Sinopsis Gangaa & Santoshi's Mahasangam bag 2 by Meysha Lestari. Sagar dan janvi terjebak dalam kerusuhan itu. Mereka berdua coba menyelamatkan diri tapi terlambat. Kerusuhan semakin menjadi-jadi. Sagar menggandeng janvi. Ketika seseorang coba memukul mereka, Sagar menghajar orang itu dan terpisah dari Janvi. Karena di tabrak oleh orang yang berlarian, hp Sagar terjatuh, dan orang-orang yang berlari lintang pukang menginjak-injaknya. Janvi berteriak memanggil sagar. Sagar juga berteriak memanggil Janvi. Janvi terus berteriak memanggil Sagar sambil menangis. Sagar berusaha menemukan Janvi tapi situasi tidak memungkinkan.
Preman melihat Santoshi hendak lari menyelamatan diri. Mereka segera mengejarnya.
Inspektur melihat Janvi berteriak-teriak panik memanggil Sagar. Polisi menghampirinya dan bertanya, "siapa yang bersamamu? Lihat keadaan in! Apakah kau bersama seseorang?" Janvi bingung sesaat, tapi dia lalu menajwab, "tidak. Aku tidak menunggu siapapun. Tolong bawa aku pergi dari sini!" Polisi itu membawa Janvi ke jee nya dan segera berlalu dari tempat itu. Sementara Sagar terus berusaha menemukan Janvi.
Preman-preman berhasil menemukan Santoshi. Mereka mengeluarkan pisau. Santoshi oba melarikan diri dengan ketakutan. Dia tiba di sebuah kuil dan berteriak minta tolong. Gangaa melihat itu dan teringat bagaimana dia kehilangan ayahnya dalam kerusuhan di Ghaat. Gangaa dengan panik berkata, "tidak! Aku tidak akan membiarkan hal seperi itu terjadi pada orang lain."
Preman itu memojokkan Santoshi. Salah satu dari mereka yang memegang pisau melangkah maju hendak menikam Santoshi ketika sebuah tongkat memukul kepalanya dari belakang. Preman itu langsung jatuh terkapar sambil meringis kesakitan. Gangaa memukuli preman-preman itu dengan tongkatnya. Santoshi menatap Gangaa. Dia lalu mengambil tongkat dan ikut memukuli preman-preman itu. Gangaa dan Santoshi menghajar anak buah Karnti Ma tanpa ampun hingga mereka semua terkapar sambil meringis kesakitan. Gangaa melihat kesempatan dan mengajak Santoshi kabur dari sana. Santoshi meraih barang-barangnya dan berlari mengikuti Gangaa. Preman-preman itu berupaya mengejar mereka tapi tidak ketemu. Preman menelpon Kranti ma. Kranti Ma memarahi mereka dan mengancam, "kalian harus membunuh mereka berdua, kalau tidak kalian tidak akan bisa hidup!"
Gangaa dan Santoshi bersembunyi. Preman-preman itu tidak berhasil menemukan mereka. Gangaa bertanya pada santosi, "apakah kau baik-baik saja? Siapa mereka?" Santoshi menjawab, "aku baik-baik saja. AKu tidak tahu siapa mereka. Aku turun di halte bis dan mereka mengejarku. Untung Santoshi Ma menyelamatkan aku." Gangaa menggeleng, "Santoshi ma tidak menyelamatkan mu." Santoshi mengangguk, "..tapi Santoshi ma telah mengirimmu!" Gangaa menatap kerusuhan itu danberkata, "kita tidak tahu kapan orang-orang akanberubah..." Santoshi menyahut, "jangan khawatir, Santoshi Ma tidak akan membiarkan apapun terjadi pada mu. Percayalah!"
Gangaa berkata, "aku belajar bahwa kita harus percaya pada diri sendiri. Ayahku selalu berkat akalau tuhan akan membantu mereka yang membantu dirinya sendiri." Dia lalu merawat luka-luka Santoshi. Melihat perhatian Gangaa, Santoshi merasa kalau Santoshi Ma telah mengirimnya senagai saudaranya, dia merasa punya ikatan batin dengan Gangaa. Gangaa bertanya siapa nama Santoshi. Santoshi menjawab, "namaku santoshi..." Gangaa memuji, "tidak ada nama lain yang lebih indah dari nama itu. Katakan padaku, di mana kau akan mengubur Kalash ini?" Santoshi memberikan sebuah alamat. Gangaa berkata, "jangan khawatir. Aku tahu di mana asraman janda itu. Aku akan membawamu kesana."
Gangaa memberitahu Santoshi kalau untuk peri ke sana sangat beresiko, "pasti akan ada jam malam. Ayo ikut aku kerumah, nanti kita akan pikirkan bagaimana caranya." Santoshi mengangguk, "baiklah. Bisakan kita bergegas? Keluargaku tidak tahu kalau aku pergi ke Banaras." Gangaa menenangkan, "jangan khawatir, kita kan mencoba yang terbaik."
Santoshi dan Gangaa melihat kondisi di kota paska kerusuhan. DIa menyarankan agar mereka berdua berjalan kaki saja untuk pulang kerumah, "kita harus berhati-hati..." Selanjutnya: Gangaa MahaSangam