Sinopsis Gangaa episode 419 bag 2

Sinopsis Gangaa episode 419 bag 2 by Meysha Lestari.  Niru menegurnya, "hentikan Sagar! Apa kau belum mengerti juga? Dalam keadaan seperti ini, kalau kau tidak bis amenghiburnya, jangan ganggu dia!" Sagar menjawab kalau dia perlu tahu kebenarannya. Sagar lalu berlutut di depan Gangaa dan bertanya, "Gangaa, tolonglah! Katakan padaku, Krishna anak siapa? Siapa ayahnya? beritahu aku!" Niru dan Mahdvi saling pandang. Gangaa menatap Sagar dan berkata, "kau tidak mengenalnya Sagar, dan pertanyaanmu tak ada pentingnya.." Sagar menyahut, "kau pasti tahu..mengapa kau tak mau memberitahuku? Krishna anak siapa? aku hanya ingin tahu siapa namanya! ..tolong katakan padaku!" Niru dan Mahdvi menatap Sagar dengan iba. Gangaa menjawab, "aku tahu aku mengenalnya, tapi aku sadar aku salah, aku tidak mengenalnya.." Sagar memohon-mohon, "sekali saja Gangaa... tolonglah..katakan padaku, anak siapa dia? Kumohon...!" Niru menegur Sagar, "sudahlah Sagar, kau tidak punya hak bertanya seperi ini pada Gangaa." Sagar menjawab, "aku perlu tahu ayah..." lalu Sagar kembali meminta Gangaa memberitahunya Krishna anak siapa dan siapa ayahnya? Sebelum Gangaa bereaksi, suster datang meminta Gangaa menandatangni beberapa dokumen yang berkenaan dengan operasi. Gangaa menurut dan pergi. Sagar menatapnya dengan tegang.

 
Niru duduk termenung di bangku seorang diri. Mahdvi datang mengulurkan gelas berisi air padanya. Niru menyambut gelas itu lalu menatap Mahdvi sesaat. Keduanya saling bertatapan dengan lembut. Niru lalu meminum air itu dan bertanya, "apakah kau sudah minum?" Mahdvi mengangguk. Niru dan mahdvi menatap lampu ruang operasi yang masih menyala. Lalu Niru berkata, "aku sangat mencintainya... lebih dari segalanya, aku tahu semau akan baik-baik saja.." mahdvi mengangguk, "ya. Semua akan baik-baik saja. banyak orang yang berdoa untuknya... termasuk Sagar.." Niru menatap mahdvi, Madhvi balas menatapnya.

Di rumah Chaturvedi, nenek sedang duduk melamun di kursi kesayangannya. Dia membayangkan Sagar mengulurkan tangan untuk meminta Prasad. Nenek juga ingat kata-kata Sagar bahwa dia telah melepas semua ikatan dan kenangannya tentang rumah ini.. Nenek menarik nafas berat. Maharaj Ji datang untuk memintanya makan sesuatu, "sejak tuan Muda dan Nyonya pergi, nenek belum makan. Nenek mengeluh, bahw asemenja kerepgian kedianya dia merasa sedih dan kesepian. Maharaj setuju dengan pendapat nenek. nenek berkat akalaus emua telah tercerai berai sekarang dan tidak tahu apakah akan ada kebahagiaan lagi.

Tiba-tiba Juhi muncul sambil berlari-lari kecil menghindari kejaran Supriya yang membeawa segelas susu. Juhi berlari menghindar sambil berkata kalau dia tak mau minum susu. SUpriya mengejarnya, "Juhi..tunggu..." Supriya coba menangkap Juhi tapi Juhi terus berlari memutari ruangan berusaha untuk menghindar. nenek dan maharaj ji awalnya kaget melihat itu, tapi lalu seulas senyum tersungging di bibir mereka. Maharaj berkata, "tuhan mengambil sesuatu dan memberi yang lainnya. Coba lihat.. senyumnya akan membawa kebahagiaan kembali kerumah ini.."

