Sinopsis Gangaa episode 259 by Meysha Lestari. Sagar tersentak bangun dari tidurnya sambil meneriakan nama Gangaa. Pulkit bergegas menghampirinya dan bertanya, "mengapa kau meneriakan nama Gangaa?" Sagar merasa kalau Gangaa sedang berada dalam masalah. Pulkit menenangkan, "..kau hanya tidak membawanya pulang denganmu!" Sagar memberitahu Pulkit kalau Gangaa tidak mau mendengarkan dirinya. Pulkit yakin Sagar telah melakukan suatu kesalahan. Sagar menyangkal, "aku tidak melakukan apapun! Aku hanya meminta dia mengatakan padaku sekali saja kalau dia tidak melakukan semua itu. Lalu dai pergi tanpa mengatakan apapun."
Pulkit menemukan duduk permasalahannya. Katanya pada Sagar, "itulah sebabnya dia tak mau pulang bersamamu. Kalian berdua sangat dekat sejak kecil tapi kau masih belum dapat memahami dia. Lagipula kau akan pergi ke london beberapa hari lagi. Mengapa pula kau memperdulikan dia?" Setelah berkata begitu Pulkit pergi. Kata-kata Pukit terus terngiang di kepala Sagar.
Pria itu memegangi tangan Gangaa dengan wajah marah, "beraninya kau memukulku! Kau pikir kau ini siapa?" Seorang pejabat kampus datang dan bertanya, "apa yangs edang terjadi di sini?" Pria itu melepas tangan Gangaa. Gangaa menghampiri pejabat itu dan berkata, "tak ada seorangpun yang dapat mengatakannya. Mereka tidak punya keberanian. AKu akan memberitahu anda.." Gangaa lalu berkata dengan jelas dan lantang, "Mahasiswa di sini, yang datang untuk belajar hukum untuk membantu orang mendapatkan keadilan, sedang melihat seorang gadis yang sedang di hina. Seorang pengacara mencari dan memeriksa bukti baru mengatakan seseorang bersalah. Kalian semua memburukkan namau tanpa mencari bukti kebenaran di balik video itu. Seseorang yang tidak dapat menghormati wanita tidak akan bisa mendapatkan keadilan untuk orang lain. Siapa kalian sehingga berhak menyebut seseorang itu baik atau jahat? Aku tidak akan memberi penjelasan tentang video itu atau tentang diriku sendiri. AKu tidak melakukan sesuatu yang salah. Mengapa aku harus duduk diam di rumah? Aku tidak bersalah dan akan melangkah dengan kepala tegak.hanya keran pikiran buruk kalian tentang aku, aku tidak akan diam di rumah dan menangis. Aku merasa buruk karena tak seorang gadis pun di sini yang mau maju membantuku."
Gangaa melihat foto dari video terpasang di dinding. Gangaa menyobeknya, "ini bukan aku! ini pekerjaan dari orang-orang berpendidikan bermental murahan seperti kalian. Tak seorangpun akan bisa menghentikan aku dari melakukan ini. Aku akan datang ke kampus ini tiap hari dan akan bekerja keras demi masa depan yang lebih baik. Kalian semua boleh melakukan apapun yang kalian inginkan. Aku tak takut pada kalian!" Semua orang bersorak untuk Gangaa. Bahkan pejabat kampus berkata kalau dirinya sangat bangga mempunyai mahasiswa seperti Gangaa. Gangaa pergi dari sana dengan kepala tegak. Pria yang telah mengganggu Gangaa memalingkan wajah ketika Gangaa lewat di depannya. yash melihat semua kejadian itu dari kejauhan dengan tatapan kecewa, "ideku jeblok. Dia berjuang seper biasa tapi serangan berikutnya dariku tidak akan membuat segalanya kembali seperti tujuan semuala."
Janvi bingung melihat SMS Yash. Janvi membalas pesan itu, "jangan hanya bicara, lakukan saja! Gangaa tidak boleh selamat kali ini!"
Beberapa orang berdiri di asrama. Mereka menolak membiarkan semua fasilitas yang mereka berikan di gunakan oleh para janda jika Gangaa masih tinggal di sana. Sudha bicara membela Gangaa, "dia tidak bersalah!" Seseorang melempar batu, tapi Gangaa datang tepat waktu untuk menyelamatkan Sudha. Gangaa terluka. Tuan Chaudry mengulang perkataannya bahwa dia akan menutup asrama janda kalau Gangaa masih tinggal di situ. Gangaa setuju untuk pergi. Sudha melarangnya. Gangaa memohon pada Sudha agar membiarkan dirinya pergi, "aku tidak akan membiarkan siapapun membuat masalah denganmu karena diriku. Dunia ini sangat besar. Tidak semua orang di dunia ini punya mental murahan. Aku tahu bagaimana menemukan jalanku sendiri. AKu pasti akan menemukannya!" Sudha menolak melepas Gangaa pergi, tapi seorang pria mengancam bahwa para janda harus menerima konsekuensinya.