Sinopsis Gangaa episode 467 by Meysha Lestari. Dokter rmemberitahu kalau usia Niru tinggal 6 bulan lagi maksimal. Mahdvi dan yang lain-lain terperanjat sedih. Dokter menyarankan agar Niru di rawat di rumah sakit saja. Tapi Gangaa berkata, "babu tidak suka tinggal di rumah sakit..." Gangaa merasa kalau Niru tahu, di sisa hidupnya, dia pasti ingin menghabiskannya bersama keluarga. Dokter coba untuk menjelaskan sudaut pandangnya, "kami bis amerawat dan memnatau keadaanya. .
Tapi Gangaa menolak saran itu, "babu sangat disiplin, dia sangat suka bangun pagi, dia sangat suka olahraga...dia selalu merasa dirinya sehat. Kalau kita biarkan dia tinggal dirumah sakit, maka dia akan tahu kalau dirinya sakit. Kami tak ingin babu tahu kalau hidupnya tak lama lagi. Jika dia berkumpul bersama keluarga di rumah, maka dia akan bahagia..." Gangaa menyarankan mereka akan mempekerjakan seorang suster untuk merawat Niru. Nenek manggut-manggut setuju. Dokter juga setuju. Lalu muncul perawat yang memberitahu kalau Niru sudah siuman. Dokter mengizinkan mereka menengok Niru kalau mereka ingin.
Gangaa mengampiri Mahdvi, "nyonya, anda boleh pergi menengoknya, tapi tolong jangan beritahu dia, sembunyikan yang sebenarnya drinya, untuk kebaikan babu.." Mahdvi menurut. Dia menghapus airmatanya. Pulkit bertanya, "tapi kalau dia bertanya, apa jawab kita?" Dokter menjawab, "jangan khawatir, aku akan mengatakan sesuatu padanya.." Lalu Mahvdi mengajak mereka semua pergi menengok Niru. Mereka semua keluar meninggalkan ruangan dokter. Yash mendengar pembicraan mereka menyerigai senang, "mereka akan membawanya kerumah Chaturvedi..ini akan mempermudah pekerjaanku. Di rumah sakit ada kemungkinan tertangkap. tapi sekarang aku akan melakukan pekerjaanku di rumah mereka dengan menggunakan tangan seseorang..."
Sampai di depan kamar Niru, Gangaa menahan Madhvi, "nyonya, kau harus kuat, ini sulit, tapi kita harus melakukannya, demi babu.." Lalu Mahvdi mengusap airmatanya, begitu pula nenek dan Pulkit. Setelah siap mereka semua masuk. Mahdvi tak sanggup melihat Niru berbaring. Tapi dia menahan diri. Begitu pula nenek. Niru membuka matanya dan bertanya mengapa dia ada di rumah sakit lagi, "apa yang terjadi padaku?"
Mahvdi pura-pura memarahi Niru, "apa lagi? Ini yang terjadi kalau kau menolak untuk makan tepat waktu, tak mau istirahat, tak mau mendengarka nasehat orang lain.." nenek ikut tertawa meski serasa di paksa. Niru tertawa, "aku hanya bertanya mengapa.. tapi kau mulai mengomel.." Mahdvi menjawab, "bagaimana lagi? kau lebih parah dari anak kecil. Kau mendapat tekanan dari pekerjanu setiap hari, kau harus menjaga dirimu juga.." Niru meraih tangan Madhvi dan menggenggamnya, mahvdi tertuduk di kursi disamping ranjang Niru dengan mata berkaca-kaca.