Sinopsis Gangaa episode 343 by Meysha lestari. Nenek terlihat binggung. Dia sedang mencari akal untuk lepas dari pertanyaan keluarganya. Semua mata teruju pada nenek. Terutama Gangaa. Madhvi bertanya, "kenapa kami tidak pernah tahu?" Nenek menjawab, "apa juga yang mau di beritahu?" Supriya juga heran, "mengapa aku tidak pernah melihat dia seperi itu?" Nenek tidak menjawab pertanyaan Supriya, begitu juga saat pulkit dan maharaj ji menanyakan hal yang sama. Sagar dan Gangaa saling tatap. Sagar memberitahu mereka semua kalau nenek telah mengobati Gangaa dengan mencampur minumannya dengan obat. Semua orang terlihat tegang. Gangaa sangat terkejut. Tapi nenek sangat cerdik, dengan mudah dia mengalihkan pertahitan keluarganya dengan menyuruh Sagar membersihkan diri. Sagar menurut. Dia pergi keatas dengand i temani pulkit. Gangaa membuntuti mereka dengan lengkah sedikit pincang. Gangaa mendengar Sagar bicara pada Pulkit, "kalau Gangaa punya kebiasaan seperi itu, mengapa kita tahu?" Pulkit juga merasa heran. Gangaa tertegun di pintu memikirkan itu.
DI bawah, madhvi mendekati nenek dan berkata kalau dirinya mencemaskan Gangaa. Nenek tidak begitu menanggapi. Dia menyuruh Madhvi pergi melanjutkan pekerjaannya. Sementara nenek kembali duduk di kursi sambil membaca mantra. Madhvi dan Supriya pun pergi untuk melanjutkan pekerjaanya. Setelah semua orang pergi, nenek menghentikan kepura-puraanya dan tubuhnya menegang kaku...
Di rumahnya, Ratan duduk di ruang tamu dalam gelam. Dia wajahnya terlihat sedih. Dia teringat bagaimana Madhvi memarahinya, mengusirnya dan tidak au menganggapnya sebagai saudara lagi. Prabha menghidupkan lampu dan menegur Ratan, "apa yang kau lakukan? Ada masalah apa?" Ratan menjawab, "aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, Prabha. Hidupku kini sudah hancur. AKu tak bisa menunjukan mukaku di pasar, terkucil dari keluarga dan relatif. Aku di cap sebagai ayah seorang pembunuh..." Prabha coba menghibur Ratan, "apakah kau percaya kalau Yash membunuh Janvi? Bisa saja itu Yash di libatkan oleh Gangaa dan Sagar. Aku telah menemui seorang pengcara yang hebat. yang telah menyakinkan aku kalau dia bsia menyelamatkan yash..."
Ratan tidak tersentuh oleh kata-kata itu. Dia bahkan berhasil membungka, mulut Prabha dnegan memberitahunya kalau Yash telah mengakui perbuatannya. Prabah kaget. Ratan berkata, "kalau Yash mendapatkan hukuman sebelumnya, dia tidak akan melakukan hal ini. Sekarang hanya hukuman yang bisa menyelamatkan dia. Dia harus menyadari apa yang sudah dia lakukan..." Prabha dengan ketakutan bertanya, "bagaiamna kalau dia mendapat hukuman mati?" Ratan dengan sedih menjawab, " dia seharusnya tahu sebelum membunuh Jaanvi. Tahu betapa keji peruatannya. Dan sekarang tak ada apapun atau sesuapun yang bisa menyelamatkan dirinya. Baik itu dirimu, aku ataupun pengacara itu..." Setelah berkata begitu, ratan berdiri dari dudknya, mengusap airmatanya dan pergi meninggalkan Prabha yang berdiri menatap kepergiannya dengan menitikkan airmata.
Gangaa sedang duduk di atas tempat tidur sambil membalurkan kan obat gosok kekakinya. Nenek berdiri di depan meja buffet sedang mencampur obat kedalam gelas. Nenek teringat kata-kata pendenta palsu yang menuntut agar Maha Yagya di lakukan malam ini dan kehadiran Gangaa sangat penting dalam upacara itu. Gangaa memanggil nenek. Nenek kaget. Kata Gangaa, "semalan aku pergi ke perkuburan kan?" Nenek menyangkal. Gangaa bertanya, "lalu bagaimana aku bsia mendapat luka-luka ini?" Nenek dengan jengkel menjawab, "bagaimana aku bisa tahu? AKu sudah kesal memikirkan kebiasaan tidur berjalanmu dan kesulitan untuk menanganinya..."
Nenek lalu menghampiri Gangaa dan menyodorkan gelas minuman yang telah di campurnya obat. Gangaa dengan ragu-ragu menerima gelas itu. Nenek menyuruh Gangaa meminum nya. Meski ragu, Gangaa mengangguk. Nenek melirik jam dinding dengan tegang. Gangaa ikut-ikutan melirik jam itu. Nenek terlihat sangat tegang. Ganga jadi ikut-ikutan tegang. Nenek berpesan pada Gangaa agar segera meminumnya sebelum beranjak pergi meninggalkannya.
Gangaa menatap minuman yang di beri nenek dengan heran dan curiga. Dia teringat peristiwa yang baru saja di alaminya. Tantang kata-kata Sagar dan reaksi keluarga chaturvedi karena tak seorangpun yang tahu kalau dirinya punya kebiasaan tidur berjalan. Gangaa juga ingat bagaimana nenek yang tegang dan berpikir kalau ada sesuatu yang tidak benar.
Gangaa mendengar nenek menyuruh Maharaj menutup pintu utama. Tiba-tiba Gangaa mendapat ide. Gangaa membuang minuman itu ke luar jendela dan pura-pura meminumnya. Saar nenek masuk lagi ke kamar danbertanya, "apakah kau sudah meminumnya?" Gangaa mengangguk. Nenek terlihat lega. Sekali lagi nenek menatap jam dinding dengan cemas. Gangaa melihat itu.
Lalu Gangaa pura-pura ngantuk, "kepalaku sangat berat. Sebiknya aku tidur dulu...." Nenek setuju dengan cepat, "ya..pergilah tidur. Aku juga harus tidur." Gangaa pun pura-pura tidur. Nenek melangkah kedekat buffet untukmengambil kantongnya. Gangaa sesekali melirik kearah nenek kalau dia tdiak melihat. nenek melangkah hilir mudir sambil menatap Gangaa yang sangkanya sudah terlelap. Nenek menyentuh pipi Gangaa, untuk memastikan dia tidur. Saat tidak ada rekasi, nenek lalu duduk di samping Gangaa dan mengelus pipinya dengan lembut sambil berkata dnegan nada penuh sesal, "cukup malam ini saja, Gangaa. Tolong dukung aku. Aku melakuan ini untuk seseorang yang sama-sama kita cintai. Ayo ikut denganku...ayo Gangaa!"
Nenek lalu mengangkat tubuh Gangaa dan membimbingnya keluar kamar. Gangaa diam-diam menurut. Nenek membawa Gangaa keluar rumah lewat pintu utama. Kebetulan seorang pengendara becak melintas, nenek memanggilnya dan meminta dia menolongnya mengangkat tubuh Gangaa menaiki becak. Setelah itu nenek duduk sambil memeluk Gangaa, "ayo berangkat!" Penarik becak menurut. Nenek menyuruh dia mengayuh becaknya dengan cepat. Gangaa membuka matanya dan melirik kearah nenek. Dia berpikir, "kecurigaanku terbukti. Sesuatu memang telah terkadi. mengapa nenek berohong tentang aku tidur berjalan Dam kemana dia akan membawaku..."