Sinopsis Gangaa episode 414 by meysha lestari. Pendeta menjelaskan peran penting seorang ayah bagi seorang anak. Menurut pendeta setiap anak terlahir kedunia dengan memiliki ayah dan ibu dan tidak mungkin akan terlahir tanpa seorang ayah. Mendengar penjelasan pendeta, Krishna menjadi binggung dan gusar. Dia lalu mendekati Gangaa yang sibuk bicara di telpon. Krishna coba untuk mengkonfirmasi peryataan pendeta pada Gangaa dan meminta penjelasan darinya tapi Gangaa tidak mau melayani Krishna dan memintanya agar tidak menggangunya dan akan bicara dengannya nanti. Krishna tidak mau mengeri, dia merenggek -renggek, dan Gangaa berusaha mengalihkan perhatian Krishna dengan masih bicara di telpon. Gangaa menarik tangan Krishna dan mengajaknya peri dari tempat itu, Sebelum peri, Krishna masih sempat menoleh ke arah patung dewa Krishna.
Di rumah Chaturvedi, Mahdi dan Sagar berjalan di koridoe sambil menyusun rencana untuk mengajak Pulkit dan SUpriya pergi ke Panti asuhan secara terpisah. Mahdvi akan mengajak Supriya dan Sagar akan mengajak Pulkit. Lalu mereka akan bertemu di panti asuhan. Kata Sagar, "dan selanjutnya kita lihat nanti.." Madvi mengangguk setuju, "ya sagar, aku akan mengajak Supriya ke sana..." Sagar berkata kalau dia akan mengajak Pulkit. lalu keduanya berpisah.
Madhvi menemui Supriya yang sedang memasak di dapur. Sapa mahdvi, "Supriya? Apa yang kau lakukan?" Supriya menunjukan masakannya. madhvi mengamati masakan itu dan berkata, "wah... sedap sekali.." Supriya yang masih terlihat sedih hanya tersenyum kecil. lalu Mahdvi menatap Supriya dan berkata, "Supriya aku akan kembali ke London, aku ingin mengajakmu belanja.."
DI kamarnya, Pulkit menaatap Sagar dengan heran, "Shopping? tapi kenapa? apakah kau akan tingal di banaras?" Sagar tergelak, "tidak kak, kau kan tahu barang-barang di London sangat mahal..." Sagar memohon agar Pulkit mau mengantarnya belanja. Pulkit terlihat bingung, "tapi sagar kita akan kemana?" Sagar menjelaskan rencananya. Pukkit setuju. Sagar senang. Dia meminta Pulkit bersiap, karena mereka akan peri sekarang juga. Pulkit terlihat kaget. Sagar tidak mengubrisnya dan bergegas pergi.
Mahdvi juga menjelaskan rencananya pada Supriya. Supriya menurut saja. Mavdi menyuruh SUpriya menyiapkan pemujaan untuk nenek dan segera bersiap karena mereka akan pergi segera. Supriya menganguk. madhvi menyuruh Supriya pergi sementara dia menlanjutkan pekerjaan SUpriya.
Begitu berada di tempat agar sepi, Sagar menelpon Mahdvi memberitahunya kalau Pulkit setuju untuk pergi dengannya. Mahdvi juga menyampaikan hal yang sama, bahwa Supriya juga setuju dan mereka akan bertemu di tempat yang telah di tentukan.
Tak lama kemudian, dengan mengendarai Bentor, Mahdvi dan Supriya tiba di depan panti asuhan. Supriya menatap sekeliling dengan heran dan bertanya, "ma, mengapa kita kesini? Bukankah kita akan pergi belanja?" Mahdvi mengajak Supriya melihat kedalam. Begitu masuk ke pintu gerbang, Supriya melihat begitu banyak anak, dia lalu menyadari apa yang di inginkan Mahdvi. kata Supriya, "aku tahu ma, apa yang sedang terjadi. Tapi apa gunanya? Pulkit tidak akan setuju!" Mahdvi tersenyum, "kita lihat dulu saja, setelah itu biarkan takdir yang menentukannya.." Supriya menurut.
