Sinopsis Gangaa episode 357 by Meysha Lestari

Sinopsis Gangaa episode 357 by Meysha Lestari. Ragini juga melakukan ritual. Dia mengambil segumpal besar adonan kunyit dan mengolekannya pada Gangaa dan Sagar. Ragini mengoleskan begitu banyak kunyit pada Sagar hingga wajah dan bajunya ternoda kunyit. Ragini belum puas. Dia coba mengoleskan lebih banyak lagi. Sagar menolak dan menepis tangan ragini. Tangan Ragini yang ternoda menyentuh bajunya sendiri. Ragini merengek kesal. Madhvi coba menenangkannya. Tapi Ragini masih merengek. Nenek memanggil Rudra. Rudra datang dan membawa peri Ragini yang terlihat mengamuk kecil. Semua orang menatap kearah kehebohan kecil itu dengan tatapan heran.

Nenek membeirtahu semua kalau haldi ritual sudah selesai. Nenek meminta calon mempelai mandi untuk mensucikan diri. Nenek berkata, "ibu mempelai pria akan membantu membilas wajah nya. Penganti wanita akan di bilas wajahnya oleh ibu nya.." Sagar menatap Gangaa. Begitupula Madhvi. Nenek menyadari kalau tak seorangpun keluarga Gangaa yang ada di antara mereka. karena itu nenek meminta Sudha melakukan kehormatan itu sebagai wakil ibu Gangaa. Sudha mengangguk setuju. Semua angota keluarga terlihat gembira. Mahdvi lalu membimbing Sagar dan Sudha membimbing Gangaa. Keduanya pergi ke tempat air.

Ragini melihat percikan api dari terminal yang ada kabel hidupnya. Ragini bertepuk tangan dan membeirtahu rudra, "lampu dansa kak Rudra..lampu dansa..!" Rudra menatap kearah yangdi tunjuk Ragini. Dia melihat terminal dan kabel yang menuju ke arah air. Rudra merasa ada yang tidak beres. Dia mengamati arah kabel itu sekali lagi dan kemana arahnya. Wajahnya tegang saat melihat kabel itu berakhir di bawah bak logam yang berisi air.

Madhvi membawa Sagar ke dekat bak air itu tanpa mengetahui bahaya yang akan terjadi. Madhvi meminta tolong pada Sagar untuk membantunya mengambil air. Sagar menurut. Prabah mengawasi semua itu dari jauh dengan harap-aharp cemas. Sagar hendak mengulurkan tanganya ke dalam bak hendak mengambil gayung ketika Rudra dengan gerak cepat berlari kearah sekering lampu dan mematikannya. Aliran listrik padam seketika. Semua orang kaget. Tapi Prabha terlihat kecewa karena listrik padam di saat yang penting. Sekali lagi rencananya gaagal.

Madhvi berteriak memanggil Maharaj ji agar memeriksa sakering. Niru dan Pulkit datang untuk melihat apa yang terjadi. Prabha terlihats angat kesal dan kecewa. Rudar datangdan menenangkan semua orang, "tidak perlu menyelidiki sakering lampu, karena akuyang telah memadamkannya..." Rudar lalu pergi ke dekat terminal dan menujukan kabel hidup yang tercolok di sana, "lihat ini! Ini adalah kabel hidup yang tersambung dari stop colokan ini dan menempel di bak air. Jika sagar menyentuh air itu, maka dia akan kesetrum.." Semua orang kaget dan terperanjat mendengar penjelasan Rudra.  Mahdvi dengan cemas menghampiri Sagar dan bertanya, "Sagar, kau baik-baik saja?" Sagar mengangguk, "aku baik-baik saja, mami.." Madhvi menegur maharaj Ji karena ceroboh. Sagar bertanya, "bagaiamna ha ini bis terjadi? Rudar menggeleng, "aku juga tidak tahu. Tapi kalau kau menyentuh air ini, maka kau akan kesetrum."  Prabha tegang dan cemas, takut kalau kebenarannya terungkap. Niru mengucapkan terima kasih pada Rudra karena menyelamatkan Sagar meski dirinya merasa heran mengapa ada orang yang mau mencelakakan Sagar. Niru lalu meminta mereka semua agar kembali pada upacara ritual. Rudra mengangguk. Dia menarik kabel hidup itu dari bawah bak air dan meminta Maharaj ji menghidupkan sekering. Listrik kembali menyala. Madhvi mengucapkan terima kasoh pada Rudra, "thank you, Rudr.. terimah kasih banyak..entah apa jadinya kalau kau tidak melihat itu." Nenek juga memberkati Rudra karena telah menyelamatkan cucunya. Ganga terlihat sangat cemas. Sagar menatapnya. Keduanay saling berpandangan. Sagar tersenyum dan mengedipkan sebelah mata pada Gangaa. Gangaa tersenyum meski raut kecemasan masih tergambar jelas di wajahnya.