Nenek memanggil Juhi, "Juhi, sini..!" Juhi berhenti berlari. Supriya merangkulnya, "ayo..nenek memanggilmu!" Supriya dan Juhi menghampiri nenek. nenek bertanya pada Juhi, "kenapa? Kenapa kau menggangu mama mu?" Juhi menjawab, "aku tidak mau minum susu.." Nenek berkata pada Maharaj ji sambil tersenyum, "Maharaj ji, lala juga seperi itu waktu kecil..benarkan?" maharaj mengangguk, "ya.." Nenek menyarankan agar mencampur gula batu dalam susu. Juhi tersenyum senang, "gula batu? Aku sangat suka itu..." nenek dan maharaj ji tertawa. Supriya tersneyum, "oh begiti, jadi kau ingin di tambahkan gula batu dalam susumu? Baiklah... aku akan ambilkan gula batu untuk susumu.." Juhi sangat senang dan mengejar Supriya yang pergi untuk mengambil gula batu. nenek senang melihat kebahagiaan kembali di wajah Supriya tapi sedih kembali saat teringat Sagar dan madhvi.

Gangaa dan Niru duduk di bangku, sementara Sagar dan mahdvi berdiri di hadapan mereka. Semuanya terlihat tegang dan tidak sabar. Lalu lampu operasi mati. Dokterkeluar. Semua datang menghampiri dokter. Dokter berkata, "operasi sudah selesai, anak mu sduah lepas dari bahaya..sekarang sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Kalian bisa menemuinyadi sana.." Gangaa hendak bergegas ke ruang perawatan ketika dokter bicara dengan Niru tentang masalah keuangan. mendengar itu, Gangaa menghentikan langkahnya dan bergabung kembali bersama mereka.

Dokter memberitahu Niru karena semua nya terjadi secara mendadak dan operasi seperti itu membutuhkan biaya yang besar, apalagi untuk perawatannya.  Niru meminta dokteragar tidak khawatir. Gangaa bertanya, "kira-kira berapa banyak... ?" Sagar menyela, "tungu sebentar!" Sagar mendkat. Dia menatap Gangaa dan Niru lalu berkata, "papa, dopkter..perawatan harus tetap berjalan sesuai yang di perlukan, tak perduli berapa biayanya. Kesehatan Krishna sangat penting, Aku akan membayarsemuanya.." Gangaa menyela dengan tegas, "tidak! Krishna adalah anakku. Aku ibuny adan juga ayahnya. Aku yang akan menanggung semua biaya bukan orang lain. Sagar coba menjelaskan niatnya. Tapi Gangaa tak mau dengar, "Krishna bukan anak yatim..aku bisa mengurus anakku sendiri. Dulu aku juga mengurusnya sendiri. Sejak dulu dan selamanya, hidup Krishna adalah urusanku. Dan tidak akan membiarkan orang lain bersimpati padanya dengan motif apapun!"

lalu Gangaa meminat dokter agar meneruskan semua perawatan yang di perlukan dan dia akan mengurus semua pengeluarannya. Dokter mengangguk dan bergegas peri. Gangaa menatap Sagar dengan tajam sebelum pergi mengikuti dokter. Niru, Mahdvi dan Sagar menatap kepergian Gangaa dengan wajah tegang. Niru berkata, "itulah Ganga, dari dulu sampai sekarang tidak berubah. Harga diri dan egonyalebih penting dari apapun juga. Sagar, bagaiman akau bisa lupa? Gangaa tidak akan mengambil sesuatu dengan cara mengemis atau belas kasihan..dan dia tdiak akan berhenti sampai dia menapatkan apa yang merupakan hak nya. Aku bangga padanya!" Sagarmendengarkan kata-kata Niru dengan wajah tegang. SInopsis gangaa episode 420 by Meysha lestari.

PREV    NEXT