Sinopsis Gangaa episode 286 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 286 by Meysha Lestari. Gangaa menatap Saree putih yang di lemparkan nenek. nenek berkata, "ini sudah takdirmu. Tidak seharusnya kau hidup dalam bayangan apapun. Kau hanya berhak memakai warna ini sepanjang hidupmu. Pakai ini!" Gangaa tidak beranjak dari tempatnya. Dia teringat lagi apa yang dilakukan nenek padanya, bagaimana nenek mengancurkan gelang-gelangnya, mengganti sareenya dan segala aturan janda yang dia paksakan pada Gangaa." Melihat Gangaa yang berdiri kaku, nenek mengalah. Dia mengambil Saree itu kembali, lalu menyuruh Gangaa duduk di kursi, sementara dirinya duduk bersimpuh dilantai di depan Gangaa.

Sambil menatap Gangaa dengan mata berkaca-kaca nenek berkata, "kehidupan seorang janda itu adalah pertapaan yang sulit tapi kau ta mau mendengarkan aku. Dengarkan aku! Aku bukan musuhmu. AKu juga seorang ibu. Aku ingin menolongmu keluar dari penderitaanmu. Kau berjalan di jalan yang salah. Kau ini janda. Saree berwarna, vermilion ini tidak cocok untukmu. Kau tidak akan melalui semua ini kalau suamimu masih hidup. Pakai saree putih ini!" Nenek mengusap airmatanya sambil sesengukan di depan Gangaa.

 
Dengan suara bening dan tegas, Gangaa menyuruh nenek berhenti menangis. Kata Gangaa, "berhentilah menanggis, nenek. Aku tidak menangis, mengapa nenek menangis? Kalau nenek pikir aku mau menerima kehidupan seorang janda setelah apa yang terjadi, maka nenek salah." Gangaa berdiri dari duduknya. Nenek ikut berdiri dengan tatapan binggung. Gangaa berkata lagi, "...kalau nenek tidak bisa menerima saat Sagar mengisi belahan rabutku dengan vermilion, bagaimana bisa berpikir kalau aku akan menerima bahwa aku ini seorang janda dari seseorang yang tidak pernah ku temui  ataupun ju jenal? Aku memdengarkan semua yang nenek katakan untuk membuat nenek senang, tapi sekarang tidak lagi. Aku tidak akan mengikuti tradisimu lagi. Aku menolak untuk mengikuti semua itu. AKu menolak untuk memakai saree putih. Menolak aturan tidak makan setelah matahari terbenam. Tidak apa kalau aku tidak bisa mendapatkan cintaku tapi itu bukan berarti hidupku berakhir. Ini adalah awal baru dalam hidupku. AKu akan hidup dengan cara ini seperti ini sepenuhnya. Aku akan membuat hiduoku berharga.."

Nenek terkejut mendengar kata-kata Gangaa, sampai tidak bsia bicara apa-apa. Gangaa melanjutkan, "Gangaa seperti air yang mengalir yang bisa membuat jalannya sendiri dan memuaskan dahaga semua orang. Ayahku akan bangga padaku." Gangaa memegang kain saree putih itu dan berkata dengan tegas, "mulai hari ini hingga seterusnya, aku bebaskan diriku sendiri dari semua belengu saree putih ini."

Gangaa mengambil kota vermilion dan menyimpannya di mandir. Lalu dia berdoa di depan Kanha agar memberinya kekuatan, "aku harus membebaskan diri dari Sagar dan cintanya selamanya. Aku harus bisa melupakan semuanya." Selesai berdoa, Gangaa menyerahkan kunci kopernya pada nenek, "ini adalah kunci yang sama di mana kau gembok semua kebahagiaanku. Nenek melemparkannya padaku hari itu tapi kupikir aku tidak memerlukan kunci ini lagi. Mulai sekarang, ada banyak hal yang harus aku lakukan. Setelah semuanya selesai, aku akan datang untuk mengambil kunci ini darimu. Simpan dengan aman hingga saat itu tiba." Nenek terhenyak.
 
Sebelum pergi Gangaa berpesan, "nenek harus memulai sesuatu yang baru setiap saat agar bisa hidup dengan bahagia. Aku akan melakukan itu mulai sekarang. Aku harus!"

Janvi dan Sagar menghabiskan sepanjang malam dengan duduk di balkon. Janvi meminta Sagar agar masuk kedalam, "aku sudah mendengarkan apa  yang minta dariku. Setidaknya dengarkan aku sekali ini saja!" Sagar berdiri dari duduknya dan hendak masuk kedalam diikuti Janvi ketika dia berpapasan dnegan Gangaa. Keduanya saling tatap sesaat tapi tidak saling sapa. Gangaa hendak melangkah pergi ketika Sagar meraih pergelangan tanganya. Janvi tersentak kaget melihat itu, tidak menyangkah Sagar akan berbuat seperti itu pada Gangaa di depan matanya. Bersambung ke bagian 2
 
PREV    1   2