Sinopsis Gangaa episode 321 by Meysha Lestari. Sagar tak dapat menahan kesedihannya, "mengapa aku tidak menyadarai semua itu sebelumnya? Aku bisa menyelamatkan Janvi. Dia tidak akan mati.." Sagar menangis tersedu-sedu. Madhvi dan nenek menenangkannya. Gangaa berkata, "apa yang terjadi seharusnya tidak terjadi. Tapi kau tidak harus di salahkan karena ini. Tak seorangpun yang harus di salahkan di sini.." Gangaa lalu berjongkok di depan Sagar sambil menggenggam tanganya. Melihat itu, nenek membuang muka. Gangaa berkata, "tolong jangan salahkan dirimu sendiri. Kau tak melakukan apapun. Dengarkan aku! Tuan Palash ingin bertanya padamu beberapa pertanyaan. Pikir dulu baik-baik baru menjawab. Dia ingin tahu semua rinciannya. Kau melihat Janvi tergantung di kipas angin. Itu artinya seseorang membuatnya terlihat seperti bunuh diri..." Sagar terhenyak mendengar penjelasan Gangaa, begitu pula Madhvi dan nenek. Mereka pasti tidak menyangkah akan kemungkinan itu. Gangaa melanjutkan, "kita harus mencari tahu, siapa kira-kira yang bisa melakukan ini dan mengapa dia melakukannya? Kau mengerti?" Gangaa melirik ke sel tak kauh dari mereka di mana ada beberapa pemuda yang di tahan di sana mendengar penmbicaraan mereka. Tahan itu menatapnya dengan tatapan menggoda sambil senyum-senyum. Gangaa menatap Sagar, Mahdvi dan nenek bergantian. terdiam dalam keterkejutannya.
Gangaa dan Pulkit duduk sambil memeriksa laptop Sagar. Pulkit terkejut saat melihat laporan aktivitas rekening Sagar, "semua uangnya telah di transfer ke rekening lain. Atas nama Raas Bihari..." Gangaa ikut kaget, "kapan itu kejadiannya?" Pulkit memeriksa tangga transaksi, " di hari yang sama janvi di bunuh. Transfer itu berlangsung beberapa jam sebelum kematiannya..."
Gangaa terlihat berpikir keras dan menyimpulkan, "ini pasti ada kaitannya..." Palash mucul dan menyela, "itu jelas sekali, Gangaa!" Pulkit dan Gangaa berdiri menyambutnya. Palash mendekati mereka, "siapapun yang membunuh Janvi, telah mendapatkan transfer uang dari rekening Sagar sebelum membunuh Janvi. Siapapun Raas Bihari ini, mungkin Janvi kehilangan nyawa karena dia saja..." Pulkit mempersilahkan palash duduk. Palash duduk di samping Pulkit. Pulkit melihat Gangaa masih berdiri, dia menyuruhnya duduk.
Pulkit berkata pada Palash, "pertama-tama kita harus mencari tahu siapa Raas Bihari ini." Palash setuju dengan pernyataannya. Untuk itu Pulkit bersedia membantunya apapun yang dia bisa. Gangaa menduga kalau Janvi pasti membeli obat-obatan itu dari orang itu saja. Palash merasa kalau pekerjaan mereka akan menjadi ringan. Di amengeluarkan daftar nama pengedar obat di lingkungan mereka. Palash memberikan daftar itu pada Gangaa, "setiap orang setidaknya pernah di tangkap sekali.." Gangaa membacanya satu persatu daftar nama yang tertera di sana, "ada nama Raaz Bihari di sini. Tapi itu tidak penting, dia pasti penjual obat saja. AKu tidak mengerti, bagaimana Janvi bisa bertemu pengedar narkoba. Dia tidak berasal dari Banaras. DI mana dia bertemu orang seperi itu? Siapa kira-kira?" Pulkit ikut berpikir keras. Palash meminta Gangaa agar berpikirdengan hati-hati, "mungkin dia bertemu orang itu melalui beberapa teman atau mungkin anggota keluarga, sepupu, kerabat atau teman keluarga. Bisa juga seseorangyang dekat dengannya atau janvi memliki ikatan dengannya."
