Sinopsis Gangaa episode 288 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 288 by Meysha Lestari. Pesta resepsi pernikahan Sagar dan Janvi berakhir tidak menyenangkan. Pesta yang harusnya sakrat itu di nodai oleh preman-preman Kranti Ma yang ingin menangkap Santoshi. Setelah mereka mengira Snatoshi mati, para preman itu kabur. Setelah semua aman, Santoshi kembali ke Lucknow. Gangaa merasa kehilangan.

Janvi duduk termenung di depan meja riasnya. Dia memikirkan Sagar yang entah pergi kemana. Janvi merasa sedih. Dia teringat bagaimana Sagar memperlakukan Gangaa di depan matanya, tanpa memikirkan perasaannya sama sekali. Dia terbayang semua kata-kata Sagar dan perhatiannya pada Gangaa setelah kemarahannya hilang. Dia juga ingat ketika Sagar tak mau meletakkan SIndoor di belahan rambutnya. Atau Saat Sagar meninggalkan pelaminan untuk menyelamatkan Gangaa dari lampu gantung yang jatuh. Janvi menangis sedih.

Sagar datang. Janvi segera menghampirinya dan bertanya, "Sagar, kau darimana saja? Aku menunggumu dari tadi..." Sagar memalingkan muka tak mau menatap Janvi, tapi janvi memaksanya, "bicaralah padaku Sagar! Mengapa kau lakukan ini? Kau menikahiku tapi mengapa kau masih peduli pada Gangaa, bukan aku! Di mana tempatku dalam hidupmu Sagar?" Sagar menatap Janvi dengan tatapan bingung, tak tahu harus menjawab apa. Janvi menuntut, "aku istrimu di depan dunia, tapi di depan matamu..aku ini apa? Jawab aku, Sagar!" Sagar menjawab kalau dirinya tidak tahu. Janvi terus menuntut, "kau harus tahu! Kau menikahi aku. Akau harus mengaggap aku sebagai istrimu. Mengapa kau bersikap seperi ini? Tidak ada yang memaksamu untuk menikahiku. Mengapa kau tidak memberikan hak ku? Apa salahku?" Sagar terpojok. Dia berteriak dengan kesal, "....aku tidak tahu!" Setelah itu dia beranjak meninggalkan Janvi. Janvi memanggilnya dengan putus asa.

Gangaa sedang memikirkan kata-kata Sagar. Supriya datang, Gangaa cepat-cepat mengusap airmatanya. Supriya melihat tempat air minung kosong. Gangaa berkata kalau dia akan mengisinya kembali. Supriya pergi. Gangaa juga pergi mengambil air minu.

Sagar masuk kemanar Gangaa dan menarik keluar semua isi lemarinya. Gangaa dan bertanya dengan heran, "apa yang kau cari?" Sagar menjawab, "aku mencari apa yangtelah hilang...persahabatan kita! Kenangan saat-saat bahagia kita, cintaku padamu. Kemana perinya semua itu?" Gangaa menjawab, "aku tidak tahu. AKu tidak punya apa-apa. Aku sudah membebaskan diriku dari semua kenangan itu, gelang, Sari dan saat-saat yang kuhabiskan bersamamu. Sekarang aku tidak punya apa-apa yang ada namamu di atasnya."

Gangaa hendak beranjak pergi. Sagar meraih tangan Gangaa dan meletakkannya di atas kepala, "bersumpahlah! Katakan kalau semua yang kau katakan itu benar!" Gangaa menarik tanganya dari kepala Sagar dan menyuruhnya pergi, "aku harus belajar. Pergilah, istrimu pasti menunggu!" Gangaa lalu memunguti Saree yang di acak-acak Sagar. Sagar tidak beranjak, dia menatap Gangaa dan berkata, "aku tahu kau tak bisa bersumpah atas namaku. Karena kau berdusta." Gangaa tidak mengubris kata-kata sagar. Dia hendak melangkah pergi. Sagar lagi-lagi menarik Gangaa dan menghimpinya di dinding.

Keduanya saling bertatapan. Lama Sagar menatap Gangaa mencoba mencari kebenaran di balik sinar matanya, "aku tahu kau bohong! Kau masih tidak bisa memisahkan diriku darimu. Aku masih tetap ada dalam hatimu, di setiap tarikan nafasmu. Kau boleh mencoba sebanyak yang kau mau tapi kau tak akan bisa berpisah dari aku. Airmata, sinar matamu, semuanya untukku! Bibir ini hanya untukku. Senyummu, kecantikanmu, semua untukku..." Sagar membelai rambut Gangaa lalu turun ke pipinya. Sagar mengamati reaksi Gangaa atas sentuhannya. Setelah melihat betapa gugupnya Gangaa, Sagar melanjutkan, "dalam nafasmu, detak jantungmu...hanya ada aku. Katakan kalau itu bohong! Beritahu aku bagaimana kau akan memisahkan aku darimu?"

Gangaa tidak mampu menahan diri lagi. Gangaa mendorong tubuh Sagar agar menjauh lalu coba menata perasaannya sendiri. Setelah hatinya tenang, Gangaa mengusir Sagar, "pergilah dari sini. Ini dosa! Kumohon pergilah!" Sagar menyahut, "hanya tuhan yang akan memutuskan segalanya. Aku hanya memgerti satu hal hari ini. Kau pembohong!" Setelah berkata begitu Sagar benanjak pergi meninggalkan Gangaa. Gangaa menatap kepergian Sagar dengan perasaan tak menentu.

Esok harinya di kediaman Prabha. Ratan, Prabha dan Yash berdoa di depan oatung dewa. Prabha berkata kalau dirinya sangat senang melihat Niru dan Madhvi tidak bsia mengendalikan anak-anaknya, "mereka sedang berada di ambang kehancuran." Ratan menyahut, "mereka tidak akan bisa menraih anak-anak mereka kembali karena kebencian yang kita tanamkan di hati mereka. Sekarang mereka akan merasakan kesedihan yang di rasakan oleh orang tua." Yash menambahkan, "apa yang kita lakukan sejauh ini adalah untuk menjawab tamparan Gangaa..."
 
PREV  1  2  NEXT