Sinopsis Gangaa episode 276 by Meysha Lestari. Gangaa terlihat enggan. Dia memegang tangan Sagar dengan cemas. Sagar menyakinkan Gangaa kalau ayahnya pasti akan menanggani semuanya, "aku juga ada disini, disampingmu!" Gangaa mengangguk. Keduanya masuk kedalam. Mereka menatap kearah nenek yang sedang duduk. Niru melihat mereka, dia memanggil Sagar. Sagar memeluknya. Semua orang juga datang. Sagar meminta ayahnya agar memberi penjelasan pada semua orang bahwa dirinya tidak melakukan sesuatu yang salah, "ayah tidak tahu apa yang terjadi di sini."
Niru menjawab, "aku tahu!" Sagar menggenggam tangan Gangaa earat, "buatlah keputusan jika ayah tahu semuanya. Kataakan pada semua orang kalau Gangaa punya hak untuk hidup. Kami punya hak untuk menikahi orang yang kita cintai. Kami saling mencintai. Cinta bukanlah dosa. Bagaimana kami bisa salah seperti yang di katakan agama dan kitab suci? Gangaa gadis kesayanganmu. Kau sering bilang kalau dia tak mungkin melakukan sesuatu yang salah. Lalu mengapa dia di hina dalam rumah ini? Buat semua orang mengerti ayah!" Niru menyela, "tunggu sebentar!"
Kata-kata Niru itu mengagetkan Sagar dan Gangaa. Perasaan keduanya sudah tidak enak. Niru berkata, "hari ini aku harus membuat kalian mengerti sesuatu." Sagar dan Gangaa tersentak. Sagar bertanya, "apakah Gangaa tidak punya hak untuk hidup?" Niru menjawab, "dia punya hak untuk bermimpi, untuk belajar, untuk hidup. Aku telah membantu dia. Aku telah membawanya dari asrama janda, membesarkannya, tapi apa yang dia lakukan sekarang? Dia menyalahgunakan haknya. Bagaimana dia bisa berpikir kalau dirinya bsia menjadi menanti keluarga Chaturvedi? Kalian berdua salah paham. Kau mengenal gangaa sebagai janda keci. Mengasihaninya dan membawanya kerumah ini adalah berbeda dengan menjadikannya menantu. Aku tidak bisa menerimanya. Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi!" Sagar dan Gangaa terhenyak tak percaya.
Gangaa tersentak mundur sambil menangis mendengar kata-kata Niru. Niru memalingkan wajahnya. Gangaa ingat bagaimana dia bertemu Niru pertama kali dan dia membawanya ke rumah ini. Niru tak mau melihat Gangaa di matanya. Dia berkata, "aku tahu kau terlukan dengan kata-kataku. Kau gadis yang sangat baik. Aku tertarik padamu, mencintaimu.. tapi.." Gangaa menyela, "tapi apa? Selama ini, aku hidup dalam khayalan bahwa kau menyayangiku. Aku tahu hari ini bahwa semua itu bohong. kau tak pernah menyayangiku. Kau telah menyembunyikan hal itu dariku..."
Nenek memperingatkan Gangaa agar menghentikan kata-katanya, "beraninya kau bicara begitu pada Niru? Dia membawamu kesini ketika kau tak punya atap untuk berteduh. Beraninya kau menyebut dia pembohong? Akankah kau mempertanyakan dirinya?" Gangaa menjawab, "tidak ada lagi yang tertinggal untuk ditanyakan. Tuan yang membawaku kesini. Dia berjuang dengan dunia untuk menyelamatkan seorang anak yatim. Apakah dia berjuang untukku atau dia hanya ingin membuktikan dirinya sebagai seseorang yang hebat? Tuan orang yang hebat. Semua orang menghargai tuan karena tindakan kemanusiaan yang tuan lakukan, semua orang membicarakan tuan. yang sebenarnya adalah, tuan tidak menganggap aku sebagai manusia. AKu adalah piala bagimu untuk mendapatkan kehormatan di mata orang-orang. Tuan benar-benar orang yang hebar. Gangaaa yang menjadi beban di bawa kaki anda. Hari ini aku sadar bagaimana aku di injak-injak di bawah kaki anda untuk memenuhi motif anda. Gangaa yang anda besarkan dan coba untuk mendapatkan kehormatan dalam masyarakat, mengapa anda menjadi takut ketika dia bicara tentang haknya? Katakan sesuatu tuan!"
Madhvi menegur Gangaa, "bagaimana kau berani bicara seperti itu pada tuanmu?" Gangaa berkata, "aku mencintaimu seperti ibu. Aku tidak pernah mempertanyakan apapun yang kau katakan. Yang sebenarnya adalah nyonya tidak akan bisa menjadi ibuku. Aku sering merasa buruk, tapi tidak pernah komplen. Nyonya mungkin tidak berpikir kalau aku ini anakmu tapi aku selalu menganggapmu sebagai ibuku. Aku tidak marah padamu. AKu marah pada tuan dan ketidak dewasaanku. Hari itu, ketika tuan menyelamatkan aku dari terjatuh ke sungai, mengusap airmataku dan membawaku kesini, aku merasa tuhan telah mengirim tuan untuk menggantikan ayahku. Aku memang bodoh. AKu tidak menyadari bahwa tuan menjaga kehormatan tuan dengan cara itu. Aku tidak percaya orang yang kuberi tempat sebagai ayahku dalam hidupku akan begitu egois. Tuan melakukan banyak hal untukku. Lakukan satu hal lagi untukku sekarang. Tataplah aku tuan!"