Sinopsis Gangaa episode 462 by Meysha Lestari.

Sinopsis Gangaa episode 462 by Meysha Lestari. nenek berkata, "apa yang d katakan gdis itu benar, kau seharusnya tidak menyalahkan dirimu sendiri. Sekarang istirahatlah.." Lalu nenek mengajak Mahdvi pergi. Mahvdi menurut. Nenek pergi dulu, di ikuti tatapan Niru. Lalu Niru menoleh pad Mahvdi. Mahdvi berpesan agar Niru istirahat, "jangan pikirkan yang tidak-tidak.." Lalu Mahvdi pun beranjak pergi.

Mahdvi menyusul nenek dan memanggilnya, "aaama ji.." nenek mneoleh, "ya?" Sambil menangis Niru memeluk nenek. Keduanya saling berpelukan. Mahvdi bertanya, "amma ji, tak boleh terjadi sesuatu pada Niru, dia baik-baik saja kan?" Nene melepas pelukannya dan mengusap airmata Mahdvi, "jangan cemas, tidak akan terjadi apa-apa.." Mahdvi bekata kalau dirimu tidak mungkin hidup tanpa Niru. Nenek menenangkan Mahvdi.

Ganga menunguu dokter dengan cemas. Dokter datang, Gangaa berdiri, Tapi Dokternya duduk kembali. Keduanya lalu duduk berhadapan. Gangaa bertanay, "tolong katakan padaku, pak dokter, ada masalah apa dengan laporan nya? Apakah babu baik-baik saja? tak terjaid apapun padanya kan?" Dokter bekata kalau dirinya ingin bicara dengan Gangaa sebelum mengatakan ini kepada seluruh keluarga. Gangaa menjadi tegang, "tolong katakan padaku, ada apa?". Dokter menyerahkan hasil tes pada Gangaa, "ini hasil tes tuan Niranjan. Dari laporan itu di temukan kalau dia menderita kanker darah.." Gangaa terperanjat kaget.

Gangaa segera melihat hasil laporan dan membacanya dengan airmata bercucuran, "tidak-tidak mungkin dokter, ini tidak mungkin terjadi. Tolong cek lagi dok. Babu tak mungkin mendenrta penyakit ini... tolong dokter!" Dokter menenangkan Gangaa, "relax, tolong tenang, nak Gangaa. Hasil tes tidak mungkin berubah karena ini kebenarannya..." Gangaa terduduk lemas. Dokter menennagkan Gangaa, dia memin ta agar Gangaa tenang, karena dia harus menangani keluarga itu. Dokter berkat akalau dia harus memberitahu saatu hal, "hidup niru tidak akan lama lagi...hanay sekitar 6 bulan.." Gangaa terbelalak kaget. DOkter berkata, "seharusnya aku tidak membeirtahukan ini, tapi kalian tetap bisa mencoba upaya lain dan membuat dia sebahagia mungkin, jangan membuatnya stress, atau tertekan. AKu tahu tuan Niru bertahun-tahun, dia akan terus memikirkan ini, itu sebabnya akan lebih baik kalau dia tidak tahu tentang penyakitnya ini!" Dokter menyerahkan tanggung jawab untuk memberitahu Niru kapanpun dia pikir perlu.

Lalu dokter menjelaskan tentang resep obat dan polaa hidup yang harus di jalani Niru. Dia meminta Gangaa agar bertanya padanya kalau ada keragu-raguan. Dokter menyimpan resep itu dalam amplop laporan dan menyerahkannya pada Gangaa, "ini nak.." Dengan tangan gemetar, Gangaa meberima amplop itu. lalu dengan langkah gontai dia meninggalkan ruangan dokter. Dokter menatap kepergian Gangaa dengan tatapan tegang.

Gangaa melangkah pulang dengan pikiran melayang kemana-mana. Dia teringat saat pertama bertemu Niru. Dna bagaimana Niru membawanya kerumahnya dan bertentangan dengan nenek yang tidka menyukainya. Semua kenangan Niru terbayang kembali satu persatu. Lalu kata-kata Dokterkembali terngiang di telinganya. kalau Niru menderita kanker darah.

Niru terduduk di pimgir jalan sambil menangis. Dia bertanya-tanya mengapa dia bernasib buruk, "setelah khilangan baapak, aku juga akan kehilangan tuan.." Gangaa berkata Niru yang mengajarinya bagaimana harus berjuang dan melawan rintangan. Gangaa teringat kenangannya dengan Niru dan Ragvaj ji. Gangaa berkata, "aku tak punyaa kekuatan untuk menanggung kesakitan ini, tapi jika aku tidak bisa menangglalu bagaimana aku akan memberitahu tuan tentang ini?" Gangaa sadar, kematian tak bisa di kendalikan, "tapi aku belum siap untuk kehilangan dia..." lalu Gangaa menanggis tersedu-sedu.

Tiba-tiba hpnya berdering. Gangaa melihat Mahdvi yang menelponnya. Gangaa bingung, "aku tak bis amemberitahu ini pada nyonya.." Lalu Gangaa menrejek panggilan itu. Mahdvi jadi binggung, "kenapa gadis itu memutus telponku? Ada apa?" lalu Mahdvi coba menelpon kembali. Kali ini gangaa tak bisa mengelak. DIa mmengangkatnya, "halo nyonya..." Mahdvi menanyai Gangaa mengapa dia mematikan telpon, "kau ada di mana? Mengapa kau pergi menemui dokter tanpa menunggu diriku? Bagaimana laporannya?..."  Gangaa coba menahan tangis dan menjawab kalau semua baik-baik saja. mahdvi bertanya, "kalau baik-baiks aja, apakah kau bertanya pada dokter mengapa dia jatuh pingsan?" Gangaa tak tahu harus menjawab apa. Dia memberitahu Mahdvi bahwa tak ada yang di pelrukan, "jaringan di sini sangat jelek, dan hpku lowbat. AKu akan segera pulang dan memberitahumu semuanya..." Mahvi menurut. Gangaa memutus panggilan itu sambil menangis. Dia binggung bagaimana harus memberitahu mereka semua.

PREV    NEXT