Sinopsis Gangaa episode 292 by Meysha Lestari. Sagar memberikan pena keberuntungan pemberian Niru pada Gangaa. Meski Gangaa tak mau menerima, Sagar memaksa dengan memasukan pena itu dalam map buku Gangaa. Dan berkat pena itu, Gangaa terselamatkan. Karena saat ujian, pena Gangaa macet dan akhirnya dia menggunakan pena pemberian Sagar.
Sagar sendiri mendapat sedikit kesusahan. Saat dia hendak menandatangani dokumen, dia mencari- cari Pulpen disaku bajunya dan tidak ketemu. Karena dia telah memberikan pena itu pada Gangaa. Tapi Sagar tidak putus asa. Dia tetap giat bekerja. Niru yang melihat kerja kerasnya anaknya dari jauh, tersenyum bangga.
Semua kegiatan di rumah keluarga Chaturvedi berjalan sesuai iramanya. Sagar bekerja. Gangaa belajar. Sesekali keduanya di pertemukan dan saling pandang. Tidak ada yang kata-kata hanya tatapan mata yang bicara.
Gangaa sedang belajar dan menghapal di balkon. Sagar datang sambil bicara ditelpon. Dia melihat Gangaa yang hilir mudik sambil memegang buku. Sagar mengawasinya. Saat Gangaa menyadari kehadiran Sagar, dia menoleh. Keduanya saling bertatapan. Sagar lalu membalikan badan dan pergi meninggalkan Balkon di ikuti tatapan Gangaa.
Janvi masih berusaha keras untuk bicara pada Sagar dengan susah payah, tapi selalu sia-sia. Sagar tidak mau bicara pada Janvi dan selalu bersikap dingin padanya. Janvi menjadi kecewa, kesal dan selalu memasang wajah murung. Mahdvi yang melihat itu, menjadi prihatin. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Suatu pagi, Gangaa harus segera pergi untuk mengikuti ujian. Sepeda motor Pulkit Mogok, Gangaa menjadi cemas, takut terlambat. Sagar mengawasi Pulkit dan Gangaa dengan wajah tegang. Sepertinya Sagar ingin mengantarkan Gangaa, tapi mengurungkan niatnya. Pulkit akhirnya menyuruh Gangaa pergi ke kampus naik becak. Gangaa terpaksa mengangguk dengan wajah cemas. Gangaa tidak bisa menemukan becak, karena selalu ada penumpangnya. Sagar melihat itu. Dia masuk kedalam untuk mengambil sepeda Gangaa. Tanpa bicara dia meninggalkan sepeda itu di depan Gangaa dan pergi begitu saja sebelum Gangaa sempat mengucapkan terima kasih padanya. Gangaa lalu pergi ke kampus dengan naik sepeda.
Siangnya, Gangaa pulang sambil naik sepeda. Dia melihat Supriya. Gangaa cepat-cepat menghampiri Supriya dan memberitahunya kabar gembira. Kata Gangaa, "kakak ipar (Bhabhi)..Supriya Bhabhi, hari ini nilai ujianku sangat baik." Supriya sangat senang mendengarnya, "kalau begitu harus di rayakan.." Prabha datang dan mendengar kata-kata Supriya tentang perayaan. Dia bertanya, "perayaan apa?" Melihat kedatangan Prabha, Gangaa dan Supriya langsung terdiam.
Prabha pura-pura memasang wajah sedih dan kecewa. Dia coba untuk mencari simpati Gangaa dan Supriya dengan berkata, "...kak Madhvi berpikir aku berada di pihaknya, padahal sebenarnya aku lebih memihak kalian berdua. Sementara kalian menyangka aku memihak mereka. Apakah kau pikir aku ini musuh Gangaa?" Supriya menggeleng, Gangaa menatap Prabha dengan bingung. Prabha terlihat senang. DIa bertanya apa yang sedang mereka bicarakan? Supriya memberitahu Prabha kalau nilai ujian Gangaa sangat bagus. Prabha pura-pura gembira dan berkata kalau itu memang patut di rayakan. Gangaa menolak, karena dia ingin membeirtahu Pulkit dulu. Supriya memaksa. Prabha menyarankan agar mereka pergi ke sebuah restoran untuk merayakannya, "... makanannya lezat dan tempatnya sangat bagus..." Gangaa masih menolak. Tapi Supriya memkasa, "kau bebas hari ini saja, mari kita rayakan!" Gangaa akhirnya setuju. Prabha mengucapkan selamat bersenang-senang pada kedua gadis itu dan bergegas pergi menemui Madhvi.
Madhvi sedang bicara pada Janvi sambil menuruni tangga, "...kenapa kau terlihat murung? Tidak mau bicara dan tidak terlihat gembira? Kalau terus-terusan begini kau bisa jatuh sakit.." Maharaj yang sedang menyiram bungga di bawah tangga menyahut, "benar sekali. Dia selalu terlihat sedih sepanjang waktu. Tak ada yang memanggilnya pengantin baru." Madhvi menegur Maharaj karena bicara seperti itu dan menyuruhnya agar fokus pada pekerjaannya saja. Prabha datang. DIa setuju dengan apa yang di katakan Maharaj, "Maharaj memang betul. Janvi tidak terlihat seperti gadis yang baru menikah. Sagar sangat sibuk dengan pekerjaannya.."