Malamnya, sambil memutar rudraksa, Prabah bicara di depan anggota keluarga Chaturvedi tetang bahaya yang telah mereka hindari, "aku terus beprikir. Semua ini pasti karena Gangaa yang sangat baik tapi memiliki nasib buruk. Dia telah kehilangan suaminya dan sekarang semua pertanda ini..." Para wanita itu menyahut, "ya, kami juga berpikir begitu, tapi tak mau mengatakan apapun pada nenek karena kewarasannya telah keluar jendela..." Gangaa yang datang sambil membopong guling mendengar kata-kata mereka dan tertegung tegang. Prabha mengetahui kedatangan gangaa tapi pura-pura tidak tahu. Dia berkata, "untung tuhan mengirim bantuan melalui Rudra sehingga Sagar bis aselamat. Hanya tuhan yang tahu kalau taksdir seseorang di permainkan seperti ini.." Mereka terus bergosip di depan Gangaa dengan mengatakan kalau janda tidak boleh menikah lagi. Kemudian Prabha pamit hendak mengambil sesuatu. Saat dia berdiri dan menoleh dia pura-pura terkejut saatmelihat Gangaa, "Gangaa..kau??" Para tamu yang ikut bergosip denganya terhenyak kikuk. Gangaa dengan jengah berkata kalau dirinya datang untuk mengantarkan guling. Prabha mengambil guling dari tangan Sagar. Setelah itu Gangaa peri dari sana. Prabha menatap kepergian gangaa sambil berkata dalam hati, "..aku akan terus mencoba dan tidak tidak menerima kekalahan sampai pekerjaanku berhasil!"

Gangaa termenung sedih campur tegang di balkon, kata-kata Prabha dan tamunya terngiang kembali ditelinganya. Sagar datang dan berdiri di sisinya. Sagar menoleh kearah Gangaa dan kaget melihat wanita yang di cintainya menitikkan airmata. Sagar dengan penuh perhatian bertanya, "Gangaa, ada apa?" Gangaa menggeleng. Sagar menyentuh kedua tanganya dan bertaya lagi, "Gangaa, katakan padaku, ada apa?" Gangaa menjawab, "ku tidak bisa melihat kau kesakitan dan tertimpa masalah.." Sagar menatap Gangaa dengan tatapan penuh selidik, "apakah kau terganggu dengan apa yang baru saja tejadi? Kenapa cemas, ingatkan kau kalau sindoor yang kau pakai akan selalu menjadi tameng untukku? Sekarang takdir kita saling terkait dan kita akan saling melindungi. Karena impian kita akan segera terwujud..."

Gangaa berkata kalau dirinya takut sesuatu tejadi pada Sagar. Tapi Sagar melarang Gangaa bicara lagi, "cukup! Aku tidak ingin mendengarnya lagi. Ayo ikut aku!" Sagar mengajak Gangaa peri ke suatu tempat. Gangaa dengan bingung bertanya, "kemana Sagar?" Sagar tidak menjawab. Dia menarik tangan Gangaa agar mengikutinya. gangaa menurut. Sagar membawa Gangaa ke sisi lain rumah di tempat di mana miniatur rumah-rumahan yang mereka buat saat masih kecil tersimpan. Gangaa menatap mainan itu dengan tatapan haru. Kenangan masa kecil mereka yang berkaitan dengan rumah-rumahan itupun terbayang kembali. Dulu mereka pernah berdebat tentang siapa yang akan memakan makanan di dapur.
 
PREV  1  2