduk di depan altarya. Pada si pendeta nenek minta maaf ataa apa yang terjadi semalam, "aku tidak tahu mengapa gadis itu melarikan diri..." nenek meminta pendeta palasu itu memberinya solusi. Pendeta palasu dengans uara lantang berkata kalau Yagya yang di lakukan tidak lengkap dan harus ada penebusan dosa hatus di lakukan untuk kesalahan besar itu. nenek menjadi panik dan takut. Pendeta berkata kalau untuk menebus dosa maka harus di lakukan di malam mahapuja, "dan biayanya berlipat ganda. Dan kehadiran gadis itu adalah yang paling penting. Apakah kau bisa melakukan itu?" nenek mengangguk cepat, "ya." Pendeta senang. Di amenyuruh nenek pulang dan mempersiapkan semuanya.
Setelah nenek perigi, teman pendeta bertanya, "apa yang akan terjadi?" Pendeta palasu mengatakan rencananya, "aku membutuhkan gadis itu dan juga uang nenek..." Lalu kedua pendeta palsu itu mulai menyusun rencana.