Gangaa memikirkan orang-orang yang di kenalnya satu persatu, "semua orang sangat menyukai Janvi tapi bukan seperti pertemanan. Semua orang labihtua dari dia. bagaimana mereka bisa berteman?" Gangaa memikirkan Prabha, ratan dan Yash. Tiba-tiba Gangaa ingat kalau dirinya pernah memergoki Yash menjual narkoba, "tidak mungkin orang lain selain dia.." Gangaa mengingatkan Palash bagaimana mereka memergoki Yash menjual narkoba, "aku yakin dia juga yang menjual narkoba itu pada Janvi. Kita harus menangkap dia secepatnya." Palash mencegah, "hentikan, Gangaa! Ini hanya asumsimu saja. Kita tidak punya bukti yang menentang Yash. Kita harus mengumpulkan bukti-bukti yang menentangnya lebih dulu. kita harus bertemu dengan yash lebih dulu." Pulkit pun merasa sangsi, "itu tidak mungkin terjadi. Yash kabur dari penjara dan kita tidak bisa menemukannya." Gangaa yakin kalau Yash yang telah menjual barkoba pada Janvi, "aku yakin. Sebaiknya kita bertemu paman ratan.."
Palash dan Gangaa meneui ratan di kantornya. Ratan berbohong pada Palash dan Gangaa, "aku tidak tahu di mana Yash berada. Menngapa kau menanyakannya?" Gangaa hendak menjawab pertanyaan Ratan, tapi Palash memotong ucapannya. Dia juga membeir isyarat pada Gangaa agar tidak mengatakan apa-apa. Sebelum pergi Palash meminta agar memberitahunya kalau ada kabar tentang Yash. Ratan mengangguk setuju. Palash dan Gangaa lalu pamit. Setelah keduanya pergi, Ratan segera menelkpon Prabha dan memberitahunya kalau Palashd an Gangaa datang kekantornya, "mereka menanyakan Yash."
Sagar satu sel dengan tiga orang pemuda yang juga adalah tahanan di kantor polisi itu. Mereka bertiga telah mendengar percakapan Gangaa dan Sagar. Sagar melangkah ke dekat mereka untuk mengambil air minum. Saat Sagar minum, ketiga pemuda itu saling memberi isyarat dan bermain mata. Salah satu pemuda itu mengejek Sagar, "apakah kau membunuh istrimu?" Sagar tidak menghiraukannya. Dia duduk di bangku tak jauh dari mereka. Salah satu dari pemuda itu lalu duduk di samping Sagar dengan tangan di topangkan di pundak Sagar. Mereka masih bertanya dengan nada mengejek. Sagardengan sopan berkata, 'aku sedang tidak ingin mengatakan apapun."
Pemdua-pemdua itu tak mengubris kata-kata Sagar. Mereka terus bertanya, "mengapa kau membunuh istrimu? Apakah dia tidak cantik atau dia menemukan pria yang mebih kaya darimu?" Sagar emosi dan berkata agak lantang, "toloing, jangan bicara seperi itu tentang almarhum istriku." Tapi pemdua-pemuda itu tetap tak menghiraukan permintaan Sagar. Salah satu dari mereka berkat alagi, "mungkin kau memiliki hubungan dengan gadis lain. Apakah dia yang datang untuk mendapatkan jaminan untukmu? Di asangat menakjubkan..." Sagar menjadi marah mendengarnya, tapi coba untuk menahan diri. Merek aberkata lagi, "orang kaya memang hebat. Mereka punya seorang istri dirumah dan nyonya di luar rumah. Sagar mengepalkan tanganya mendengar ejekan itu. tapi tetap coba menahan emosinya.
Prabha memegang pistol yash dan berpikir, "pistol ini tidak boleh disimpan di rumah..." Prabha tidak tahu mau di apakan Pistol itu, dia lalu menelpon Yash untuk bertanya tentang pistokl itu. Yash menyuruh Prabha mengelap pistol itu sampai bersih agar tidak ada sidik jarinya yang tertinggal lalu membuangnya di selokan, "aku tidak punya lisensi untuk senjata itu. Aku telah mencurinya."
Sementara di penjara, para pemuda itu masih terus mengejek Sagar. Sagar tidak mampu menahan emosinya lagi. Dia menampar pemuda berbaju biru yang berdiri didekatnya hingga dia terjatuh ke lantai. Salah satu temannya yang berkaos putih tidak terima dan meneriaki Sagar. Sagar segera mencengkeram leher pemdua itu dan berkata dengan marah, "sudah kubilang jangan bicara omong kosong tapi kau tidak mendengarku." Melihat temannya tercekik, kedua pemuda yang lain membantu. Mereka coba melepaskan temannnya dari cengekraman Sagar. Saling tarik dan dorong pun terjadi.