Mahdvi dan Supriya menyalami pengurus panti. Mahdvi mengenalkan dirinya dan memberitahukan niatnya. Pengurus panti terlihat gembira. Pengurus Panti mengajak mahdvi kedalam kantornya sementara Supriya berdiri di luar mengamati anak-anak yang sedang bermain. Saat menatap sekeliling, Supriya melihat seorang anak yang duduk menyendiri di pojok, dia sedang mengambari sebuah layangan. Supriya mendekatinya dan duduk di depan anak itu. Supriya menyapanya dan menawarkan diri untuk membantunya mengambar. Si anak mengangguk sambil menatap Supriya dengan tegang. Begitu selesai, Supriya mengembalikan layangannya pada sianak. Sianak tertawa gembira dan bertepuk tangan. Dia berkata kalaud ia ingin menerbangkan layangan itu. Supriya mengajaknya menerbangkan layangan itu bersama-sama. Si anak menurut. Supriya lalu menerbangkan layangan dan manrik ulur benangnya dengan gembira. Si anak tertawa menatapnya. Saat Mahdvi keluar dari kantor, dia tertegun melihat Supriya dan si anak. Mahdvi tersenyum haru.
Ganga dan Krishna tiba di rumah. Krishna masih mengejar Gangaa dengan rasa ingin tahunya. Tapi Gangaa tidak punya waktu untuknya karena harus pergi memenuhi panggilan kerja. Gangaa pamit pada Krishna kalau dirinya akan pergi kerja dan menyuruhnya makan sendiri di rumah. Krishna terus merenggek-renggek pada Gangaa minta di perhatikan. Gangaa meminta Krishna agar mengerti keadaannya. Gangaa masuk kedalam untuk mengambilkan makanan ketika Kashish datang. Kashish meletakan tasnya di meja lalu mencum pipi Krishna dan memeluknya. Melihat kashish, Gangaa merasa lega. Dia meminta Kashish menemani Krishna makan sementara dia akan pergi ke kantor. Krishna keberatan untuk melepas Gangaa pergi. Tapi Gangaa berhasil membujuknya. Gangaa lalu mencium kening Krishna dan bergegas pergi di ikuti tatapan kecewa Krishna. Kashish lalu mengajak Krishna makan di meja makan, sambil bertanya apa masalahnya, "ayao katakan apa masalahmu?" Dengan ketus Krishna menolak, "tidak, aku hanya akan memberitahu mamaku saja!" Kashish tersenyum. Dia tidak memaksa dan menyuruh Krishna makan. Kashish menyuapinya. Dan Krishna makan dengan lahap.
Pulkit dan Sagar juga tiba di panti asuhan. Awalnya Pulkit tidak tahu kalau itu panti asuhan. Saat dia akan melangkah masuk, dia melihat logo panti asuhan di dindin, dia menjadi kesal dan menegur Sagar karena membohonginya. Pulkit hednak berbalik pergi, tapi Sagar menahannya, "kak, tunggu sebentar..!" Sagar lalu membujuk Pulkit dengan kata-kata yang menyentuh. Awalnya Pulkit tidak mau mendengar, dia hendak berbalik ketika dia melihat Supriya sedang bermain layangan dengan gadis kecil itu dengan gembira. Pulkit tertegun melihat senyum Supriya. Airmukanya menyiratkan keharuan. Sagar merasa mendepat kesempatan dan coba menggugah hati kakaknya. Sagar meminta Pulkit memberi kesempatan sekali lagi pada hubungannya dengan Supriya.
karena terlalu bersemangat, layangan Supriya putus benangnya. SI gadis kecil terlihat kecewa. Supriya membujuknya dan berjanji akan membuatkan layangan satu lagi. Mahdvi dan Pulkit serta Sagar melihat ikatan yang muncul antara Supriya dan anak itu. Pulkit mendekat. Supriya tegang melihat kedatangan Pulkit. Begitu pula mahdvi dan sagar. Pulkit dan Supriya saling bertatapan. Pulkit lalu berjongkok did epan si gadis kecil dan menyerahkan sebuah layangan. SI gadis menerimanya. Pulkit mengelus wajah gadis itu dan bertanya, "siap anamau, nak?" Si gadis kecil menajwab, "Juhi.." Pulkit dengan mata berkaca-kaca mengucapkan terima kasih pada Juhi karena telah membuat Supriya tersenyum kembali, dia ingin Juhi tinggal bersamanya Supriya. Supriya terharu mendengar kata-kata Pulkit. Keduanya saling berpandangan.